Sudah beberapa hari ini Haechan tidak pernah melihat Mark. Seolah-olah hilang dari pandangannya setelah mengatakan dia menyukai Haechan malam itu. Dia tidak tahu ya kalau Haechan jadi susah tidur setiap malam karena ucapannya itu? Dan sekarang lelaki itu malah hilang? Haechan benar-benar benci lelaki itu.
Sudah seperti kewajiban Jeno, ia mengantar Haechan pulang hari ini. Jadwal kuliah mereka hampir sama hari ini, oleh karena itu Jeno tidak perlu menunggu lama.
"Terima kasih, Jen." Kata Haechan. Ia sudah hampir membuka pintu mobil Jeno sebelum tangan Jeno menahan Haechan di mobilnya.
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."
Haechan kembali duduk dengan benar di mobil Jeno, "Kenapa?"
"Kau sering murung akhir-akhir ini. Kalau ada masalah bicarakanlah denganku." Saran Jeno seraya menggenggam tangan Haechan seolah mengirimkan rasa perhatiannya.
Haechan tersenyum getir saja saat dirinya merasa seperti lemah saja, "Aku tidak apa-apa, Jen. Lagipula jika aku ada masalah kau adalah orang pertama yang kuberitahu."
"Janji ya?"
"Janji. Mungkin karena tugas saja, kau tahukan tugas anak kedokteran seperti apa." Haechan tersenyum berusaha meyakinkan Jeno dia baik-baik saja.
"Baiklah, ingat, kau sudah berjanji." Ucap Jeno dengan memberikan senyuman semangat ke arah Haechan, "Oh ya, Chan,"
Haechan menoleh ke arah Jeno saat merasa dirinya dipanggil, "Ya?"
"Kau tahu Sohye sunbae masuk fakultas teknik."
Sebuah berita yang sangat mengguncangkan diri Haechan, semua pikiran negatif mau tidak mau mulai memasuki pikirannya saat ini.
"Lalu?"
"Aku seringkali melihatnya bersama Mark sunbae."
Terdengar sebuah bunyi gelas pecah di kepala Haechan. Ia tersenyum miring seolah menyadari sesuatu hal sudah terjadi.
"Benarkah? Jen, aku punya pesan padamu."
"Apa?"
"Tolong bantu aku jika Mark hyung menanyakan sesuatu tentangku jawab saja tidak tahu."
"Hei, kau kenapa?"
"Tidak ada apa-apa, Lee Jeno. Hanya saja bantu aku menjauh dari Mark hyung, kau tahukan mungkin saja dia memulai pendekatan lagi dengan Sohye sunbae. Sudah ya, aku duluan."
Belum sempat Jeno bertanya lebih banyak Haechan sudah keburu turun dari mobilnya. Langkah kaki Haechan terasa berat saat menuju tempat tinggalnya. Setetes air mata mengalir keluar dari matanya. Renjun yang baru saja akan pergi keluar melihat Haechan yang tengah menangis berhenti sebentar.
"Haechan! Lee Haechan!" panggil Renjun dengan sedikit berteriak karena Haechan tidak kunjung menoleh saat dipanggil.
"Hei, kau tak apa?" tanya Renjun saat matanya melihat setetes air mata mengalir dari sudut mata Haechan.
Renjun sadar ada sesuatu pada Haechan, ia pun memeluk Haechan seolah tahu apa yang terjadi pada Haechan. Memberikan pelukan sambil sesekali mengelus puncak kepala Haechan.
"Lebih baik kita ke tempatku saja." Renjun mengajak Haechan masuk ke dalam tempat tinggalnya. Ia masih memeluk Haechan yang menangis sedih tanpa ia tahu alasannya.
Haechan menangis tanpa suara dan itu membuat Renjun lebih ngeri. Berarti ada sesuatu yang Haechan pendam, "Ayo berceritalah padaku. Yah, walaupun aku tahu kita tidak sedekat kau dan Mark tapi kau bisa bercerita padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Potion %Markhyuck ft. Nomin ✔
FanfictionSiapa yang tahu jika 4 mahasiswa teknik + 1 mahasiswa kedokteran ternyata bisa menjadi ramuan yang membuatmu gila? warn; bxb! baku! #39 in short story 18/07/27 #1 in Markhyuck 18/08/04 #62 in haechan 200117