Seperti perjanjian, Mark pergi bersama Haechan dan Jeno pergi bersama Jaemin. Omong-omong Jeno belum tahu kalau Haechan juga datang karena akhir-akhir ini Haechan sedikit sulit dihubungi, kemarin sih ingin ngumpul tapi ternyata Haechan sedang pergi. Entah pergi kemana dengan siapa. Kalau kalian tanya bagaimana Renjun pergi, santai saja dia punya banyak calling-an, nebeng sana sini bisa. Lagian dia pergi sendiri juga bisa, malah dia senang akhirnya dia tidak perlu mengantar jemput Jaemin lagi.
Mark dan Haechan sampai lebih dulu. Haechan mengenakan kemeja berwarna biru pastel yang sedikit kebesaran yang membuatnya memasukkan salah satu bagian bawah bajunya ke dalam jeans yang ia kenakan dan sepatu sneakers berwarna putih. Sedangkan Mark tampak lebih formal dengan memakai kemeja berwarna hitam putih dan sepatu model derby.
Tak lama datanglah Renjun yang ternyata datang sendiri, ia menyapa Mark maupun Haechan. Sedikit kaget sih saat Mark membawa Haechan, tapi ia tiba-tiba teringat kalau Mark yang punya acara. Ya iyalah, Mark ketua ospeknya. Sebenarnya nama Renjun masuk dalam daftar kepanitiaan, hanya saja ia kemarin ada sedikit masalah oleh karena itu telat masuk.
Banyak junior-junior yang sudah datang, mereka datang lebih dulu. Mungkin karena ingin memberikan hadiah kepada para panitia. Dari sekian banyak anak teknik di angkatannya, Haechan tahu beberapa. Saat ia akan melangkahkan kaki menuju ke salah satu teman yang ia kenal, Mark menahan tangannya.
"Tetap di dekatku." Ucap Mark tanpa menatap Haechan.
Lelaki itu sibuk menyapa teman-teman seangkatannya, membuat Haechan sedikit merasa kecil dan seperti anak hilang. Mungkin banyak yang menatapnya seolah bertanya, 'bagaimana bisa anak kedokteran bisa sampai ke sini?' padahal jelas ini acara anak teknik.
Tapi secercah harapan muncul saat matanya menemukan Jeno yang datang bersama Jaemin. Hampir saja ia memeluk Jeno kalau saja ia tidak sadar Mark menatapnya dengan tatapan membunuh. Namun Jeno sadar dan segera mengajak berbicara Haechan dengan santai.
"Bagaimana bisa kau di sini?" tanya Jeno dengan berbisik-bisik. Kalau ia bertanya dengan keras bisa hancur masa depannya di tempat kuliahnya.
Haechan mengendikkan bahunya yang sebelah kanan seolah menunjuk Mark, "Tuh, kau lihat lelaki di sebelahku, dia yang membuatku berakhir di sini."
"Kau 'kan tidak suka acara-acara beginian, Chan. Dia menyogokmu dengan apa?" tanya Jeno lagi masih dalam posisi berbisik.
"Kita pergi saja dari sini. Aku tidak mau mengganggu." Ujar Haechan yang diangguki setuju oleh Jeno.
Haechan mendekatkan kepalanya ke arah Mark, Mark yang peka ikut mendekatkan telinganya ke arah Haechan, "Aku dan Jeno akan pergi mencari makan dulu. Kau di sini saja." Mark menengok ke sebelah kirinya dan tampaklah Jeno yang sedang menunduk memainkan sepatunya dengan bosan. Haechan masih menatap Mark dengan mata sedihnya yang membuat Mark harus mengiyakannya.
"Nanti ke sini lagi, ya?"
"Hu'um!" jawab Haechan dengan gemas. Mark pun akhirnya kembali fokus mengobrol dengan teman-temannya dan Haechan segera menarik lengan Jeno pergi dari sana.
Mereka berdua berdiri agak jauh dari keramaian, agar tidak begitu terganggu. Banyak hal yang ingin Haechan ceritakan pada Jeno sejak kemarin, sayang jadwal mereka tidak ada yang kosong di saat bersamaan. Ada satu, tapi sayangnya Haechan harus pergi saat itu.
"Jadi, dia menyogokmu dengan apa?"
"Traktir makan. Kau tahu sendiri aku paling tidak bisa menolak yang namanya 'traktiran'."
Jeno menarik napas panjang. Benar juga kata Haechan, lelaki itu memang tidak bisa menolak kata traktiran. Yah, walaupun Haechan juga sering menraktir orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Potion %Markhyuck ft. Nomin ✔
FanfictionSiapa yang tahu jika 4 mahasiswa teknik + 1 mahasiswa kedokteran ternyata bisa menjadi ramuan yang membuatmu gila? warn; bxb! baku! #39 in short story 18/07/27 #1 in Markhyuck 18/08/04 #62 in haechan 200117