Bab 4

40 2 0
                                    

Tersimpan dibawah tanah. Seseorang menguburnya entah apa niatnya.
Pada malam harinya, anak itu tetap terjaga. Rasa kantuknya hilang seolah-olah telah tidur panjang seharian, Cassie menatap lemari kecil itu. Banyak tebak-tebakan di kepala nya untuk mengetahui isi kotak itu. Pusing melanda kepalanya seakan-akan serasa pertanyaan itu mengetuk kepalanya ingin keluar.
Dia kalah dengan rasa penasaranya, anak itu bangun dan berjalan menuju lemari kecil itu dan membukanya. Membawa kotaknya itu ke tempat tidurnya dan menaruh di dekat jendela yang diterangi sinar rembulan. Ragu tetapi ingin membukanya.
Perlahan-lahan anak itu membukanya, kemudian menutupnya lagi. Keraguanya mulai memuncak di hatinya, ia terus mengulangi hal itu berkali-kali hingga merasa yakin bisa membuka sepenuhnya.
Seberkas cahaya bewarna merah tampak berkilauan di dalamya.
"Bagaimana bisa? Sebuah permata merah? Apa ini?" perlahan-lahan Cassie mengeluarkan pertanyaan yang sudah mengakar di kepalanya. Dia seharusnya tidak memilikinya, bahkan tidak tahu itu milik siapa. Anak itu masih remaja berusia 16 tahun.
Fajar menyingsing, permata itu masih di dalam genggamanya. Sinar rembulan telah padam digantikan oleh sang surya, dan dia masih terjaga menatap barang baru itu secara bergantian dengan kotaknya. Cassie masih duduk di dekat jendela menatapinya dengan rasa canggung, "ini adalah benda berharga, aku tidak boleh memberikanya kepada siapapun." Batinya.
Permata itu kembali disimpanya di dalam kotak dan menaruhnya di tempat awalnya ia simpan lalu menguncinya. Terdapat tulisan Yunani kuno di kotak tersebut yang tidak mampu Cassie baca, dia hanya melihat dan memikirkan arti dari gambar di kotaknya.
Pagi yang cerah, cuaca hari ini berubah drastis entah kenapa. Bahkan dia menyadarinya, awan yang kelabu menjadi putih. Cuaca cerah kini jarang terjadi di daerah nya sekarang ia mendapatkanya kembali. Sesuatu tiba-tiba terjadi padanya. [ ]

 Dream Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang