First Date

128 15 0
                                    

Chika terperanjat manakala dilihatnya Nata sudah nongol di depan sekolahnya. Ini memang jam pulang. Ah, ngapain Nata datang lagi? Chika heran. Apa segitu obsesinya tuh cowok sampai bela-belain datang setiap hari? Tapi, tunggu dulu! Tak seharusnya Chika GR. Kan bisa jadi Nata datang ke sini buat nemuin cewek lain. Baguslah! Dengan begitu, ia tak perlu repot menjalankan ide gila Sheila.

"Chika!" panggil Nata. Sontak Chika menepuk jidat. Apa masih kurang kecil tubuhnya hingga Nata bisa menyadari keberadaannya?

Dengan langkah gontai, Chika menghampiri Nata. Diakuinya, Nata dengan seragam SMK Kelautan yang nyaris serupa dengan seragam TNI angkatan laut itu tampak sangat gagah dan keren. Namun, Chika berusaha tak terpesona. Bahaya!

"Kenapa lemas gitu?" tanya Nata heran.

"Nah, lu sendiri ngapain di sini?" balas Chika sewot. Nata tertawa cekikikan.

"Keluar deh judesnya," komentar Nata, "Gue ke sini buat jemput lu. Kan semalem kita udah janjian. Lupa, ya?" tagihnya.

"Janjian? Kapan?" tanya Chika bingung. Ia memang tak merasa membuat janji dengan siapapun. Apalagi sama Nata.

"Kan gue SMS elu semalam. Gimana sih?" Nata jadi ikutan bingung. Daripada masalah makin panjang, ia perlihatkan sebuah hape dari dalam tas pada Chika yang berisi SMS semalam.

Chika membacanya dengan perasaan heran.

"Nggak kok! Ini memang nomor gue, tapi ...," tiba-tiba Chika teringat sesuatu. Jangan-jangan waktu ia ke toilet ... ah! Pasti ini kerjaan Kiara dan Sheila. Ia sebal karena merasa dikerjai. Pantas saja mereka berdua bisa tahu kalau kemarin Nata nyamperin juga pas pulang sekolah.

"Itu kerjaan teman gue! Dia yang balas SMS lu!" terang Chika.

Tampak Nata menghela napas kecewa. Padahal pas SMS-nya dapat balasan, ia merasa senang bukan main. Eh, tak tahunya SMS itu yang balas orang lain. Pantas saja Nata merasa janggal lantaran isi SMS itu manis banget kaya cewek lagi jatuh cinta.

"Maaf, Chik. Gue pikir itu dari elu!" ucap Nata penuh sesal. Matanya tampak sedih banget.

Lama-lama Chika merasa kasihan. Bagaimanapun juga, Nata sudah jauh-jauh datang hanya untuk menjemputnya. Lagipula, ini bukan yang pertama kali. Chika jadi berpikir, mungkin memang niat Nata benar-benar baik padanya.

"Nggak apa," ucap Chika dengan nada melunak. "Gue mau bareng elu deh. Memang agak terpaksa, tapi daripada kedatangan lu sia-sia kan?" ujarnya tanpa memandang Nata.

Senyum Nata mengembang lebar. "Serius, Chika? Yes!" seru Nata girang. Akhirnya, ia bisa juga mengantar Chika pulang. Setidaknya, ini bisa jadi langkah yang bagus. Dalam hati, Nata benar-benar yakin kalau Chika memang gadis yang dicari selama ini. Sederhana dan tidak gampangan. Nata suka itu.

"Tapi, Nata," potong Chika, "Hari ini gue ada jadwal ke Gramedia. Ada novel yang mau gue beli!" terangnya. "Gramedia kan jauh, jadi ...,"

"Gue antar!" tukas Nata cepat. "Jangankan ke Gramedia, ke ujung dunia pun gue bakal antar lu!" ucapnya sungguh-sungguh sambil menatap lekat mata Chika.

"Lebay lu!" Chika melengos. Lalu, ia naik ke atas motor sport Nata. Agak susah sih. Ketinggian soalnya.

Motor pun melaju meninggalkan gedung SMA Airlangga. Di atas motor, Chika cuma diam. Ia tak habis pikir, mengapa tiba-tiba mau saja diajak boncengan. Di hadapannya adalah cowok yang telah membuat Sheila menangis. Ya, Chika pernah melihat langsung kekejaman Nata waktu memutuskan Kiara begitu saja meski dari kejauhan. Itu yang membuat Chika merasa tak suka pada Nata, bahkan membencinya.

Candy Floss LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang