Just For Sheila

132 10 1
                                    

Chika gelisah sendiri dalam kamar. Beberapa hari ini ia tak menerima kabar dari Sheila. Apa sahabatnya itu tengah menjauh? Entahlah. Ia menanyakan hal ini pada Kiara, namun gadis yang juga teman sekelas Nata itu tak juga mendapat kabar. Berulangkali ia mencoba menghubungi Sheila, tapi nomornya tak aktif. Sebenarnya ia ingin langsung bertandang ke rumah gadis Barbie itu. Namun, sungkan rasanya.

Bukan sifat Chika yang membuang persahabatan demi cinta. Andai waktu itu Sheila tak meminta Chika melakukan ide gila itu, pastilah ia tak mau menerima cinta Nata meski perasaannya menyatakan suka. Lebih baik ia kembali sendiri, daripada bersama Ice Prince tapi kehilangan sahabatnya. Ya, seburuk apapun Sheila, ia tetap sahabat Chika.

Mencurahkan isi hati pada Kiara sama saja dengan bohong. Meski mengikrarkan diri sebagai sahabat, tapi gadis keriting itu jelas tak menyukai Sheila. Jadi percuma saja mencari solusi darinya. Pikiran Chika tertuju pada Safa. Sahabatnya itu pasti bisa membantu.

Namun, Chika kembali bimbang. Bukankah Safa adalah adik Nata? Tak mungkin cerita masalah ini padanya. Ia masih belum siap jika seandainya Nata tahu antara dirinya dan Sheila saling mengenal bahkan bersahabat. Tahu sendiri kan sebenci apa Nata pada mantan pacarnya itu? Bisa-bisa Chika ikutan dibenci juga.

"Chika," panggil Mama yang langsung saja masuk ke dalam kamar putri semata wayangnya yang tak pernah ditutup. "Kamu kenapa? Dari tadi Mama perhatikan kaya lagi galau gitu?" tanya beliau.

Chika membalikkan tubuhnya. Bagaimana mamanya bisa tahu? Mungkin memang ini yang dinamakan ikatan batin ibu dan anak. Mama datang di saat yang sangat tepat. Saat di mana Chika membutuhkan teman curhat untuk membantu menyelesaikan problemanya.

"Chika mikirin Sheila, Ma," jawab Chika dengan mimik muka sedih.

Mama tersenyum tipis. "Memangnya kenapa sama Sheila, Ka?" tanyanya.

Chika menghirup napas dalam-dalam sebelum bercerita. Namun, ia siap menceritakan masalah ini pada mamanya. Beruntung, Chika memiliki mama yang sangat friendly. Beliau selalu update tentang permasalahan remaja. Namun, memang Chika jarang curhat ke mamanya kalau nggak lagi kepepet. Sungkan soalnya.

Tatapan Chika menerawang. Ia menghela napas.

"Masalahnya, pacar Chika itu mantannya Sheila, Ma. Chika jadian sama dia juga disuruh sama Sheila. Sheila nyuruh Chika buat ngebalas sakit hati Sheila ke cowok itu. Tapi ...," sepasang mata Chika berkaca-kaca. "Tapi sekarang Chika malah jatuh cinta benaran sama cowok itu," ceritanya panjang lebar.

Mama melongo. Dilihatnya Chika meneteskan air mata. Segera dipeluk putri kecilnya itu dan dibelai kepalanya. Mama sangat mengerti perasaan Chika karena beliau juga pernah mengalami masa remaja. Kisah cinta segitiga bersama pacar dan sahabat adalah hal klasik yang pasti terjadi di dunia remaja.

"Kalau gitu, Chika jujur saja sama Sheila. Mungkin Sheila mau mengerti. Lagipula kan mereka sudah nggak pacaran," nasihat Mama.

"Masalahnya, ternyata sampai sekarang Sheila masih suka sama cowok itu. Itu yang bikin Chika sebal. Kenapa dia nggak bilang dari awal? Kenapa dia nyuruh Chika macari cowok itu? Terus, sekarang Sheila malah nggak terima kalau cowok itu pacaran sama Chika. Chika kan jadi bingung! Sebal!" kata Chika panjang lebar. Emosinya keluar. Namun, setelah itu perasaannya lega. Akhirnya penat yang memenuhi dadanya bisa keluar juga.

Mama menghela napas, "Ini masalah waktu, Chika. Kalau timing sudah tepat, kamu harus bicara jujur. Lagipula ini bagian dari salah kamu juga, kenapa kamu mau menerima rencana itu padahal kamu tahu kalau itu nggak baik. Lagipula menurut Mama, Sheila itu memang agak aneh kok. Tapi, kalau dia sahabatmu yang baik, dia gak akan membencimu hanya karena masalah cinta buta," nasihat Mama panjang lebar.

Candy Floss LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang