You

2.1K 143 12
                                    

Disinilah sekarang Taeyong. Memandang dari jauh seorang yang sangat ingin dia temui. Dia tidak Seperti Yuta yang akan langsung mengadili Sepupunya itu. Banyak yang ingin dia tanyakan. Tapi entah kenapa langkah nya terasa berat. Dia tidak ingin kehilangan kendali dan membuat keributan. Apakah ini yang dirasakan Yuta setelah melihat mereka.

"Jika kau tidak ingin menemuinya jangan memaksakan diri. Kau tau aku tidak ingin kau terluka Yongie..." Ucap Doyoung mengenggam tangan kekasihnya yang mengepal erat. Doyoung menyadarinya, Dia dapat melihat betapa Taeyong ingin mencoba menahan emosinya.

"Aku rasa ini belum saat nya. Doyoung ah~ A..aku..." Belum selesai Taeyong berbicara Doyoung menyahut lebih dulu dengan senyum manis.

"Maka jangan menemuinya dulu..." Doyoung tersenyum manis dan menarik Taeyong pelan menjauh dari sana.

"Haechan bilang Minhyung sudah sadar." Lanjut Doyoung. Taeyong menepuk kepalanya melupakan bahwa dia disini bersama adiknya.

"Kajja..."Sekarang Taeyong menarik doyoung menuju ruang rawat Minhyung.

.
.
.

Suasana Ruang Putih itu terasa canggung. Kedua pemuda itu sibuk di dunia nya masing masing. Entah apa yang mereka fikirkan hanya mereka yang tau.

"Mianhae /Mianhae..." Keduanya membuka suara bersamaan. Mereka terdiam menyadari kekonyolan mereka. Yang lebih Tua tersenyum Lembut menampilkan wajah tampannya dan mengacak Rambut pemuda dengan pakaian Rumah sakit itu gemas.

"Kau benar benar nakal Yukhei..." Keluh Jhonny memandang sang dongsaeng dengan senyum yang masih bertahan diwajah tampannya.  Yang di sebut namanya menunduk dalam merasa bersalah.

"Aku...Hanya merindukannya." Lirihan itu lolos begitu saja dari bibir pucat Lucas. Lucas yang menyadari perubahan hyung nya merasa bersalah. Jhonny menghela nafas untuk kesekian kalinya merasa bosan mendengar kata itu keluar dari mulut dongsaengnya.

"Lupakan perkataanku hyung." Lanjutnya memaksakan senyum diwajah yang tak kalah tampan nya dari sang kakak. Tapi senyum itu membuat jhonny semakin merasa bersalah. Apa yang kulakukan selama ini menyakiti mu Yukhei? Karena ke egoisanku Karena Kecemburuan ku kepada nya membuat kita dalam keadaan ini?  Batin Jhonny

"Hyung akan memintanya menemuimu." Kata itu lolos begitu saja dari bibirnya. Membuat sang dongsaeng membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Hyung janjji." Lanjutnya. Lucas memeluk Jhonny senang.

"Thanks hyung..." bisiknya.

.
.
.

Haechan keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya. Dengan ponsel yang berada di telinganya. Entahlah dengan siapa haechan berbincang hingga gerutuan keluar dari bibir manisnya. Bahkan dia tidak sadar seseorang tengah menatapnya dengan senyum tampan.

"Astaga... Kau mengagetkanku hyung~ Baiklah nanti aku telefon lagi." Haechan menyimpan ponselnya disaku jeansnya dan menghampiri Minhyung.

"Kau terbangun hyung? Apa suaraku terlalu keras...hehehe Mian." Tanya Haechan mendekat dan menempelkan punggung tangannya di dahi Minhyung secara spontan. Minhyug hanya tersenyum melihat perhatian Haechan. Haechan yang sedang seperti ini terlihat begitu dewasa.

"Aku akan memanggil dokter." Haechan hendak beranjak sebelum tangan nya di genggam Minhyung.

"Gwaenchana..." Ucap Minhyung lembut.

HURT MarkHyuck {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang