Don't Want

2.3K 144 2
                                    

Happy Reading~

.
.
.

Mark Pov.

Aku tidak ingin kembali, Aku tidak ingin kembali ke Canada dan hidup seperti robot Appa. Aku tidak ingin membuat Jhonny hyung tambah membenci ku. Aku tidak ingin kehilangan Hyungdeul (Baca:Taeyong cs) dan juga Teman baru disini.
Kenapa?... Saat aku mulai merasakan kebahagiaan Mereka muncul seakan mengingatkanku bahwa ini bukan tempatku.

Bukankah ikut eomma akan lebih baik dari pada kembali kesana. Eomma bolehkah aku ikut dengan mu. Aku tidak ingin Appa, Appa sangat menakutkan.

Tanganku membuka laci dan mengambil sebuah botol kecil berwarna putih. Dengan tangan bergetar Membuka nya dan menaruh cukup banyak butiran putih itu ditelapak tangan. Aku memejamkan mataku  erat sedikit merasa takut. Tapi keinginanku menekan rasa takutku.
Eomma Aku bisa menyusulmu dengan ini kan?

Brugh
"Apa yang kau lakukan Hyung...Hiks jebal hiks jangan bodoh..." Seorang menepis tanganku dan memelukku erat sambil menangis. Aku terpaku memandang butiran itu bertebaran dilantai.

"Kau ingin Mati hah...? Lalu kenapa kau membuatku menyukaimu kalau ini yang akan aku dapatkan hiks..." Haechan masih memelukku dengan erat. Tapi mereka terlalu kejam padaku aku ingin pergi dari mereka donghyuck ah.

"Kau Jahat hyung hiks... Saranghae... Nomu Saranghae... Hiks Jangan meninggalkanku jebal hiks..." Aku membalas pelukan nya erat. Air mata mengalir menyadari betapa bodohnya diriku. Aku melukai perasaan orang yang sangat aku cintai dengan bertindak bodoh.

"Mianhae... Uljima..."Ucapku mencoba menenangkan Haechan yqng menangis sesegukan. Aku tidak boleh lari. Aku bisa menghadapinya.

Kami terdiam cukup lama. Aku menyadari suasana sepi diluar. Haechan yang duduk di sampingku menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dengan kepala menunduk dalam.

"Apa sangat sulit untukmu hyung...?"

"Mmm..." Haechan menoleh kearahku mata kami bertemu.

"Berbagilah padaku... Jangan melukai dirimu sendiri. Ajhussi, Ajjhuma dan Taeyong hyung akan sedih jika melihatmu melakukan hal seperti tadi." Haechan memutuskan pandang setelah mengucapkan kata itu. Dan menyadarkan kepalanya dibahuku.

"Neo?"

"Aku bahkan hampir mati jantungan melihat betapa bodohnya seorang lee Minhyung." Ucapnya kesal. Haechan memeluk tanganku erat.

"Mianhae... Aku tidak sadar melakukannya lagi. Mereka...?" Ucapku benar benar menyesal.

"Taeyong hyung marah melihat Orang itu disini terlebih dia menemukanmu pingsan. Dia pergi keluar setelah berbicara dengan ajhussi. Tentu saja bersama Doyoungie hyung. Doyoungie hyung bilang mereka akan kembali setelah Taeyong hyung tenang." Aku  paham dengan sifat keras kepala Taeyongie hyung.

"Orang itu tadi menunggumu sangat lama sampai ajhusi menyuruhnya beristirahat karena wajahnya sangat pucat." Aku reflek menegakkan posisi duduk ku membuat kepala haechan terbentur kepala Ranjang.

"Appoo~" kesal Haechan mengelus kepalanya. Tapi aku sangat khawatir dengan keadaan Lucas hyung. Meski aku belum siap untuk menemuinya.

"Lucas Hyung sakit?" Tanyaku kepada Haechan. Haechan mengeluh dan berdiri dari ranjang. Aku menatapnya bingung.

"Anii... Lihatlah wajah pucatmu, Siapa yang harus mengkhawatirkan siapa disini. hah... Lucas atau siapalah dia, dia hanya kecapean. Istirahatlah hyung aku tidak akan menganggumu. " Haechan mendorongku berbaring dan menyelimutiku. Aku tau dia sedikit kesal tapi aku pun bingung bagaimana menghadapinya.

HURT MarkHyuck {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang