Happy Reading~
Sudah hampir seminggu Mark berada di Sana. Tapi perasaan takut masih saja menghampirinya saat dia sendiri dirumah. Hal yang biasa tapi membuatnya takut adalah saat Appanya menghampirinya dan mengusap kepalanya. Jantung nya terasa berhenti berdetak, entahlah sejak kapan dia merasa usapan yang selalu menenangkannya saat kecil itu berubah menjadi sesuatu yang sangat ia benci.
Seminggu yang lalu. Saat dia bangun dan menyadari dia berada ditempat asing dia menyimpulkan Jihoon (*Orang kepercayaan Appanya) membawanya ketempat Appanya. Dia sangat ketakutan saat itu dan dengan reflek segera mengunci pintu kamar dan menangis seperti anak kecil.
Sampai ketukan pintu dan suara nenek nya membuatnya berhenti menangis dan membuka pintu menghambur kepelukan yeoja angun berusia lanjut itu.
Neneknya dengan pelan menuntunnya menuju Ranjang dan berkata bahwa benar ini adalah rumah Appanya. Tentu saja Mark segera meminta Neneknya membawanya pulang kerumah Donghae. Neneknya tentu saja setuju. sampai Donghae masuk ke kamar itu dan membuatnya menahan diri disini.
"Kau harus menghadapi mereka Minhyungie. Kau tidak bisa selamanya menghindar dari Appa dan hyung mu. Jangan khawatir Hyungmu akan berada disisimu. Appamu tidak akan menyakitimu. Jika dia berlaku kasar dan menekanmu Appa akan membuatnya babak belur dengan tangan Appa sendiri." Mark membenarkan apa yang dikatakan Donghae. Lari tidak akan menyelesaikan masalah. Dan lagi Mark tidak dapat memungkiri di lubuk hatinya paling dalam mereka adalah orang terpenting dihidupnya. Meski selama beberapa tahun belakang ini dia berusaha mengubur kenyataan itu.
Mark menghela nafas pelan merasa bosan. Appa nya melarangnya pergi ke kampus karena itu hanya membuang waktu dan menyuruhnya berada dirumah tentu saja dengan beberapa berkas perusahaan. Mark Hanya mengalah karena dia tidak ingin membuat masalah. Setidaknya Appanya tidak menyita ponsel dan juga tidak melarangnya keluar rumah.
"Apa yang harus aku lakukan dirumah. Aku rindu Dongyuckie, Taeyongie hyung, Yuta hyung, Eomma..." Mark merebahkan tubuh nya ke sofa hitam di ruang tengah. Rumah nya sangat sepi suasana yang tidak jauh berbeda dari Rumah nya di Canada.
Memejamkan matanya berusaha mengistirahatkan otaknya dari berkas berkas perusahaan di meja. Kepalanya terasa sedikit Pening. Meski sudah terbiasa dengan berkas berkas itu ia tidak pernah menyukai nya. Dia tidak pernah berkeinginan menjadi pembisnis seperti Appanya. Dia mempelajari sesuatu dengan cepat. Hal yang sangat dia sayangkan. Seharusnya dia tidak memperlihatkan nya kepada Appanya. Sehingga Appanya tidak memandangnya berbeda dari kedua Hyung nya.
"Mark..." Seorang menepuk pundaknya membuatnya membuka matanya kaget dan menegakkan tubuhnya dengan cepat membuat kepalanya yang sedikit pening berdenyut nyeri.
Dia Reflek mengaduh dan memijat kepalanya.
"Kau Sakit...?" Orang itu Adalah Lucas. Ia merasa bersalah membuat Mark kaget. Ia mendudukkan dirinya disamping Mark dan mengecek keadaan Mark."Aniya... Hyung sudah pulang...?" Mark menarik pelan telapak tangan Kembarannya yang berada dikeningnya. Lucas terlihat kesal melihat mark mengalihkan pembicaraan tapi dia tidak mau memaksa magnae nya itu bercerita.
"Ne~... Aku pulang cepat karena Dosen izin pulang cepat hehehee... Ah Taeyong hyung tadi juga menemuiku dan bertanya keadaanmu. Aku ingin menbawanya kesini tapi kau tau sendiri Appa dan juga samchon melarang kita memberitahu mereka." ucap Lucas menyesal. Dia tau adiknya pasti bosan dan ingin pergi ke kampus menemui teman nya. Tapi dia bisa apa jika Appanya memberi larangan tegas pada mereka.
"Aku akan menelefonnya nanti. Salahku juga tidak pernah mengangkat telefon dari Taeyongie hyung. Pasti dia sangat khawatir."
"Bagaimana itu jadi kesalahanmu. Appa baru mengembalikan ponselmu 2 hari yang lalu. Kau tidak ingin menemui mereka.?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT MarkHyuck {Complete}
Randomff pertama hyunjiexx NCTzen Elf Love Nct Love Sj Maafkan kalo banyak kesalahan kata... Murni dari inspirasi (?) ku sendiri.... Markhyuck story