t i g a b e l a s

4.1K 252 3
                                    

Dear Allah
Kenapa Kau biarkan semua ini terjadi?
Apa Kau ingin melihat seberapa besar ketulusan cintaku padamu?
Maaf jika aku telah menyalahkan semua ini padaMu
Aku hanya kecewa, bukan padaMu
Tapi pada diriku sendiri

[Atikah]

°°°°

"Mbak, ayo bangun. Anak kamu udah lahir. Masya allah, ganteng banget," isak Asma' mengenggam erat tangan Atikah yang mulai terasa dingin. "Ya allah, buka mata kamu, Mbak," kali ini Atikah mengusap pipi Atikah. "Dia butuh kamu,"

"Mbak, mohon maaf. Ibu Atikah sudah berpulang," ucap bidan yang membantu proses persalinan Atikah.

"Astaghfirullah hal adzim," Asma' tak bisa berucap lagi. Sang Illahi lebih mencintai Atikah, meminta untuknya berada di sini Illahi.

"Ini bayinya," Asma' menerima bayi mungil itu, penuh fitrah dan kepolosan.

"Masya Allah, maafin saya, nak. Maaf tidak bisa menjaga ibumu dengan baik," isak Asma'. "Gara-gara saya, kamu jadi sendirian. Maafin aku, nak." Asma' semakin terisak. Dipeluknya bayi mungil itu dalam ceruk lehernya.

"Asma'," ummi memeluk erat putrinya, seperti ibu lainnya, dia merasa ingin melindungi anaknya, apapun yang terjadi. "Ummi sudah ada di sini, nak. Tenang saja."

"Ummi, karena Asma' anak ini kehilangan ibunya," Asma' menatap bayi mungil yang ada dalam gendongannya. "Asma', ummi,"

Menggeleng pelan, sembari mengusap air mata Asma', "tidak, nak. Jangan berkata begitu. Ini sudah takdir dia, Allah lebih cinta dengannya,"

Asma' kembali mendekat pada ummi, membiarkan wanita setengah abad itu mendekapnya erat, "jangan salahkan dirimu,"

"Asma'," abah berdiri di samping ummi, mengusap lembut kepala Asma'. "Allah sudah berkehendak atas hidup mati Atikah, jangan salahkan dirimu. Sudah takdirnya, Atikah sudah berjuang. Dia pergi dengan syahid, nak,"

Asma' menatap bayi mungil milik Atikah, anak dari Atikah. "Abah, doakan anak ini."

Tangan abah beralih ke kepala bayi laki-laki mungil itu, "kemarikan." abah mengambil alih menggendong bayi itu, mengazaninya dan memberikan doa-doa baik untuk kelahiran bayi laki-laki itu. "Abah beri nama Ibrahim,"

Asma' mengecup lembut kening Ibrahim, "Assalamualaikum, Ibra,"

"Semoga kamu bisa menjadi kuat dan taqwa seperti nabi Ibrahim, sayang," doa ummi yang mencium tangan Ibrahim.

°°°°

Asma' mendekap Ibra dengan hangat, menimang bayi mungil yang baru lahir beberapa jam yang lalu itu. Sesekali dia menyenandungkan sholawat nabi untuk bayi laki-laki itu.

"Asma'," Erwin mengambil duduk di samping Asma', menatap Ibrahim yang ada dalam pangkuan Asma'. "Kita makamkan Atikah hari ini,"

"Kenapa? Keluarganya?"

Erwin menggeleng pelan, "tidak akan ada yang datang, Asma'. Tidak baik kita mengundur waktu,"

"Ya Allah, Ibra. Doakan ummi kamu, nak," isak Asma' menatap Ibrahim yang menutup kelopak matanya. "Hanya kamu yang dia milik, sayang." Erwin menarik tubuh Asma' mendekat padanya, mendekap Asma' erat-erat, membiarkan istrinya menangis dalam dadanya.

Tasbih Cinta [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang