e m p a t b e l a s

4.2K 251 4
                                    

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil, kelak di sisi Allah (mereka berada) di atas mimbar dari cahaya di sebelah kanan Allah Azza wa Jalla. . . .
yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum, keluarga, dan apa saja yang mereka pimpin.”

[Diriwayatkan oleh Imam Muslim]

°°°°

"Maaf, Asma'," Asma' hanya diam, sibuk membenarkan bedong Ibra yang sempat lepas. "Asma',"

"Kenapa kamu lakuin itu?"

"Karena aku tahu, sudah banyak hal kami menyakitimu, Asma',  dan sebagai suami yang memimpin keluarga, aku tahu niatan kamu baik," jawab Erwin yang dibalas anggukan kecil dari Asma' sebelum mengangkat Ibra ke dalam pangkuannya dan meminumkan susu formula. "Aku tidak ingin menyakiti kalian berdua tapi aku harus membuat keputusan yang terbaik untuk keluarga ini,"

"Terimakasih," 

"Jangan berterimakasih, Asma'. Aku minta maaf untuk perilaku Sarah kepadamu tadi," Asma' hanya mengangguk dan menyandarkan tubuh Ibra dalam pundaknya sebelum menepuk pelan punggung bayi itu untuk bisa bersendawa.

"Boleh aku menggendongnya?" Asma' mengangguk dan memberikan Erwin ke dalam pangkuan pria itu. Menatap pria itu yang terlihat bahagia.

"Aku suka melatunkan sholawat untuk dia,"

"Aku tidak bisa sholawat," Asma' mengangguk mengerti, bergeser ke samping Erwin dan mulai melatunkan sholawat nabi, sesekali mengusap kening bayi mungil itu.

"Asma', untuk sementara kamu berada di rumah orangtuamu, biar aku coba tenangkan Sarah." ujarnya, "aku tidak ingin kalian terluka dan aku akan mengurus surat adopsi untuk Ibra."

"Terimakasih," ucap Asma' yang mengecup kening Ibra cukup lama. "Anak ummi,"

"Dan abhi," timpal Erwin yang kemudian terkekeh sendiri. "Begini ya rasanya punya bayi?" Asma' hanya mengangguk dengan senyuman tipisnya. "Bisa kamu foto aku dan Ibra?"

Asma' mengambil ponsel Erwin yang tergelak di ataa nakas dan mengambil foto mereka beberapa kali.

"Suka?" Erwin mengangguk puas denga hasil jepretan Asma', "ini bagus,"

"Kamu jadiin wallpaper di hapeku," Asma' mengangguk kecil. "Ibra kayaknya nyaman kalo tidur di gendonganku,"

"Udah cocok kok jadi ayah," ucap Asma' yang meletakkan kembali ponsel milik Erwin dan dia melihat Erwin yang tertawa lirih karena celetukannya.

"Terimakasih,"

°°°°

Asma' mencium punggung tangan Erwin setelah mereka menunaikan sholat tahajjud bersama. Erwin sudah duduk menghadap pada Asma' yang masih menunduk diam dengan balutan mukena putihnya.

"Jangan terlalu mendiamkan Mbak Sarah," ucapnya yang mengambil tasbihnya.

"Tidak. Aku hanya ingin memberinya waktu untuk merenungkan semua kesalahannya," jawab Erwin yang meraih tangan Asma', matanya menatap lurus pada Asma' yang senantiasa menundukkan pandangannya. "Terimakasih kamu sudah peduli dengan Sarah,"

Tasbih Cinta [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang