Hari ini adalah hari terakhir acara camping, seluruh siswa sedang membereskan barang- barang bawaan mereka masing- masing.
Adara kini sibuk melamun, entah mengapa ucapan Fairel semalam begitu menusuknya, ia berusaha untuk tidak memikirkannya namun tetap saja ucapan itu akan kembali mengganggu pikirannya."Kenapa sih?"tanya Dimas yang kini duduk disamping Adara.
Adara menengok ke arah suara dan mendapati Dimas yang kini sedang memperhatikannya.
"Gapapa Dim, gue cuma kecapean aja."ucapnya bohong.
"Bohong aja ya, kalo cape kenapa gak istirahat?"tanya Dimas memicingkan matanya, berusaha melihat kebohongan yang Adara tutupi darinya.
"Nanti aja pas sampai rumah."ucap Adara malas.
"Ngomong- ngomong lo udah rapihin barang?"tanya Dimas berusaha membuat Adara melupakan masalah yang mengganggu pikirannya.
"Ohh iya, gue lupa,"ucap Adara lalu bergegas masuk ke tenda.
Dimas tersenyum simpul memperhatikan tingkah panik Adara, entah mengapa gadis itu selalu berhasil mencuri perhatiannya.
*****
Fairel kini tengah duduk dibawah pohon yang lumayan sejuk, ia memperhatikan burung- burung yang terbang bebas di langit. Lantas tatapannya teralihkan oleh sosok cewek yang kini tengah duduk manis disampingnya.
"Fai.."ucapan gadis itu tergantung karena tatapan dingin cowok disampingnya ini."Jangan ganggu gue,"ucapnya tanpa menoleh ke arah Adara.
Adara bedecak kesal, belum juga berkata namun sudah di peringatkan oleh Fairel.
"Lo kenapa sih, jutek terus sama gue? Perasaan gue gak pernah buat salah sama lo"celoteh Adara yang kini nampak kesal.
"Perlu gue bawain kaca?"tanya Fairel sok.
"Gak perlu gue udah cantik,"jawab Adara dengan alis di naik turunkan.
"Dih pede gile!"ketus Fairel.
"Lo kenapa sih Rel, salah gue apa coba?"tanya Adara yang mulai kesal.
"Dari awal lo udah salah!"ketus Fairel, lagi.
Adara hanya berdecak kesal, selalu saja Fairel mematahkan perasaannya. Untung Adara bukan tipe pendendam, jika iya mungkin Fairel kini telah tewas karenanya.
"Lo gak bisa ya sehari aja bikin gue senang?"tanya Adara berusaha melupakan kekesalannya.
"Sayangnya gue gak bisa."
Entah terbuat dari apa mulut cowok ini, selalu saja berkata ketus kepada siapa saja."Gue bakal ubah jadi bisa!"ucap Adara percaya diri.
"Kepedean lo," ucap Fairel yang kini beranjak pergi dari tempatnya.
"Liat aja nanti."ucap Adara tersenyum jahil ke arahnya.
Tak lama Fairel berjalan ia merasakan sesuatu mengenai belakang kepalanya.
"Aww.."Fairel mengusap kepala belakangnya, melirik sekelilingnya dan melihat Adara yang kini sedang menjulurkan lidah kearahnya.
"Wleee..wlee...wleee"ledek Adara menahan tawa melihat wajah kesal Fairel.
"Dasar cewek sinting!"ucap Fairel menatap tajam ke arah Adara.
"Apa..apa lo pikir gue takut sama tatapan lo itu?"ledek Adara yang masih menahan tawanya.
"Lo pikir lucu dengan sikap lo yang kekanak kanakan gini?"
"Gue senang aja bikin lo kesal,"
"Dan lo pikir gue terima gitu aja?"tanya Fairel yang kini nampak serius, tatapan matanya begitu tajam, hampir saja Adara menciut jika tidak mengalihkan pandangannya.
"Gue gak akan diam aja, liat nanti apa yang akan gue lakuin ke lo!"ketus Fairel lalu meninggalkan Adara yang kini terdiam.
Adara termenung mengingat kejadian tadi, apa segitu kekanakan sikap yang ia lakukan, mengapa cowok itu begitu membencinya.
"Apa gue tadi kelewatan?"tanya dirinya lirih.*****
Kini semua siswa telah siap untuk kembali ke dalam bus, Adara dengan Luna, dan Dimas dengan Fairel.Di perjalanan, Adara hanya berusaha tertidur, menebus malam-malam yang membuatnya tak tidur pulas.
Luna hanya tersenyum memperhatikan wajah Adara yang nampak kelelahan."Dar, cape banget ya?"tanya Luna.
Adara hanya mengangguk, lalu kembali memejamkan matanya.
Tak lama Dimas datang menghampiri bangku yang di tumpangi Adara dan Luna."Adara tidur ya Lun?"tanya Dimas seakan memastikan.
"Iya, jangan di ganggu."ucap Luna lalu mendorong tubuh Dimas kembali ke bangkunya.
*****
Kurang lebih 5 jam perjalanan, akhirnya bus sampai di sekolah.
Adara membuka matanya perlahan, berusaha mengembalikan kondisinya."Dar, pulang bareng yuk?"tanya Dimas sambil membantu Adara duduk.
"Hah, iy..iyadeh."jawab Adara yang kini sudah sadar sepenuhnya.
"Yaudah yuk, sini tasnya sekalian gue bawain,"
"Gak usah, gue bisa sendiri kok,"
Balas Adara dengan senyum simpul, lalu bergegas turun keluar bus.Saat Adara ingin masuk ke dalam mobil Dimas, tangan kirinya di cekal membuat ia meringis kesakitan.
"Aww..sakit!"ucap Adara berusaha melepas cekalan itu. Ia menatap ke arah orang itu dan mendapati Fairel yang kini masih mencekal tangannya.
"Lepasin gak, sakit!"berontak Adara.
"Woy Rel, gak usah kasar-kasar sama cewek,"timpal Dimas berusaha melepas cekalannya.
"Pulang bareng gue, gak ada penolakan!"ucap Fairel lalu melepas cekalannya.
"Gak mau!"lanjut Adara yang mulai kesal.
Ia mengusap tangannya yang terlihat merah akibat ulah cowok ini."Tinggal gue bilang ke nyokap lo, kalo lo ngebantah,"ucap Fairel dengan senyum meremehkan.
Adara berdecak kesal, jika sudah menyangkut orangtua ia tidak bisa berbuat apa- apa.
"Dim, gue balik duluan ya?"
Dimas hanya tersenyum berusaha menutupi raut kekecewaannya, lalu mengusap pucuk kepala Adara pelan"Yaudah, hati-hati ya?"
Adara memgangguk lalu tersenyum kearahnya.
Fairel malas melihat adegan drama di depannya ini lalu menarik Adara masuk ke dalam mobilnya.*****
Di dalam mobil Adara tak henti- hentinya bergumam, lalu menatap kesal ke arah Fairel. Sedangkan yang ditatap hanya fokus mengemudi."Kenapa sih lo kasar banget sama gue?"tanya Adara kembali menatap Fairel.
"Karena cewek kaya lo gak pantes di lembutin,"ucap Fairel ceplas-ceplos.
"Mulut lo cocok banget di pakein lem tikus!"ketus Adara.
"Cocokan lo, mulut lo aja udah kaya burung beo!"Fairel tak kalah ketus.
"Lah lo tuh kaya bon cabe, mulut pedes banget. Jadi penasaran gue dulu mama lo ngidam apaan sampe lahir anak kaya lo?"
Sedari tadi mereka tak berhenti berdebat, tidak ada yang mau kalah.
"Penasaran juga gue, ngidam apaan mama lo sampe lahir orang kaya burung beo begini?"Fairel membalikan ucapan Adara, membuat cewek ini kesal setengah mati.
"Tau ah, cape gue ngomong sama lo."ucap Adara lalu memanyunkan mulutnya.
Fairel hanya tersenyum sekilas, entah mengapa cewek ini begitu lucu.Lantas Fairel segera menghapus ingatannya.
Kenapa sih gue! decaknya kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/149749062-288-k402067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairel
Teen FictionHallo kawan semuaa Mampir yuk siapa tau suka sama ceritanya. Ayo langsung baca ajaa🤗🤗