7

114 14 6
                                    

Setibanya mereka di depan rumah Adara, Fairel berniat langsung kembali ke rumahnya, ia tak ingin berlama-lama dengan gadis gila ini, menurutnya.

"Rel, gak mau mampir?"tanya Adara santai.

"Gak, makasih."balasnya dingin.

"Sayang loh, mama gue lagi buat donat yang enak,"rayu Adara berusaha membuat Fairel mengalah.

"Lain kali aja." balasnya tetap dingin.

Tak lama suara pintu gerbang terbuka, memperlihatkan wajah ibunda Adara.

"Eh nak Fairel, masuk dulu nak kan baru sampai sekalian cicipin donat buatan tante,"ucap Velika sopan.

"Gak usah ma, tadi dia bilang gak mau makan donatnya soalnya gak enak!"ucap Adara berbohong.

Mata Fairel membulat kaget ke arah Adara, mengapa gadis itu membuatnya malu di depan orangtua.
Fairel melirik tajam ke arah Adara dan hanya dibalas ejekan olehnya.

"Yah Fairel, tante kira kamu suka,"ucap Velika dengan wajah di sedih-sedihkan.

Merasa tidak enak hati akhirnya Fairel mengiyakan permintaan dua wanita ini.

"Baik tante, aku mau cicipi." ucapnya ramah.

Lalu mereka masuk ke dalam bersama-sama.

"Sok sopan, aslinya mah gak ada sopan-sopannya,"bisik Adara membuat Fairel menatapnya tajam.

Sesampainya diruang tamu, Velika kembali melanjutkan kegiatannya membuat donat.

"Dar, kamu temenin Fairel dulu ya, mama siapin kuenya dulu."ucap Velika lalu meninggalkan mereka berdua.

"Ngapain males banget!"ketus Adara seolah meledek Fairel.

Fairel hanya bisa diam meski dalam hatinya sudah menyatakan perang kepada Adara.
Tak lama suasana kembali sunyi, Adara yang sibuk main laptop dan Fairel yang sibuk main ponsel.

Tak lama senyum jahil terlihat dari wajah Fairel ke arah Adara.

"Eh, gue boleh pinjem hp lo gak?"tanya Fairel sok baik.

"Eh eh gue punya nama kali,"sahut Adara.

"Iya gue lupa, lo Adara kan? Yaudah gue pinjem hp lo ya,"

"Buat apaan?"tanya Adara menatap mata Fairel lekat, berusaha mencari apa yang akan dilakukan cowok ini pada ponselnya.

"Gue mau telpon temen gue bentar, pulsa gue habis,"ucapnya senyum-senyum.

"Yaudah nih, tapi ingat jangan lo otak-atik."ucap Adara lalu memberikan ponselnya.

Fairel segera mengambil ponsel itu, lalu mengetik sesuatu dilayarnya. Adara mengintip berusaha melihat apa yang sedang dilakukan Fairel pada ponselnya.

"Ngapain sih lo?"tanya Adara

"Kan gue bilang gue mau telpon,"ucap Fairel.

Tak lama setelah ia mengotak-atik ponsel Adara, ia menempelkan ponsel itu ke telinganya.

Adara yang percaya hanya mengangguk anggukan saja, toh benar yang dilakukan Fairel.

"Hallo..."ucap Fairel seolah sedang menelpon.

Tak ada balasan, lalu ia mematikan ponselnya.

"Nih gue balikin,"ucapnya senang.

"Kenapan, gak diangkat?"tanya Adara bingung.

Fairel hanya mengangguk, lalu tak lama Velika datang dengan sebuah nampan berisikan kue donat dan beberapa minuman dingin.

"Nih di coba dulu ya, semoga enak,"ucapnya.

FairelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang