11

88 9 5
                                    

Ke esokannya Adara bangun lebih pagi setelah mendapat pesan dari Dimas bahwa hari ini ada rapat Osis di sekolahnya.

Setelah bersiap-siap ia turun dan menghampiri meja makan tak lupa ia kecup pipi kedua orang tuanya.

"Tumben pagi banget berangkatnya?"tanya Velika seraya memberikan sepotong roti di piring Adara.

"Aku ada rapat Osis ma,"jawabnya.

"Pa, kayanya kita gak jadi liburan deh tugas aku numpuk banget nih,"ucap Adara dengan terburu-buru.

"Ya sudah gak papa, lain kali bisa kan?"tanya Rais tersenyum ke arahnya.

"Mungkin bisa pa, sebentar lagi kan aku lulus pa"balasnya lalu menyudahi sarapannya.

"Semua, Dara berangkat dulu ya,"ucapnya setelah mencium tangan orang tuanya begitu juga Naura.

"Hati-hati." jawab mereka serempak.

Adara berjalan menuju halte bus lalu berhenti ketika Fairel menghadangnya.

"Ish lo mah bikin gue kaget aja sih, mau apa lagi?"tanya Adara mulai kesal.

"Pagi-pagi gak usah emosi nanti cantiknya ilang,"ucapnya tersenyum.

Adara kembali melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Fairel yang masih tersenyum menatapnya.

"Sinting!"ucap Adara kesal.

Adara duduk di salah satu bangku yang berada di tengah-tengah.
Mengeluarkan beberapa kertas untuk persiapan Osis nanti.

"Apa sih, coba gue liat?" Fairel mengambil kertas itu lalu membacanya perlahan.
Raut wajahnya seketika berubah terlihat kesal setelah membacanya.

"Kenapa?" Adara bingung dengan raut wajah lelaki ini.

"Gak papa."balasnya lalu diam menatap lurus ke depan.

"Gak suka organisasi ya?"tebak Adara menatapnya.

Fairel tetap diam, sedikit terkejut dengan tebakan Adara yang benar.

"Kenapa gak suka? Organisasi itu asik loh,"ucap Adara menatap lurus ke depan.

"Lo udah sarapan?"tanya Fairel mengalihkan.

"Udah."jawabnya singkat.

"Soal status itu lo hapus aja,"raut wajahnya terlihat serius.

"Udah gue hapus pas gue liat. Awas aja kalo buat hal yang menyangkut gue."ancam Adara sedikit kesal.

Fairel hanya diam tak membalas uncaman dari Adara, hatinya begitu ragu menerima ancaman itu.

"Lo kenapa gak suka organisasi?"tanya Adara kembali mengingat ucapannya yang sempat di abaikan.

Fairel diam, kembali tak bersuara ia memilih perang dalam dadanya dari pada harus menjawab pertanyaan yang sangat di bencinya.

"Fairel?" Adara kembali bertanya.

"Gak suka aja"balas Fairel tak menatapnya.

"Bohong! Gue gak suka ya kebohongan dari mulut seseorang"ucap Adara lalu di balas tatapan sendu dari Fairel.

"Karena organisasi adalah salah satu penyebab masalah dalam hidup gue, Dar."ucapnya jujur. Baru kali ini ia dapat berbicara banyak selain dengan ibundanya.

"Maksud lo?" Adara bertanya seolah memastikan ucapan Fairel.

"Gak usah di mengerti, gak penting."ucapnya lalu menggandeng tangan Adara setelah bus sampai di depan gerbang sekolahnya.

"Gue duluan, ada rapat Osis."ucap Adara lalu berlalu dari keramaian pintu masuk.

"Nanti gue tunggu ya" teriak Fairel tersenyum ke arahnya lalu bergegas melangkah masuk kelas.

FairelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang