9

97 10 0
                                    

Sesampainya di sekolah Adara segera bergegas masuk, namun ada satu hal yang ia heran. Mengapa setiap siswa maupun siswi yang lewat memperhatikannya.
Tak mau ambil pusing ia segera mempercepat langkahnya masuk kelas.

Sesampainya di kelas Adara mendapati dirinya sendiri dalam kelasnya itu, ia melihat jam mungil di pergelangan tangan kirinya masih menunjukan pukul enam lewat lima belas menit.

Tangannya merogoh tas ranselnya, mengambil ponsel yang hampir beberapa hari ini tak di sentuhnya. Terakhir jika tidak salah saat Fairel meminjam ponselnya itu.

Adara melihat banyak pesan yang masuk, melihatnya saja membuat ia pusing, namun ada satu pesan yang mengganjal hatinya.

Sejak kapan jadian sama Fairel?

Begitulah pesannya, matanya terbelalak melihat pesan aneh yang langsung membuat dirinya semakin malas membuka ponsel.

Tak lama Winda datang dan langsung menghampirinya dengan heboh.
Adara sampai bingung melihat aneh kearahnya.

"Adaraaaaa..lo kenapa gak cerita soal jadian lo sama Fairel?!" tanya Winda dengan nafas terengah-engah.

"Apaan sih lo, baru dateng udah aneh aja. Jadian apaan sih?"Adara bingung, mengapa yang dibicarakan tentang ia dan Fairel.

"Kenapa masih boong sih Dar, jelas-jelas satu sekolah juga udah tahu kalau lo udah jadian sama Fairel,"ucap Winda yang dibalas tatapan syok dari Adara.

"Hah, lo serius? Gue sama sekali gak ngerti."Adara masih saja belum paham apa maksudnya.

"Jadi pas beberapa hari yang lalu, lo masang status di hp lo itu nama dia."jelas Winda.

Adara berupaya mengingat, tak lama ia ingat waktu itu Fairel pernah meminjam ponselnya.

"Aduh!"Adara menepuk keningnya pelan. Dan sekarang Winda yang dibuat bingung.

"Lo kenapa Dar?"

Adara meraih benda pipih itu, lalu melihat akun sosmednya dan benar saja tertera dengan jelas nama lelaki itu, Fairel Athariz Fausta.

Tak lama teman sekelasnya yang baru datang langsung menghampiri mejanya, bertanya-tanya perihal masalah itu.
Adara sangat geram, sinting sekali ulah lelaki itu. Ia baru ingat tentang ucapan Fairel yang mengatakan akan membalasnya, benar saja ucapannya tidak main-main.

"Gue harus nemuin dia sekarang juga!"ucap Adara dengan emosi yang memuncak.

"Maksudnya apa sih Dar?" Winda masih tak mengerti dengan yang terjadi.

Adara bergegas keluar kelas, mendatangi kelas sebelahnya itu.
Sesampainya disana, semua mata memandangnya aneh.

"Wah ini nih yang ditunggu-tunggu,"ucap Asep melihat kearahnya.

"Mana Fairel?"tanya Adara to the point.

"Wah wah wah...masih pagi udah mau ngapel aja Dar,"celetuk Mamat menimpali.

"Gue tanya dimana Fairel!"bentak Adara semakin kesal.

"Dia belum datang Dar." ucap Tama yang asik bermain game.

Adara meremas roknya kuat-kuat, entah apa yang membuatnya bisa sesial itu hari ini.
Tak lama bel masuk berbunyi, dengan perasaan yang masih ia tinggalkan di kelas sebelah ia langkahkan kakinya masuk ke kelas.

*****
Setelah bel istirahat berbunyi, Vaniya datang menghampirinya.

"Dar, emang benar lo pacaran sama Fairel?"tanya Vaniya membuat Adara menatapnya geram.

Akhirnya ia menceritakan semua kejadiannya dari awal sampai sekarang ini, membuat kedua sahabatnya itu mengerti.

"Sialan tuh emang si Fairel!"umpat Vaniya yang sudah kesal sedari tadi.

FairelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang