Gebri keluar dari kamar Mamanya dan berjalan menuju ruang tengah sambil mengucek kedua matanya.
Gebri melirik kekanan dan kekiri untuk mencari keberadaan Mamanya namun ia sama sekali tak melihat Mamanya.
"Bi, lihat Mama nggak?" tanya Gebri yang kebetulan Bibi Sri sedang membersihkan meja.
"Oh Nyonya di kebun, Non. Lagi nyiram bunga." jawab Bibi Sri.
Gebri hanya menganggukkan kepala, dihari minggu ini Mama Gebri biasanya kalo nggak di kebun ya asyik nonton tv. Maka dari itu Gebri berada di ruang tengah tak melihat Mamanya sama sekali.
"Mandi dulu, Non." pinta Bibi Sri lembut.
"Males Bi." jawab Gebri sambil menuju meja makan dan mengambil selembar roti tawar.
"Anak gadis harus mandi. Kalo nggak mau mandi nanti Bibi mandiin loh." ancam Bibi Sri sambil berjalan mendekat ke arah Gebri.
Gebri pun menelan dulu roti yang ia makan, "Bibi Gebri beritahu, kalo hari libur mandi itu cupu dan Gebri bukan anak cupu." ucap Gebri dan melanjutkan memakan rotinya.
Bibi Sri hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Masa sih, Non?" tanya Bibi Sri setengah tak percaya.
"Iya Bibi Sri yang cantik, kalo nggak percaya tanya Tika, dia nggak pernah bohong." jawab Gebri dan mengambil lima lembar roti tawar sambil berjalan menuju kamar Mamanya kembali.
Sedangkan Bibi Sri masih memikirkan ucapan tuannya, namun seketika ia tersadar jika dirinya telah dikerjai oleh tuan mudanya, "Non Gebri! Ya Allah!" ucap Bibi Sri sembari mengusap dadanya.
Gebri yang biasa dengan teriakan Bibi Sri hanya tersenyum dan ia masuk ke dalam kamar Mamanya untuk mengambil handphone yang tertinggal.
Setelah itu ia berpindah ke tempat tidurnya, tidak lupa mencharger handphonenya yang telah mati dan masuk ke dalam kamar mandi.
Hayo... Kira-kira Gebri ngapain? Jangan kira Gebri mau mandi, Gebri cuman ingin membasuh wajahnya dan menggosok giginya.
Keluar dari kamar mandi, Gebri membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Ia menyalakan handphonenya sembari memikirkan lelaki yang membuat galau dirinya sejak kemarin.
"Gilang kok jahat banget ya?" gumam Gebri dalam hati sembari menutup mata menahan sedih.
*Flashback On*
Sebelum mengantar Gebri pulang, Gilang mengajak untuk membeli martabak telor. Sampai disana, Gilang mengambil kursi agar Gebri bisa duduk, lalu ia pergi memesan pesanan yang ia inginkan.
"Bang, martabak telornya 2 ya. Bikinan yang paling special buat yang ter special." ucap Gilang sembari melirik Gebri yang asyik menatap jalan raya.
"Bisa ae lu Tong!" jawab tukang martabaknya dengan tersenyum sembari menggelengkan kepala.
Tak lama Gilang duduk disamping Gebri sambil menunggu martabak telor yang ia pesan.
"Serius amat nonton jalan." ucap Gilang membuyarkan lamunan Gebri.
"Daripada nonton cowok lain mending nonton jalan." ucap Gebri sembari tersenyum dengan menatap Gilang dengan tatapan genit.
Gilang cukup terkejut mendengar ucapan Gebri, "Hah? Kayak ada aja cowok lain yang natep lo selain gue." jawab Gilang angkuh dan menahan tawanya.
"Aish! Sialan lo! Niatnya kan mau bikin baper malah bikin kesel!" ucap Gebri sedikit tak menerima.
Nggak tahu kenapa bikin Gebri kesel adalah salah satu favorit Gilang, apalagi kalo udah bikin nangis. Sayangnya Gebri susah banget nangisnya, Gilang pernah tahu Gebri nangis sekali waktu mereka dikelompokkan dalam tugas kewirausahaan. Gebri yang nggak pernah masak kebagian tugas memotong bawang dan lombok. Tiba-tiba aja Gilang yang asik mengupas kentang nggak sadar saat kaos yang ia pakai di tarik dengan kasar oleh Gebri untuk mengusap ingus Gebri, Gilang yang baru sadar langsung melirik Gebri yang ternyata sudah dibanjiri oleh air mata.
![](https://img.wattpad.com/cover/148109413-288-k814446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Karate vs Taekwondo ¹
Teen Fiction[ highest rank : #961 in Komedi and #43 in Gilang 06-22-18 ] [ highest rank : #319 in Komedi and #15 in Gilang 06-25-18 ] ---------------------------------------------- Bagaimana jadinya jika anak karate berpacaran dengan anak taekwondo? ...