Pagi hari ini matahari masih malu-malu memunculkan dirinya, namun berbeda dengan Gilang.
Jika Gilang selalu berangkat sekolah pukul 6 pagi, sekarang berbeda, ia berangkat pukul 5 pagi. Lebih pagi dari biasanya, padahal tukang kebun di rumahnya aja berangkat jam 9 pagi.
Alasannya sederhana bukan menjemput Gebri, tapi menjemput Rian dan Bobby.
Kenapa?
Karena mobil yang dibawa Tika kemarin, Bobby takut ngambilnya dan Rian dia mah mobil ada, sepeda motor ada, walau cewek nggak ada, tapi dia hanya bilang,"wah, ini nggak adil! Masa Bobby dijemput gue enggak? Pilih kasih lo!"
Sebelum Gilang harus pusing menghadapi omelan Rian mending ia nurut aja dan berakhir jemput Rian.
Bayangin aja jemput dua orang dari ujung ke ujung itu rasanya capek banget, Gilang ngerasa jadi supir dadakan kalo kayak gini.
"Pagi Bro!"
Gilang hanya memandang malas temannya yang tadi nggak mau rugi, Rian Tok Tok orangnya, laki-laki jomblo ter ngenes sepanjang masa.
"Gue perlu pamit sama Tante?" tanya Gilang setelahnya.
"Nggak perlu gue udah bilang kita buru-buru, karena kita juga harus jemput Bobby."
Gilang mengangukkan kepalanya dan melajukan mesin mobilnya kembali.
Dalam perjalanan raut wajah Gilang begitu datar, ia memandang jalanan begitu serius, tak mengucapkan sepatah katapun hanya alunan musik yang menemani perjalanan mereka.
Melihat hal tersebut, Rian menghela nafasnya panjang, ia tau penyebabnya Gilang seperti ini.
Walau raut wajah Gilang memang selalu seperti itu tapi auranya tak pernah seperti ini kecuali jika ada masalah.
"Lang, lo jadi putus sama Gebri?" tanya Rian hati-hati.
Rian tau jika itu bisa membuka luka di hati Gilang, tapi ia juga penasaran akan hubungan sahabatnya.
Helaan nafas terdengar panjang dan begitu putus asa, Gilang masih memandang lurus ke depan, sebelum menjawab pertanyaan Rian.
"Ya begitulah, gue udah sms dia, udah telpon dia berkali-kali, tapi semuanya nggak pernah dijawab sama dia, udah 999 kali panggilan, tapi satupun nggak ada yang di jawab, sekali lagi gue bisa dapat awards sebagai mantan gagal move on sepanjang masa."
Seandainya Gilang tak se frustasi ini, mungkin Rian akan tertawa sekeras-kerasnya, bayangin aja mantan gagal move on sepanjang masa? Lalu 999 panggilan?
Tau sih Gebri cantik pake banget, walau kelakuannya begitu absurd dan jauh dari kata feminim.
Tapi setidaknya Gilang tak se alay itu mengambarkan kesedihannya, seperti bukan Gilang saja.
"Terus alasannya?" tanya Rian kembali.
Gilang mengendikkan kedua bahunya secara bersamaan,"itu yang nggak gue tau, setelah sms minta putus dia udah nggak mau jawab apapun panggilan dari gue..." kedua mata Gilang mengerjap, ia sedih, tapi ia tak ingin menangis,"...mending gue dapat sms minta pulsa daripada minta putus, nyesek tau nggak, Yan."
Rian mencoba menenangkan temannya dengan menepuk pelan punggung Gilang memberikan kekuatan.
"Lang, jangan sampai kelewatan rumahnya Bobby." ingat Rian dan mencoba mengalihkan pembicaraan.
Takutnya saja karena putus jadi ia lupa segala hal dan tentunya dengan begitu ia bisa fokus kembali ke jalan dan sedikit melupaka masalahnya dengan Gebri.
![](https://img.wattpad.com/cover/148109413-288-k814446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Karate vs Taekwondo ¹
Jugendliteratur[ highest rank : #961 in Komedi and #43 in Gilang 06-22-18 ] [ highest rank : #319 in Komedi and #15 in Gilang 06-25-18 ] ---------------------------------------------- Bagaimana jadinya jika anak karate berpacaran dengan anak taekwondo? ...