Part 10 - Terungkap

411 26 3
                                    

Jam telah menunjukkan pulang sekolah dengan semangat Gilang menunggu seseorang didepan kelasnya.

"Tuh anak dimana sih? Nggak keluar-keluar!" gerutu Gilang dalam hati.

"Hei bro! Ngapain lo disini?" tanya Bobby tiba-tiba.

Tak lama keluarlah makhluk gila dari kandang, "Ciaelah! Sok romantis lo! Pake nungguin Gebri segala." goda Rian.

"Bacot!" jawab Gilang dengan sinis.

"Mangkanya jangan jomblo. Orang mau romantis dikatain." ledek Bobby pada Rian.

"Songong kalian! Baru juga cewek yang dibawa." ucap Rian kesal.

"Jangan bilang selama ini lo suka tonjolan." ucap Bobby yang memandang Rian ngeri.

Pletak

"Sakit bego!" umpat Bobby. Rip pala Bobby.

"Jangan sembarangan, gue jomblo karena nunggu jandanya Raisa." jawab Rian dengan angkuh.

"Mimpi!" ucap Gilang.

Tak lama datanglah wanita cantik dengan tas ranselnya.

"Hai sayanggg, udah nunggu lama ya?"

"Enggak kok, aku baru aja keluar bareng dua cecunguk ini." jawab Bobby dengan senyum khasnya.

"Kenapa yang keluar Tika? Tuh anak semedi ya dikelas?" ucap Gilang dalam hati.

"Tik, Gebri mana?" tanya Gilang penasaran.

"Awas aja kalo dia semedi." ucap Gilang kembali dalam hati.

"Gebri masih piket tuh." jawab Tika.

"Lah tumben banget dia mau nyapu? Tuh anak kesambet." ucap Gilang merasa aneh.

"Dia kalah main uno tadi mangkanya bersihin satu kelas sendiri." jawab Tika.

"Ya udah gue mau jemput Gebri dulu." ucap Gilang pergi meninggalkan teman-temannya yang bersiul ria.

🐼🐼🐼

Di dalam kelas sebenarnya Gebri sudah sangat lelah.

"Untung udah mau selesai." Gebri bergumam pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja Gilang sudah berada didepan pintu.

"Rajin banget. Pulang gih!" ucap Gilang dingin.

"Hehehe, tadi gue kalah main uno jadi ya udah deh gue nerima hukumannya. Bentar lagi selesai kok." ucap Gebri dan melanjutkan aktifitasnya.

Dengan lengkah cepat Gilang berjalan mendekati Gebri dan mengambil sapu yang Gebri pegang.

"Udah lo duduk aja, biar gue yang lanjutin." ucap Gilang dan Gebri menurut.

Gebri tersenyum bahagia, terkadang rasa kesalnya dengan Gilang bisa tiba-tiba hilang karena tingkah manis yang ia buat.

Ada banyak kata yang ingin dilontarkan Gebri, umpatan dan kemarahan juga ingin sekali ia tunjukkan.

"Lang lo nggak capek?" tanya Gebri yang sedari tadi memperhatikan Gilang.

"Masih capek an elo kali." jawab Gilang.

Gebri hanya menganggukkan kepala, "Hmmm Lang, gue boleh tanya?" tanya Gebri.

"Apa?" jawab Gilang.

"Lo sayang nggak sama gue?" tanya Gebri.

Tiba-tiba saja Gilang berhenti dari aktifitasnya dan menatap Gebri, "Ahm, apaan sih? Pertanyaan unfaedah banget!" jawab Gilang.

Tuh kan, Gilang itu mulutnya pedes banget. Nggak bisa diajak romantis.

"Cih! Biasa kali nggak usah nge gas." ucap Gebri sebagai sindiran.

Gilangpun mulai bisa melanjutkan aktifitasnya tanpa ada rasa gugup yang seperti tadi.

"Lang, gimana cewek yang mau lo deketin?" tanya Gebri.

Sakit tapi nggak berdarah, nyesss.

"Lumayan." jawab Gilang.

"Lumayan gimana?" tanya Gebri semakin penasaran.

"Ya gue jadi bisa makin deket, gue bisa ngobrol banyak, kadang juga sering main kerumah, malahan sempet sarapan bareng." jawab Gilang tanpa dosanya.

"Segitu dekatnya ya Gilang ama tuh cewek baru." batin Gebri.

"Bagus deh, gue harap pdkt lo lancar." ucap Gebri yang tertunduk lesu, malahan rasanya ia ingin menangis.

"Apa jangan-jangan habis ini Gilang bakal mutusin gue ya? Ah udah pasti, biasanya cowok bakal sok manis secara tiba-tiba dan itu ciri-ciri dia bakal ninggalin si cewek apalagi kalo ceweknya nggak ada celah kesalahan kayak gue." ucap Gebri dalam hati. Rasanya Gebri ingin pulang dan menangis.

"Mikir apa sih? Gue malah mau ngucapin terimakasih ama lo." ucap Gilang tiba-tiba membuyarkan lamunan Gebri.

Btw, posisi Gilang sekarang duduk diatas meja dan Gebri duduk dikursi , jangan tiru Gilang yaaa.

"Mm...maksud lo?" tanya Gebri.

"Ya gara-gara elo gue jadi bisa deket ama tuh cewek dan gue seneng ada tanda hijau dari ceweknya." jawab Gilang dengan senyum andalannya.

"Kok bisa?" tanya Gebri kembali, tahan Geb, tahan.

"Ya bisa aja, mungkin udah takdir. Lo mau lihat fotonya?" tanya Gilang.

Gebri mengangguk mengiyakan pertanyaan Gilang.

Sedetik kemudian Gilang memberikan handphonenya kepada Gebri.

Didalam foto itu ada dua wanita cantik yang terpampang nyata sedang berpose dalam kamera.

"Cantik nggak? Gue beruntung memiliki salah satu dari dua cewek itu." ucap Gilang tersenyum.

"Btw, ini foto gue sama mama gue. Jadi selama ini lo mau deketin mama gue?" tanya Gebri menatap Gilang dengan berkaca-kaca.

"Ya iyalah, mama mertua mah harus dideketin. Gue kan udah dapetin hati lo, masa dapetin hati mama mertua nggak bisa. Dan gara-gara elo gue bisa dapat lampu hijau dari mama mertua." jawab Gilang dengan senyum bahagianya.

Bug

"Anjir! Sakit bego!" Gilang memegang perutnya karena tiba-tiba saja Gebri memukulnya dengan keras.

"Itu hukuman karena lo udah bikin gue sakit hati!" ucap Gebri menatap Gilang dengan tajam.

Saat Gebri akan melayangkan tangannya kembali tiba-tiba Gilang menjerit, "Udah Geb! Ampun! Maafin gue!"

Tanpa diduga Gebri segera memeluk Gilang tanpa berkata-kata.

"Eh? Tunggu? Kok? Eh kenapa seragam gue jadi basah? Jangan sampe umbel lo mencemari seragam gue." ucap Gilang memberi peringatan.

"Aahh...apaan hikksss sihhh. Gue dari hiksss kemarin pingin nangis tau, hiksss gue kesel ama lo." ucap Gebri.

"Gue juga cinta dan sayang ama elo." balas Gilang dengan lembut sembari mengusap surai rambut Gebri.

🐼🐼🐼

Gimana gimana? Aku harap part ini dapat feelnya.

Ini Gebri ama Mamanya, gue pake karakter Jessica Jung karena gue suka sama mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Gebri ama Mamanya, gue pake karakter Jessica Jung karena gue suka sama mereka. Cantik kan? 😁😁

Karate vs Taekwondo ¹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang