The Beginnings

77 26 3
                                    

Charlene POV
Aku selalu suka dengan ruang kerja Uncle Kenny yang bergaya klasik ala Inggris kuno. Dinding ruangannya dilapisi kertas dinding warna beige, lantainya berupa kayu yang dilapisi karpet Persia, dan hampir seluruh perabotannya merupakan kayu.
"Ada apa, Uncle?" tanyaku dengan bahasa Indonesia. Yang menarik dari Uncle Kenny adalah ia dapat berbicara bahasa Indonesia, meski ia lahir dan dibesarkan di Blackpool, Inggris. Ia sudah lima tahun tinggal di Jakarta, merintis sebuah perusahaan promotor konser artis internasional.
Aku sendiri sudah menjadi pemagang tetap perusahaan Uncle Ken sejak aku masuk SMA. Tugasku rata-rata selalu di balik layar. Aku tidak benar-benar pernah melayani para artis secara langsung. Pekerjaanku hanya seputar publikasi ke media massa dan menangani pembelian tiket konser.
"Darling, aku ingin memberi kau kabar sangat bagus. Kita mendapat project yang sangat besar!" ujarnya begitu semangat.
Pasti Uncle Ken benar-benar mendapat klien yang hebat hingga ia terlihat sumringah. Beberapa tahun belakangan ini, perusahaan promotor Uncle Ken tidak begitu berhasil. Ia selalu kalah dengan perusahaan kompetitornya. Satu-satunya artis besar yang pernah ia pegang adalah Katy Perry. Aku ingat ia benar-benar putus asa saat kalah mengundang Bon Jovi.
"Really, siapakah yang berhasil kau rayu?"
Uncle Ken duduk di kursinya, lalu ia membacakan sesuatu dari komputernya. Email dari manajemen artis.
"Dear Mr Wright, I would like to inform you that One Direction will be honoured to held a concert in your country, Indonesia. We are going to set up the date on March 25, 2015 when One Direction is set to do Asia leg tour. I would like to hear further information about the details. Thank you"
Mulutku secara otomatis terbuka mendengar Uncle membacakan email dari manajemen One Direction. Sang boy band yang sedang naik daun itu akhirnya ingin mengadakan konser di sini? Di Indonesia?
Aku sudah dapat membayangkan betapa ramainya konser nanti. Bagaimana perusahaan ini akan terkena berkah keuntungannya karena berhasil memancing ikan yang sangat bagus. Kami seolah mendapat ikan tuna, setelah sekian lama kami hanya berhasil memancing ikan kakap.
"Wow, Uncle Ken. Ini baru berita besar"
Uncle Ken berdiri dan menggoyang-goyangkan bahuku kesenangan. "Charlene, aku ingin kita segera rapat untuk mempersiapkan event terbesar perusahaanku sepanjang sejarah"
"Well, baiklah. Ngomong-ngomong, jika mereka benar ingin mengadakan konser bulan Maret, aku akan ujian kelulusan SMA"
"Sungguh? Padahal aku ingin memberimu pekerjaan yang lebih berat sedikit"
"Hanya perkiraanku. Aku akan kabari kau secepatnya"
"Besok, oke? Kita adakan rapat"
Aku mengangguk menatap Uncle Ken yang punya mata biru. Warna biru adalah warna kesukaanku dan aku cukup iri dengannya yang dianugerahi warna mata yang indah. Uncle Ken pernah bercerita bahwa ayahku juga punya warna mata yang sama dengannya, tetapi aku memiliki warna mata cokelat muda. Percampuran antara warna mata ayahku yang biru dengan ibuku yang cokelat tua.
"Selamat, Uncle Ken. Kau akan mendapat banyak uang"

Hello Louis 👋🏻 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang