Tiga bulan ternyata bukanlah waktu yang lama. Hari berjalan begitu cepat hingga tibalah waktu yang paling kunanti sekaligus tidak sabar segera kuakhiri. Dengan tim promotor lainnya, aku ikut menjemput mereka di bandara Halim Perdana Kusuma.
Mereka meminta
Jantungku tidak berhenti berdebar ketika kulihat empat orang pemuda dengan wajah tampan masuk ke dalam rumah Uncle Kenny. Rumahnya memang selalu menjadi tempat pertemuan pertama dengan para musisi internasional.
Aku berdiri di sebelah Mbak Sekar yang menjadi tangan kanan Uncle Kenny. Kulihat Uncle Kenny tampak berbicara dengan tur manajer One Direction. Dari wajah mereka, aku dapat melihat bahwa mereka kelelahan. Ditambah salah satu personil mereka pergi.
"Aku sangat menyanyangkan ketidak-hadiran Zayn"
Manajer mereka membalas, "Aku minta maaf, ia harus pulang ke London untuk mengurus masalah keluarganya. Kuharap fans di Indonesia tidak kecewa"
"Kedatangan mereka sudah sangat berharga untuk Indonesia"
"Kau berasal darimana?" tanya Liam yang tampak mengikuti pembicaraan Uncle Kenny dan manajernya. Ia pasti menyadari logat Inggris Uncle Kenny yang tidak juga hilang meski ia sudah cukup lama tinggal di Indonesia.
"Blackpool" jawab Uncle Kenny
Liam mengangguk memberi tatapan puas. Tidak ada satupun dari mereka yang mencoba berbicara lagi semenjak Liam berbicara. Kulihat tiga personil lainnya terlelap di atas sofa. Aku melihat jam di tangan yang menunjukkan pukul sembilan pagi. Seharusnya masih dini hari di Inggris, pantas saja mereka tampak tidak peduli dengan obrolan tidak ada arah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Louis 👋🏻
FanfictionCharlene Wright, 18. Seorang gadis asal Jakarta, Indonesia yang ditugaskan oleh pamannya menjadi asisten boyband terkenal asal Inggris yang akan mengadakan konser di Jakarta. Hampir semua personel boyband tersebut ramah kepadanya, namun hanya Louis...