Denyut waktu
Saat kumulai berperan di alam semesta
Dari merangkak, hingga kini dapat melompat
Dari tertatih, hingga kini dapat berlari
Waktu terus berdetak, melewati angka-angka dengan lambatSangat lambat namun terasa cepat
Tidak bisa memprediksi dengan tepat
Bisa saja aku terjerembat
Dengan derai air mata, hati dan bibir ku selalu merangkai kata menjadi bait doa
Setiap malam untuk-NYA
Mulai kuikuti jiwa ku yang dituntun-NYA
Hingga senja yang menuntutku harus berubah
Mengingatkanku akan mereka yang terbenam tanpa kesan
Seolah pesan yang tak patut dijadikan teladanDan mungkin kini harus kucoba
Mencoba jalan yang belum pernah kaki ku memijaknya
Sudah saatnya
Semoga saja Tuhan memberi cahayanya...-Hisyam
*****
Votment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi sang pemula
PoetryTerlalu banyak kata yang disimpan sendiri, sama saja anda bunuh diri. Dalam karya ini, saya mencoba mengurai rasa, pada asa yang nantinya mengukir masa. Di setiap bagian memang tidak mempunyai kesempurnaan.. Namun sebagaimana rasa, kita selayaknya m...