Gerald, aku ingin mengatakannya. Aku ingin mengatakan kepadamu, bahwa aku sungguh-sungguh mencintaimu.
"Ger--"
"Jenneth," potongnya tiba-tiba.
Aku tak merasa aneh kala itu. "Ya?" sahutku.
Gerald menumpukan kedua tangannya pada kedua pundakku. Berat, namun hangat. Ia sedikit meremasnya, seolah memberi kekuatan, tapi aku masih belum mengerti. Tatapan matanya mengunciku sangat dalam hingga aku merasa seolah-olah tak bisa bebas lagi.
Jantungku masih berdegup kencang, dan otakku bertanya-tanya, apa yang akan terjadi setelah tatapan mata itu?
Aku masih menebak-nebak lewat sorot matanya.
Hingga aku melihatnya tersenyum, memperlihatkan deretan gigi putihnya. Gerald begitu tampan. Aku sempat terhipnotis sesaat, sebelum belah bibirnya terbuka perlahan, dan suara beratnya mengalun di telingaku.
"Jenneth," panggilnya. Aku diam, menunggunya dengan jantung yang terus berdebar makin kencang. "kau... adalah sahabat terbaik yang pernah Tuhan hadirkan dalam hidupku. Aku sangat menyayangimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Known as Love ✔️
Short StoryCinta. Bagaimana kau mendeskripsikan satu kata berjuta makna itu? Apa cinta hanya tentang rasa ingin memiliki dan takut kehilangan? Atau... ikhlas dan bahagia meski ia pergi untuk selama-lamanya? Ya, aku sedikit setuju dengan opsi terakhir. *** Mula...