Laki-laki itu mulai menutup mata indahnya, tertunduk dengan khidmat, lalu melipat tangannya dengan sempurna.
Wajah yang begitu indah. Ia seribu kali lipat lebih tampan ketika berdoa. Terima kasih kepada Tuhan karena telah membiarkan mataku menikmati keindahan parasnya dari arah ini.
Cara berdoanya begitu tenang, namun terlihat damai. Aku masih menatapnya hingga beberapa saat lamanya tanpa ia tahu. Beberapa kali aku melihat tetes-tetes air matanya mengalir keluar, membuatku bertanya-tanya, apa yang sedang ia bicarakan dengan Tuhan.
Tapi satu yang kutahu.
Begitu dahsyatnya komunikasi antara dirinya dengan Tuhan.
Tuhan, haruskah aku juga berdoa kepada-Mu?
Sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Known as Love ✔️
Short StoryCinta. Bagaimana kau mendeskripsikan satu kata berjuta makna itu? Apa cinta hanya tentang rasa ingin memiliki dan takut kehilangan? Atau... ikhlas dan bahagia meski ia pergi untuk selama-lamanya? Ya, aku sedikit setuju dengan opsi terakhir. *** Mula...