Ketika dua bola mataku bertemu dengan matamu, entah getaran apa yang tiba-tiba melanda jantungku. Senyum teduhmu mendebarkan dadaku.-Leea
--
Tepuk tangan siswa-siswi yang menjadi penonton acara Kontes Putri Muslimah terdengar ramai sekali. Hal itu tentu membut Aleea semakin gugup. Kini ia sudah ada di dalam ruangan yang dikhususkan untuk para peserta yang ikut kontes. Semua peserta terlihat sibuk mendandani diri mereka masing-masing. Namun, berbeda dengan Aleea yang lebih memilih tampil biasa-biasa saja, bahkan tanpa alat make up sedikit pun. Paling hanya polesan sedikit bedak dan lipstick. Namun, Masyaa Allah walaupun tampak sederhana, dia benar-benar terlihat cantik.
"Ihhh, Aleeaku cantik banget siii." Rahel gemas, lalu mencubit pipi chubby Aleea. Aleea yang sedari tadi gugup, hanya diam dan berungkali mengembuskan nafasnya, sebatas melepas kegugupan.
"Lee, nanti kamu nomor urut 10 yah?" ujar Rahel memberitahu sambil memasangkan nomor urut di khimar Aleea. Rahel memegang telapak tangan Aleea yang terasa dingin. Ia memberi semangat untuk sahabat terbaiknya itu. Bagaimana pun juga, sebenarnya Rahel merasa bersalah dan tak enak karena Aleea ikut kontes ini juga karenyanya. Ia tak menyangka kalau Aleea akan segugup ini.
Hingga tiba giliran Aleea naik ke atas panggung. Tidak! Dia tidak berlenggak-lenggok seperti yang kalian fikirkan. Dia juga tak se-PD itu. Aleea hanya berjalan biasa, dan itu juga sedikit menunduk. Dia merasa sangat malu. Baginya, menang bukanlah yang terpenting sekarang. Ia ingin cepat-cepat turun dari panggung ini.
"Ihhh gemes deh! itu siapa sih lucu banget?! Anak kelas 10 atau 11?" Annisa tampak sangat gemas dengan Aleea, sedari tadi ketika Aleea naik ke atas panggung dia terlihat heboh sendiri. Dia bahkan sedikit berjingkrak karena saking gemasnya. Ali, Aan, dan Akmal yang ikut duduk di kursi juri bersamanya memandangnya heran.
Aan menyenggol lengan Akmal. Akmal sedari tadi termenung ketika melihat Aleea naik di atas panggung, begitu juga Ali. Akmal menaikkan kedua alisnya, bertanya.
"Itu yang namanya Aleea." Ujar Aan memberitahu. Akmal hanya bergumam, lalu kembali menatap Aleea di panggung. "Hey! Udah jangan diliatin mulu, nanti naksir baru tahu rasa." Lanjut Aan. Akmal tersenyum penuh tanda tanya kepada Aan.
Di sisi lain, Ali juga yang masih menatap ke arahnya, mengembangkan senyum dari bibirnya.
Tepuk tangan penonton tampak semakin antusias. Aleea semakin gugup, terlebih lagi ketika matanya kembali bertemu dengan mata teduh Ali. Sungguh rasanya jantungnya sudah berdegup di atas normal.
"Lucu ya Al?" ujar Annisa antusias kepada Ali. Ali hanya membalasnya dengan senyuman. Iya, senyuman yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya merasa senang.
"Nis, kamu mau kue ini nggak?" Ali menawarkan kue coklat kesukaan Annisa. Ali sepertinya begitu tahu apa yang disukai oleh Annisa. Annisa kemudian menerimanya dengan senang.
Selepas turun dari panggung, Rahel langsung menyambut Aleea di bawah. Dia langsung memeluk Aleea sangat erat.
"Mmmhh,, Aleea maafin aku ya, udah iseng banget daftarin kamu ke acara kontes kayak gini." Ujar Rahel ketika memeluk Aleea. Aleea hanya tersenyum, namun jujur dirinya sudah lega karena dia sudah melewati kejadian paling membuatnya malu itu.
Pemenang kontes pun sudah diumumkan. Walaupun Aleea tidak juara dalam kontes tersebut, namun dia berhasil meraih penghargaan sebagai peserta terfavorit. Awalnya Aleea tidak menyangka. Dengan penampilannya yang biasa-biasa saja, bahkan seperti tidak niat berpartisipasi, namun ini benar nyata. Dirinya memang terpilih sebagai peserta terfavorit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu [END]
SpiritualYang abu-abu itu bukan seragam sekolahku! Terus apa yang paling terlihat abu-abu untukmu? Bagiku, dialah yang paling terlihat abu-abu di mataku. Kenapa abu-abu? Sebab dia selalu saja terlihat semu. Tidak memberi ketegasan seperti warna hitam, atau p...