9- PRECIOUS

1.4K 194 43
                                    

Di dalam mobil Alissa tengah membaca buku mengulang kembali soal-soal yang akan ia jawab nanti. Matanya terus fokus menatap ke buku. Seolah tak menghiraukan Harry yang terkadang mengerem mobilnya dengan mendadak.

"Jangan terlalu dipaksakan nanti kepalamu pusing." Kata Harry dengan lihainya memutar setir kemudi. Tatapannya tak sedikit pun menatap ke arah Alissa. Justru melihat depan, ke arah jalan.

Alissa tersadar, menutup kembali bukunya, lalu memasukkannya kembali ke dalam tas. "Kak." Panggil Alissa menoleh pada Harry. Pria itu meresponnya dengan deheman kecil.

"Nanti kau tak perlu repot-repot menjemputku, aku akan pulang sendiri."

"Kenapa? Lebih aman jika aku yang menjemputmu." Balas Harry masih fokus menyetir.

"Bukan begitu, aku ada perlu sebentar meminjam buku di perpustakaan."

"Tak apa, aku akan tetap menunggumu di luar." Balas Harry tetap kekeuh.

Alissa mendecakkan lidahnya. "Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri. Aku-kan bukan bocah kecil lagi."

Harry melirik Alissa, seketika perhatiannya tersita oleh ucapan gadis ini. "Siapa bilang? Kau masih tetap bocah di depan mataku." Balas pria itu dengan ekspresi yang tidak pernah berubah.

"Terserahmu saja memandangku seperti apa. Yang terpenting jangan menjemputku." Kata gadis berseragam itu keluar dari mobil sport milik Harry. Lagi-lagi Harry selalu behasil membuatnya kesal setengah mati. Dengan ucapan dan ekspresi seperti itu pasti semua orang juga akan kesal dengan pria ini.

~~~

Jam sudah menunjuk ke angka 9 malam dan gadis itu masih belum juga pulang. Harry khawatir jika terjadi apa-apa padanya. Tubuh Harry bersandar di sofa single, tepatnya di ruang kerja miliknya. Pria itu tampak tengah mencoba menghubungi seseorang di ujung sana.

"Di mana?" Tanya Harry begitu gadis di ujung  sana mengangkatnya. Perasaannya tidak enak, Harry yakin jika Alissa nanti akan pulang bersama Bryan kembali. Harry sudah berusaha untuk menjauhkan mereka berdua. Atau pun tidak mempertemukan mereka lagi.

"Halo Kak Harry?"

Namun usaha itu sangat sulit karena ia tidak memiliki bukti yang cukup kuat untuk ditunjukkan kepada Alissa. "Aku baru saja keluar dari perpustakaan, sebentar lagi juga sampai rumah."

"Baiklah, hati-hati. Langsung pulang dan jangan pergi kemana lagi."

"Iya iya."

Baru saja ingin memasukkan kembali ponselnya. Alissa dibuat terkejut oleh Bryan yang  tiba-tiba mengejutkannya dari belakang. Dan hampir membuat ponsel mahalnya itu terjatuh. Azeg

"Bryan! Sudah kubilang berapa kali jangan mengejutkanku seperti itu!" Kesal Alissa dengan ekspresi sangat marah, namun selalu menggemaskan bagi Bryan.

"Wajahmu tidak cocok marah, dasar putri sok galak." Kekeh Bryan mengacak puncak kepala Alissa tanpa memperdulikan ekspresi Alissa yang semakin kusut.

Keduanya melangkah menuruni tangga pintu masuk. Bocah laki-laki itu masih terus menempel di sebelah Alissa. "Oh iya Alissa, pulang bareng yuk!" Seru Bryan memutar tubuhnya menjadi menghalang jalan Alissa.

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang