24- PRECIOUS

1.2K 153 37
                                    

"Berhenti sebentar."

Harry menurunkan Alissa dengan sangat hati-hati di kursi taman terdekat. Kemudian, pria itu merapikan kausnya dan ikut duduk di samping Alissa.

Untuk sesaat, mereka terdiam dan beristirahat. Alissa dapat mendengar Harry mencoba mengatur napasnya yang memburu.

Alissa bangkit, berniat untuk membelikan Harry air mineral di toko terdekat.

"Ingin kemana?"

Alissa berbalik, menoleh pada Harry yang kini tengah memandangnya.

"Membeli minum," balas Alissa.

Harry menggeleng, "Tak perlu, duduklah kembali." Menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya.

Alissa menurut, kembali duduk di samping Harry. Gadis itu menghela napas panjang, pasrah menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi besi itu.

"Sejuknya.....!" teriak gadis itu merenggangkan tangannya ke udara.

Harry terkekeh kecil melihat yang dilakukan Alissa. Tak mau kalah Harry ikut mengangkat tangannya ke udara, bersiap melantangkan teriakan.

"Cantiknya.....!"

Setelah itu, ia tersenyum lebar memandang Alissa. Tak memperdulikan pengunjung lain yang langsung memberi tatapan aneh padanya.

Alissa shock untuk sesaat, selanjutnya tertawa lepas
hingga sangat terbahak seraya bertepuk tangan.

"Kau ini... ingin mencari sensasi ya?" tanya Alissa tak henti-hentinya tertawa.

"Apa barusan itu lucu bagimu?"

Pertanyaan Harry kontan membuat Alissa menghentikkan tawanya.

"T–tidak, maaf."

Alissa menundukkan pandangannya. Takut untuk menatap wajah Harry.

Di detik berikutnya, tangan Harry terulur menyentuh dagunya.

"Hei... tak apa, tak perlu meminta maaf, aku tak mungkin marah hanya karena masalah sepele seperti itu." ujarnya diakhiri senyuman manis.

Alissa menghembuskan napas lega. "Syukurlah...aku mengira kau marah karena aku menertawakanmu."

"Tidak sama sekali," senyuman manis masih terus terpatri di bibir itu. Kemudian, memudar saat panggilan masuk dari ponsel Harry mengejutkan keduanya.

Harry buru-buru mengangkatnya tanpa melihat namanya.

"Hallo?"

Alissa memandang heran, tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan di obrolan itu.

Harry memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Seraya bangkit dari duduknya.

"Ayo, kita harus pulang."

"Kenapa tiba-tiba? Bukankah masih ada 6 putaran lagi?"

"Tidak, hari ini cukup 4 putaran saja."

Alissa curiga melihat ekspresi Harry dan juga keputusannya yang tiba-tiba langsung berubah usai panggilan masuk tadi.

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang