27. PRECIOUS

1.4K 133 24
                                    

"Halo Tuan Styles? Ada yang bisa kubantu?"

"Temui aku di kantor sekarang juga,"

"Kenapa harus malam-malam be–"

"Kau menantangku? Kubilang sekarang!"

Harry langsung menutup panggilan itu. Mengalihkan pandangannya pada gadis muda yang masih setia duduk di kursi kemudi sebelahnya. Menatapnya tanpa kedip.

"Ada apa?" tanya Harry heran.

"Jangan meneriakinya seperti itu, bagaimana pun juga ia tetap wanita."

Harry diam sesaat. Kagum mendengar ucapan gadis itu. Didetik selanjutnya sebuah senyuman hangat terbit di sudut bibir pria itu.

"Maaf~" gemasnya mengacak puncak kepala Alissa.

Alissa hanya mendengus memanyunkan bibirnya.

~~~

Jarum panjang menunjuk tepat pukul 8 malam. Ponsel milik Alissa terus berdering di ruangan itu. Tentu hal itu seketika langsung menyita perhatian pria yang tengah duduk di kursi putar miliknya.

Tatapannya dari kertas di tangannya beralih melirik Alissa, "Angkat saja."

Alissa mengangguk sekali, melangkah keluar membuka pintu kaca tembus pandang itu, mengangkat panggilan yang terus berdering di ponselnya itu di luar.

Entah memang kebetulan atau tidak. Orang yang ditunggu kehadirannya sejak tadi masuk disaat Alissa keluar dari ruangan Harry.

Seperti biasa ia selalu memakai setelan rapi sewajarnya wanita kantoran. Dari ambang pintu ia tersenyum ke arah Harry ketika pria itu mengadahkan kepala menatapnya.

Berjalan melenggak-lenggok memberi kesan menggoda. Memakai rok mini merah mencolok yang sangat ketat dan itu benar-benar tak cocok dipakai di waktu seperti ini, sementara jam kerjanya telah usai sejak siang tadi.

Ia menarik satu kursi yang telah tersedia di depan meja Harry. Duduk di sana seraya meletakkan tas bermerk mahalnya di atas pahanya.

"Bagaimana kabarmu? Sudah jarang kau datang ke kantor belakangan ini."

Harry berdecih, "Kau sungguh sangat pandai dalam hal seperti ini, Jess."

Jess memasang wajah kebingungan.

"Tak usah pura-pura padaku Jessica. Apa kau tak ingin tahu bagaimana keadaan anak itu sekarang?"

"A..apa yang kau bicarakan?"

Harry bangkit dari duduknya, mencondongkan tubuhnya ke depan wajah Jess lebih dekat.

"Aku membicarakan Bryan. Kau ingin menyingkirkan Alissa dariku bukan? Apakah kau sudah ingat sekarang?" Mengatakan itu tepat di depan wajah Jessica. Membuat wanita itu menelan ludahnya penuh susah payah.

"Ti– tidak, aku tidak pernah bepikir hingga sampai situ."

"Wah! Lihat ada siapa di sini yang sangat pandai berdrama,"

Setelah itu, Harry kembali mencondongkan wajahnya mendekat. "Dengar, mulai sekarang, kau berhenti menjadi sekretarisku."

Bola mata Jess membulat. Tersentak mendengar kalimat itu keluar dari mulut Harry langsung.

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang