17- PRECIOUS

1.4K 160 28
                                    

Kini jam dinding sudah menunjuk ke angka 10 malam, namun gadis berambut cokelat gelap itu tak henti-hentinya masih menonton tv di ruang tengah.

Hanya sendirian tanpa ditemani siapapun, kebetulan film yang ia tonton saat ini adalah film favoritnya sejak lama.

Jika dulu ia menonton film ini bersama ayah dan ibunya, kini ia menonton film ini hanya seorang diri. Sedikit perih jika mengingat kenangan itu.

"Kau belum tidur juga?" Suara berat itu membuatnya kontan mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Disana, berdiri seorang pria memakai kaos putih polos dengan celana karet hitam pendek.

Menyadari kehadiran pria itu kembali, Alissa buru-buru langsung mematikan tv dan bangkit hendak pergi masuk menuju kamarnya. Ini adalah ke-lima kalinya ia menghindari kehadiran pria itu di rumah ini.

Usahanya untuk tidak bertatap muka dengan pria itu untuk satu hari ini saja adalah hal yang tak mudah.

Sejak kejadian dimana Harry mencium dan memeluknya, Alissa memilih untuk menghindarinya sejak saat itu juga. Namun, kenyataannya justru sangat sulit karena mereka tinggal di satu atap yang sama.

Harry tahu, gadis itu berusaha kabur dari dirinya, tetapi ia tidak tahu alasan apa yang membuat perilaku Alissa seperti itu padanya. Dirinya merasa seperti tak dianggap, karena setiap ia menyapa Alissa di dapur maupun dimana itu, Alissa selalu cepat-cepat pergi dari hadapannya. Harry merasa dirinya seperti ditakuti oleh gadis itu.

Namun, untuk kali ini ia tidak membiarkan Alissa pergi begitu saja dari hadapannya, ia harus tahu apa alasan gadis itu menghindar dari dirinya sejak tadi. 

Secepat mungkin ia langsung meraih lengan Alissa, kontan gadis itu langsung terhenti dan memalingkan wajahnya ke belakang menatap ke Harry, "Aku ingin berbicara padamu." 

Tatapan teduh itu berhasil membuat Harry hanyut dalam kasamaran yang ia rasakan saat ini. 

"Katakan, kenapa kau menghindariku. Aku—tak bisa terus-terusan seperti ini, rasanya itu sangat menyakitkan untukku."

"Itu karena kau memelukku, walaupun ini terdengar aneh tapi aku selalu berdebar saat kau memelukku."

Alissa diam, masih terus diam dengan posisi seperti itu, "Ceritakan saja padaku bila kau ada masalah."

"Masalahnya itu kau."

"Mungkin aku bisa membantumu?" Sambung Harry menunggu balasan dari Alissa. Sembari masih menggenggam pergelangan tangan Alissa erat.

Jantung Alissa berdebar sangat hebat, entah mengapa rasa gugup untuk menatap wajah Harry menyerangnya kembali.

Alissa memegang tangan Harry yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, "Kau sudah banyak membantuku," mendorong tangan Harry perlahan yang membuat cengkraman Harry otomatis terlepas, "Untuk saat ini  aku hanya butuh waktu untuk sendiri." Balas Alissa penuh hati-hati, lekas pergi dari hadapan pria itu tanpa mengatakan apapun lagi.

Meninggalkan Harry yang masih berdiri diam di depan tv.

~~~

Pagi hari, tepatnya di meja makan. Gadis itu masih enggan untuk membuka suara. Lebih memilih menikmati dua lembar roti tawar yang sudah diolesi selai cokelat oleh Harry. 

"Pulang jam berapa?"

"Sembilan." Jawab Alissa sekenanya.

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang