[3]

5.9K 819 8
                                    

"Duh, kenapa??" Nina terbangun dari tidurnya gara-gara tubuhnya yang diguncang dengan kencang.

"Nin, nanti sore ada tanding persahabatan sama anak sebrang!" Joy duduk di depan Nina. "Lo ikut nonton, gak?"

"Tanding apa?" Nina menguap.

"Basket. Gue mau nonton soalnya Daniel main."

Mata Nina langsung terbuka lebar. Ten!

"Gue ikut!!" ucapnya dengan semangat.

"Tadi aja ngantuk," ledek Joy.

Nina menampilkan cengirannya. "Lo tau sendiri."

"Sepuluh, ya?" Mulut Joy langsung dibekap oleh Nina.

"Joyyy!!"









***









Setelah pulang sekolah, Joy sama Nina sibuk masang penyamaran sebelum otw ke sekolah sebrang. Nina cuma pake hoodie aja. Sedangkan Joy ngikat rambut panjangnya dan pake topi. Yang nyamar cuma Nina, kalau Joy buat ngindarin panas sebenernya, karena mainnya di lapangan outdoor.

Gak tau, deh, itu bisa disebut nyamar atau enggak. Menurut Joy yang ada bikin panas.

Sekarang mereka lagi nyari posisi duduk yang strategis dan sempet-sempetnya aja Joy dadah terus kissbye sama Daniel yang lagi ngumpul di lapangan sama timnya.

Begitu duduk, mata Nina lebih liar lagi nyariin Ten. Dari masuk gerbang sekolah, matanya udah was-was sana-sini, karena bisa aja dia ketemu Ten di bagian manapun. Namun, di lapangan pun tetap aja Ten belum ketemu.

Nina cuma ngeliat Jaehyun, yang Nina tau kalau dia itu sahabatnya Ten. Nina tau dari hasil stalk-nya di instagram. Beberapa kali dia nemuin Jaehyun di foto dan snapgram Ten.

"Sabar. Mungkin belum datang." Nina noleh ke Joy yang ngeledekin dia.

"Mungkin." Nina menghendikkan bahunya.

"Gak mungkin gak datang. Dia pemain terbaik sekolah ini."

Nina mengangguk mendengar ucapan Joy. Matanya kembali melihat lapangan dan secara mengejutkan, Ten sudah berada di antara timnya.

Nina terdiam menikmati. Semangat laki-laki itu membuatnya terlihat sangat bersinar, ditambah sinar matahari yang mengenai kulitnya.

Nina merasa memang tidak perlu muncul kembali dihadapan Ten. Menatap laki-laki itu dari jauh sudah cukup untuknya.

Menjadi stalker aktif Ten, penatap jarak jauh, dan pengagum rahas--tidak, tidak bisa dikatakan demikian lagi.

Ten tau yang terakhir itu.

Ulahnya sendiri. Kemauannya sendiri.

Setidaknya sampai sekarang, Nina tidak merasa menyesal.

Permainan pun dimulai. Baik Nina dan Joy sama-sama menikmati, bukan permainannya, tapi pemainnya. Mereka sudah terbiasa seperti itu.











***









"Nin, bentar dulu." Joy menghentikan langkahnya.

Nina ikut berhenti. "Kenapa?"

"Pegangin bentar." Joy menyerahkan ranselnya. "Gue butuh wc." Setelahnya Joy berlari ke arah kiri, di mana toilet terletak. Sementara Nina menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menyusul Joy.

Nina menunggu Joy di luar toilet, bersandar pada tembok seperti kebiasaannya. Matanya menatap sekelilingnya yang sepi. Bukan itu yang Nina takutkan. Nina lebih takut kalau ia bertemu Ten.

"Neng."

Nina menoleh ke arah toilet laki-laki. Ada seorang laki-laki berbadan tinggi dan besar memakai celana jeans dan hoodie.

"Iya?" Nina menjawab pelan.

Laki-laki itu mendekat ke arah Nina. "Kirain hantu penunggu sini. Tapi kok cantik banget."

Nina cuma diam dan mengerjapkan matanya. Bukannya tersipu ia justru kebingungan.

"Leganya...." Joy keluar dari toilet. "Ayo, Nin."

Mata laki-laki itu pindah pada Joy yang mengambil alih ranselnya dari Nina.

"Udah ada temennya. Gue duluan, ya!" Nina mengangguk lalu laki-laki itu berjalan menjauh.

"Yaa... kok dia pergi?" Joy memasang wajah sedihnya, "Baru aja mau gue ajak kenalan."

Nina mengabaikannya. "Kok gue kayak pernah liat mukanya, ya?" gumam Nina.

"Apa?" tanya Joy memastikan kalau Nina sempat berbicara.

Mata Nina tiba-tiba saja membulat saat ia menyadari sesuatu. "Joy!!" Nina berbalik menatap Joy.

"Kenapa, Nin? Lo naksir?"

"Gue pernah liat dia di salah satu foto Ten!" Nina seketika heboh. "Di snapgram juga!"

"Hah?"

***

 Firecracker • Ten ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang