[17]

4.1K 610 10
                                    

"Santai aja kali, gak ada yang ngembat," komentar Joy lantaran Nina yang nyedot mie celornya super cepat.

Kebetulan waktu istirahatnya Nina barengan sama waktu istirahat sekolah, jadi kali ini dia bisa ngantin sama Joy.

"Catatan lo ada, kan?" tanya Nina memastikan.

Joy mengangguk. "Aman, Nin."

Setidaknya Joy bisa diandalkan untuk mengerti kondisi Nina yang sedang sibuk saat ini. Kali ini memang gantian, Nina yang akan meminjam catatan Joy. Biasanya kebalik.

"Gue mau cerita...." Nina balik makan lagi.

Joy yang lagi ngunyah cuma ngangguk aja ngeiyain. "Soal pertandingan Ten yang kelupaan?"

Iya, kemaren sore Nina nelpon Joy buat curhat dengan penuh penyesalan. Rewel banget dia kemaren, apalagi karena lagi capek juga. Makanya Joy beliin makanan buat dia sehabis pulang jalan sama Daniel.

Nina ngegeleng. "Udah skip aja itu. Nanti gue rewel lagi."

"Terus apa?" Joy ngelirik Nina sekilas terus nyuapin makanan ke dalam mulutnya.

Nina menarik napasnya terlebih dahulu. "Temennya Jeongin, si Chenle ternyata kenal Ten."

"Kok bisa?" Alis Joy terangkat sebelah.

"Dia murid Jaehyun, temennya Ten."

"Terus?"

"Tadi malam dia nanya," Nina menghela napasnya pelan. "Gue pacar Ten bukan."

Joy nyaris aja tersedak, dia langsung minum dan ngacangin makanannya sebentar. "Dia tau darimana?"

"Dia pernah gak sengaja keliat chat Jaehyun sama Ten dan ada nama gue." Nina memajukan duduknya agar lebih dekat dengan Joy. "Katanya isi chat Ten itu 'gue lagi jalan sama Nina'."

"Terus itu Jaehyunnya mana?" tanya Joy masih dengan nada heboh dan kaget.

"Lagi nyari buku lagu, hpnya tergeletak dekat Chenle." Nina mulai nyuap lagi makanannya.

"Pantesan." Joy ngangguk-ngangguk. Udah mulai tenang dia.

"Eh, tapi pintar juga itu bocah." Joy terkikik. "Tebakannya benar."

Hm. Ujungnya diledekin mulu.

Duh. Malu tapi gimana.

Kesal tapi gimana.

Nina mengangkat sendoknya, memberi kode pada Joy kalau ia akan menyerang Joy. Namun Joy hanya tertawa. Meledek itu menyenangkan.

"Sekolah kita kapan main?" tanya Nina disela kelanjutan makan mereka.

"Hari ini...," Joy melihat jam tangannya. "bentar lagi main."

Nina tersenyum masam. "Gue bener-bener gak tau tentang pertandingan itu," gumamnya.

"Kalau aja abis ini bukan pelajaran si galak, mendingan ikutan jadi supporter," gerutu Joy.

Ya, Nina juga ngerasain itu dengan perasaan lebih buruk lagi.

"Oh, iya. Lo udah izin buat lusa?"

Hm, untung aja Joy ingetin.

Maunya Nina kabur aja langsung.









***









Nina duduk nyender ke dinding sendirian. Daritadi dia udah usaha buat ngomong, tapi pas ketemu ketua klubnya malah lagi sama-sama sibuk, pas ada waktu malah gak ketemu.

 Firecracker • Ten ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang