[2]

6.8K 876 60
                                    

"Kak!! Bantuin Jeongin kerjain pr!!"

Teriakan serta gedoran pintu kamar yang kian kencang dari adiknya berhasil memancing kekesalan Nina.

"Kenapa gak siang tadi?! Kakak juga punya pr," gerutu Nina setelah membuka pintu.

Jeongin cemberut. "Tadi siang Kakak tidur. Jeongin gak tega banguninnya."

Duh, adiknya terlalu lembut. Kalau ada maunya.

Padahal nyatanya tadi siang adiknya sibuk main ps sama temen-temennya sampe teriak-teriak. Untung gak Nina bakar ps-nya, soalnya Nina masih bisa tidur.

"Tunggu di bawah. Kakak ambil tugas dulu."

"Oke, Kak."









***









"Verb 2 kata go apa?" Nina bertanya sambil mengerjakan rumus-rumus matematika.

Jeongin diam. Berpikir sambil menatap Nina.

"Kamu tuh udah smp, masih aja gak hapal." Nina mendengus. "Cek kamus!"

Jeongin segera membuka kamusnya. Lalu ia menulis jawaban terakhir prnya.

"Selesai, Kak," teriak Jeongin dengan riangnya. Senyumnya mengembang.

"Balik ke kamar." Mata Nina melirik Jeongin sekilas.

Jeongin mengangguk, membereskan bukunya lalu pergi ke kamar. Meninggalkan Nina yang masih berkutat dengan pr matematikanya.

"Pr bahasa inggris Jeongin udah selesai, Nin?" Nina mendongak. Mamanya datang sambil membawa jeruk hangat untuk Nina.

"Udah, Ma. Tapi prku belum." Nina memasang wajah sedihnya.

Mama Nina tertawa. "Bantuin Adek dapat pahala kok."

Nina mengangguk-anggukan kepalanya. "Kenapa gak cariin guru les buat Jeongin, Ma?"

"Iya, deh, nanti Mama coba cari." Mama Nina menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Nina. "Sini Mama bantuin buat pr."









***









Ten menoleh pas ada yang nepuk bahunya. Ternyata Jaehyun yang datang bareng Johnny sambil bawa tiga mangkuk soto ayam.

"Anak sebrang ngajak tanding persahabatan," ujar Jaehyun sambil duduk di salah satu kursi.

"Kapan?" Ten menarik salah satu mangkuk soto ayam. "Gue sih ayo aja."

"Nanti sore."

"Oke, Kapten. Yang lain udah dibilang?"

"Abis ini mau gue sebarin."

"Susah ya yang punya banyak waktu." Johnny nyeletuk tiba-tiba. Jaehyun sama Ten cuma nyengir-nyengir ganteng aja.

"Lo udah daftar les, Bang?" tanya Ten.

Johnny mengangguk. "Minggu depan mulai."

"Jarang ngumpul sama kita dong nanti." Jaehyun menyuapkan soto ke dalam mulutnya.

"Bisa diatur itu." Lalu ketiganya tertawa.

Diantara mereka bertiga memang Johnny yang satu-satunya kelas dua belas. Ketiganya bisa dekat karena klub inggris. Johnny sebagai ketua emang dekat sama Jaehyun dan Ten yang aktif. Sayangnya, semenjak Johnny udah nonaktif, dua anak basket itu juga milih out buat fokus ke basket. Hal itu berhasil ngebuat banyak siswi klub inggris patah hati.

"Eh, gue rencananya mau ngajar bahasa inggris," ungkap Ten disela-sela melahap soto.

"Inspirasi darimana lo?" Johnny menatap Ten heran.

Mata Ten melirik Jaehyun. Yang dilirik cuma senyum ganteng aja sampe lesung pipinya keliatan.

"Bagus, deh. Ada gunanya juga waktu luang kalian berdua."

Jaehyun mengangguk. "Buat pengalaman juga, Bang."

"Jadi nanti kalau punya anak, udah pengalaman ngajar." Ten ngomong dengan santainya.

Jaehyun sama Johnny ketawa.

"Mau nikah muda lo?" tanya Johnny.

Ten natap Johnny sambil senyum. "Boleh. Asal udah mapan aja."

"Gue setuju." Jaehyun ber-high five dengan Ten.

"Emang cocok kalian," komentar Johnny. Refleks, Jaehyun dan Ten saling menjauhkan diri.

"Bukan cocok buat homoan!" Johnny melihat Jaehyun dan Ten bergantian. "Kalau gitu, gue udah lari duluan."

***

 Firecracker • Ten ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang