7

16 1 0
                                    

Do not bother holding on to

that thing that does not want you

you cannot make it stay - rupi kaur

Semenjak aku melihat senja dengan Tuan Matahari ku, kita hanya bertegur sapa melalui pesan elektronik. Jarang sekali bertemu, pesan pun tak pernah berlama-lama aku larut dalam perkuliahan ku, menyiapkan setiap presentasi, berdebat lalu bertegur sapa di setiap pertemuan organisasi, sungguh rutinitas yang sama. Aku sedikit lelah dengan itu semua sebetulnya. Sedang dia larut dalam pekerjaanya dunia yang tak pernah aku ketahui seluk-beluk keadaanya dengan pasti aku hanya mendengarnya sekilas katanya itu begitu rumit, banyak hal yang tidak pernah kau temui akan bertemu disana.

Pemikiran ku tak karu-karuan sepanjang jalan menuju kampus aku memikirkan banyak hal, beruntungnya aku masih bisa mengendalikan laju kendaraan ku sendiri.

Seseorang memanggil ku dari kejauhan di saat aku sedang sibuk melipat jaket yang baru saja aku pakai saat menuju ke kampus

"Anin"

Pandangan ku terlepas ke seluruh penjuru arah sampai akhirnya pandangan ku tertuju pada gadis dengan kerudung berwarna turquish setiap orang memanggilnya "Aprillia" tapi aku lebih sering memanggilnya jamet. Aku tidak bermaksud merusak namanya yang indah, tapi ya setiap orang yang aku anggap dekat selalu ku panggil dengan nama-nama aneh sama seperti Nayla dia juga sering ku panggil jamet atau pohon jati dan ku rasa ia juga tidak keberatan, di kampus aku memiliki kelompok yang terdiri dari sepuluh orang, aku adalah anggota kelompok itu yang terakhir direkrut haha, katanya kekurangan orang biar pas berdua-dua. Keparat betul rasanya, ke keparatan yang menguntungkan bagiku, kalau aku tak berjumpa dengan mereka, sudahlah sepi nian hari-hari ku.

kelompok ya kelompok untuk diajak berbicara, berdiskusi atau bahkan saling melemparkan bullyan antara satu dengan lainnya, tenang saja kelompok kami tidak meresahkan satu kampus. Aprillia adalah salah satunya, ia juga yang lumayan dekat denganku karena tempat duduk praktek kita bersebelahan dan dia teman ku dalam ketidak tepatan waktu menyelesaikan praktek, bukan karena malas hanya saja prakteknya yang lumayan berat.

"kenapa met?"

"Presentasi hari ini gimana, udah kelar kan bahannya?"

"weits, udah dong. Tenang aja, tapi bantuin presentasi ya"

"Iya"

Selalu dia hanya bisa mengiyakan setiap permintaan orang lain, tak bisa bilang " tidak" untuk setiap permintaan.

Tibalah saat presentasi, tak ada kendala yang berarti walaupun aku harus tega seluruh waktu tidur malam ku terganggu dibuatnya. Karena memang sudah tanggung jawabku yang memilih untuk mencari presentasi, lalu menaruhnya di aplikasi powerpoint.

Kelas teori telah usai berganti dengan praktikum yang panjang berkutat dengan hal yang baru bagiku

Layar handphone ku menyala nama Tuan Matahari tertulis disana, nama Daffa telah ku ubah menjadi Tuan Matahri beberapa minggu ini. Aku memang lebih suka memanggilnya dengan sebutan demikian akhir-akhir ini.

Tuan Matahari : Kamu tahu ga kenapa awan bisa mendung gelap?

Anin : Karena awan sudah semakin tebal dan padat. Ia, mengumpulkan lebih banyak butiran air dan kristal es.

Tuan Matahari : Jawabanmu terlalu teoritis, bukan itu maksudku

Anin : Lalu?

Tuan Matahari : Matahari sedang merindukan seseorang, lalu ia bersedih maka membiarkan awan mengambil alih kerinduannya dan tersalurkan melalui awan mendung kemudian hujan turun. Rindunya semakin mendamba

Tuan Matahari dan Nona BulanWhere stories live. Discover now