Suatu sore, di tempatku bekerja.
Bapak-bapak datang untuk mengeprint.Tiba-tiba ia memulai pembicaraan dengan topik mengapa ia membuka bisnis kulinernya.
Yang kuingat ia mengatakan:
Saya telah bekerja selama 15 tahun di bank konvensional, lalu saya memutuskan untuk mengajukan pensiun dini.
Sebab hidayah itu telah datang pada saya, ucapnya.Kita semua tau hukum bekerja di sebuah bank, yang harta ribanya sangatlah besar.
Ia tidak berhenti bercerita, ia melanjutkannya lagi.
Lalu, kemudian saya mendengar seorang ustadz berceramah, dan ia mengatakan:
"Ini ibarat kamu, istri kamu, dan anak kamu. Lalu sebelahnya lagi terdapat tumpukan bara api.
Perumpamaannya ia peragakan dengan jari-jarinya.Kemudian kamu ambil sekop dan menyuapi anak kamu dengan bara api tersebut. Ibarat seperti itulah orang yang memakan harta riba" ucapnya lagi.
Aku terenyuh, begitu pedih perumpamaannya.
Hidayah itu mahal, dan datangnya juga tanpa kita ketahui.
Saya melihat banyak teman saya yang sudah berhijrah, mereka juga mengajak saya. Namun saya abaikan
Lalu Allah benar-benar memberikan saya Hidayah
Kebetulan istri saya paham dibidang kuliner. Dan sayapun bekerja sebagai marketing waktu di bank dulu. Jadi saya manfaatkan segala yang kami punya.
Saya pastikan saya tidak memiliki hutang, baik itu cicilan atau apapun itu.
Kata ustadz,
Kalo saya tidak tau hukum harta yang terdahulu saya dapatkan dari bank itu tak mengapa. Tapi sekarang saya sudah tau dan memutuskan untuk berhenti.Biarlah dengan harta sedikit, saya beranikan untuk membuka usaha. Lillahi ta'ala.
Alhamdulillah respon orang-orang baik dengan usaha saya.
Dan saya telah mendaftarkannya di go-food.
PISANG PASIR SAKHA
.
.
.
.
.
// Medan, 3 April 2019//***
Ketahuilah bahwa rezeki sudah ada yang mengatur. Mengapa kita masih saja tenggelam dalam rezeki yang haram jika Allah memudahkan jalan menuju rezeki yang halal? Maka janganlah takut perihal rezeki. Insyallah. Jika memang itu rezeki kita, sejauh apapun kaki melangkah akan tetap kembali ke kita juga. Dan jika itu bukan rezeki kita, mau bersusah payah gimanapun mengejarnya. Ya tidak akan kita dapati juga.Senantiasalah bersyukur.
Agar nikmat itu lebih terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUHASABAH : Sebuah Renungan
Spiritual- SLOW UPDATE - Berisi tentang renungan, pengalaman serta perjalanan hidup dan sekaligus untuk self reminder. Berbagi ilmu, berharap tulisan ini berguna bagi orang banyak. Agar ia berkah Semoga terinspirasi! Salam hangat, Fiqih