PART 7{KEHANCURAN 3}

266 3 0
                                    


"Jih...deng...."
"AKU BILANG MENJAUH .....MENJAUHLAH DARI KU....."teriaknya lebih keras ,hingga suaranya menggema di ruangan ini.

---------------------

"Hus...hus....menjauh lah... Aku ini kotor...menjijikkan...dan aku juga sudah berdosa...hahahaha...aku berdosa.. Kau tahu aku berdosa HHHHH AKU BERDOSA....KAU DENGARKAN...... AKU INI BERDOSA.. "lirihnya namun suaranya semakin membesar dan mulai seperti membentak orang.
"Henti....."
"HHH....AK..."

PLAK.....
"KU BILANG BERHETI JANGAN SEPERTI INI JIH...."teriakku setelah mendaratkan tamparan di pipi Jihan

Dia mulai diam sembari memegangi pipinya yang tadi ku tampar.

"Aku bilang jangan seperti ini...dengarkan aku..."

"Aku minta maaf atas kejadian ini semua,aku tidak sadar saat itu. Tolong maaf kan aku Jih,aku mohon lupakan kejadian tadi malam dan jangan seperti ini lagi" kataku sembari memegang kedua bahunya yang bergetar hebat.

"...."hening sesaat
"Cih.. Kau bilang lupakan....lupakan kejadian tadi malam....dasar laki laki..."

"enak saja kau bilang.....INI SEMUA SALAH MU....KAU TAHU ITU....YANG RUGI DI SINI SIPA?...AKU JUGA KAN YANG RUGI!!!...BAGAIMANA MASA DEPAN KU!!!BAGAI MANA HAAAA!!!!AKANKAH ITU SEMUA BISA KEMBALI KEPADAKU?!!!!BISA!!!!KAU BISA MENGEMBALIKAN SEMUA HAAA?!!!"teriaknya sembari memukuli dadaku dan mendorong tubuhku.

Ku biarkan dia melampiaskan emosinya kepadaku,aku memang pantas mendapatkan pukulan ini,kemarahan dan kebenciannya.

"AKU BENCI KAMU.....AKU BENCI aku benci....hiks...hiks....aku benci"teriaknya namu suaranya semakin lirih bersamaan dengan pukulannya.

Ku tarik dia dalam pelukan ku untuk menyalurkan ketenangan kepadanya.

"Maaf....maaf..dek....maafkan kakak"bisik ku.hanya itu yang bisa kulakukan.

Karna aku hanya manusia biasa,aku tidak bisa melakukan apa apa ,karna semua ini sudah terjadi.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Semuanya sudah sedikit membaik. Walau jihan masih benci kepadaku tapi setidaknya dia tidak berontak seperti tadi.

Saat ini aku sedang mengobati luka di tangan dan leher Jihan.

Ku amati tubuh Jihan, lukanya tidak hanya di ditu saja sepertinya di seluruh tubuhnya. Karna jubah yang di pakai Jihan banyak bercak darah dari area dalam.

"Sebenarnya apa yang sudah di lakukan wanita ini?"tanyaku dalam hati.

Ku amati wajah redup itu,dulu wajah inilah yang membuat ku dan Jane selalu tertawa. Tapi sekarang wajah itu berubah derastis tidak seperti dulu lagi.

"Sebaiknya kau pergi dari sini,tidak usah sok kawatir kepada ku!aku bisa melakukan ini semua sendiri"katanya lirih.

"Ap..."
"Aku tidak butuh kalimat dari mulut mu yang ku butuhkan hanya kepergianmu dari apartemenku"sautnya dengan wajah datarnya

"Oke...aku akan pergi... Tap...."
"KUBILANG PERGI.AKU TIDAK BUTUH KALIMAT MU YANG TIDAK PENTING ITU.. "teriaknya lagi.

Mungkin sebaiknya aku pergi,ini bukan waktu yang tepat untuk meminta maaf.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Disisilain terdapat sosok wanita yang mirip dengan Jihan,siapa lagi kalau bukan Jane kakak kembar Jihan . Saat ini ia sedang sibuk dengan pekerjaannya,memandang grafik grafik yang tampak di layar laptopnya.

Grafik itu menggambarkan keuntungan dan kerugian cabang lestorannya.

"Kenapa susah juga buka cabang lestoran baru di sini sih?saingan lestoran di sini juga lumayan banyak. Bagaimana agar aku bisa mengubah grafik ini menjadi lebih baik?"grutu Jane sembari masih mengamati grafik yang sangat menguras tenaga dan pikirannya.

"Aku harus cari jalan keluar,tapi apa?"bingungnya menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Tok...tok...tok..
Suara pintu ruangan di ketuk

"Masuk"kata Jane
"Ini bu minumannya.maaf kalau kelamaan datangnya"kata salah satu kariawannya sembari meletakkan minuman yang di pesan Jane tadi.

"Ow...ya tak apa.makasih sudah mengantarnya keruangan saya"

"Sama sama bu,kalau begitu saya balik kerja dulu bu"sembari melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.
Baru beberapa langkah jane memanggil kariawan itu.

"Eh...tugu dulu"kariawan itu berhenti dan berbalik dan kembali lagi ke dekat meja kerja Jane.

"Ada apa bu?ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Tidak ada,emm....hanya saja apakah pelanggan masih sama sedikit seperti kemarin?"

"Belum ada perubahan sedikitpun bu"

"Emm ya sudahlah,kamu bisa lanjut kerja"

"Baik bu"kariawan itu pun mulai melangkahkan menjauhi Jane

"Sepusing ini kah memiliki usaha sendiri?cih..."kata Jane lirih sembari mengambil minuman yang ia pesan tadi.

Pyar....

"JIHAN!!"jerit Jane bersamaan dengan gelas minuman Jane yang terjatuh.

Aku Bukan Mainan MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang