PART 8{KECEMASAN JANE}

201 2 0
                                    

Pyar....

"Jihan"jerit Jane bersamaan dengan gelas minuman Jane yang terjatuh.

----------------------

Jane pov

Tanpa ku sangka gelas itu jatuh dari tangan ku,entah karna aku kurang hati hati atau karna banyak pikiran,namun hatiku merasakan ada sesuatu yang terjadi dengan kembaran ku.

"Ya allah ya robi ku,lindungi saudara kembar ku jihan. Jaga dia jangan sampai ada sesuatu yang membuatnya celaka ya Allah,jauhkan ia dari mara bahaya.amin..."doa ku dalam hati.

Ku arahkan pandangan ku ke jam dinding ternyata sudah pukul 14.00.
Mungkin saja karna aku terlalu sibuk bekerja hingga lupa shalat jadi perasaan ku tidak enak,lebih baik aku shalat terlebih dahulu.

Saat ini matahari sudah mulai berganti tempat deng bulan.
Namun perasaan ku tetap saja masih tidak enak.

"Lebih baik aku menelpon Jihan,memastikan kalau di tidak apa apa. Ya benar ini lebih baik"

Tut......
Tut....Jane masih menunggu
Tut....
Tu.....

sambungan keempat juga belum ada respon dari orang di sebrangsana.

Tut...
Tut...

"Tidak biasanya Jihan seperti ini?.Astagfirullah jangan berpikiran yang buruk jan,mungkin dia sedang tidak memegang hp"ku tenangkan pikiran ku agar tidak berpikiran yang buruk.

"Assalamualaikum kak"saut Jihan di sebrang sana.

"Alhamdulilah"syukurku dalam hati,rasanya lega akhirnya tersambung juga.

"Waalaikumsalam dek,emm...gimana kabar mu dek?,baik gak?,kak Jane kangen kamu dek"

"...."hening.
"halo Jih...dek kamu masih di situkan?"
"Dek.."
"Ah...emm...iya kak.aku juga kangen sama kakak.kakak kapan pulang...emm..aku rindu hiks...hiks...rindu kakak"

"Emm...gini dek,kalok dalam kurun waktu 3 minggu kakak belum pulang.kakak sudah mengambil keputusan kalau kakak akan di sini selama 1 bulan untuk mengatur pendapatan lenstoran kita agar sama seperti lestoran kita di situ dek.karna di sini persaingannya lumayan susah dek.kamu gak papakan di sana sendiri?"

"Ha...e....em..."

"Gak papa ya dek?.jangan nangis,kalok ada kesulitan kamu bisa minta tolong sama mas Fahmi aja,dia pasti mau bantu kamu kok "

"Kak....fah...Fahmi...e...em....i...i..iya kak....kakak hati hati di sana ya.ya udah jihan ingin istirahat dulu kak"

"Ow ya ok,jaga diri baik baik ya?kakak sayang kamu jih"

Tut...tut..tut..

Hati ku merasa tenang setelah mengobrol dengan jihan,ya walau lewat telepon tapi tak apa yang terpenting aku bisa tahu bagaimana kabarnya.

Tapi suara Jihan tadi sedikit aneh,biasanya dia kalau mendengar suara ku langsung antusias banget.tapi ini berbeda dan suaranya sedikit lirih?apa yang terjadi?.

"Huh....kecemasan mu tidak berarti Jan.kalok ada apa apa pasti Jihan kasih tahu,dan tidak mungkin Jihan kenapa napa kan ada mas Fahmi yang jagain dia.em....bener juga"kataku menenangkan diri ku sendiri.

Aku tidak mau berfikiran yang buruk.takut kalau jihan benar benar kenapa napa.

Aku harus cepat cepat mencari jalan keluar untuk menangani permasalahan ini.

"Aku tidak kuat harus berjauhan dengan adik kembarku itu"kata ku lirih.

Jihan pov

Malam semakin larut awan hitam mulai menumpahkan semua air untuk membasahi bumi ini.

Dan di sinilah aku duduk di lantai bersandar di tepian ranjang.

Mengarahkan pandangan ku ke jendela kaca.

Memandang air hujan yang turun dari langit,rasanya alam ini juga merasakan kesengsaraan ku saat ini.

Ku gerakkan tubuhku untuk berdiri dan mengarahkan kaki ku mendekati jendela bening itu.

Sampai di sana tangan ku mendorong jendela bening itu.
Kriet....

Jendela itu mulai terbuka lebar,kutodongkan tangan ku untuk merasakan kesedihan alam ini.

Ku arahkan telapak tangan ku ke atas untuk menampung kesedihan alam ini.

"apa benar alam juga merasakan kesedihan ku saat ini?."tanyaku dalam hati.

Ku arahkan pandanganku memandang awan hitam itu.

"Ayah....hiks....hiks....aku rindu ayah...hiks...hiks.....apa ayah sudah bertemu bunda di sana?hiks...."kataku masih memandang awan hitam sembari mengeluarkan oksigen yang terasa mencekik di leher.

"Bagaimana ayah......aku....hiks....aku harus bagaimana?kenapa...hiks....kenapa ini semua terjadi?hiks.....hiks..."ku hentikan kata kataku,tenggorokan ku terasa kering.

Hening sesaat dan saat ini ruangan hanya terdengar suara isakan tangis ku yang lirih.

Ku tundukkan wajah ku,dan tiba tiba hujan berhenti.

Bruk.....

Kakiku tidak kuat untuk menopang berat badan ku dan tanpa ku sangka aku jatuh tertunduk di depan jendela.

"YA ALLAH APA YANG SUDAH KAU RENCANAKAN SAAT INI ?"jerit ku fruatasi

Tring...tring...tring...
Suara telpon ku berbunyi.

Aku Bukan Mainan MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang