PART 16 {LEBIH CEPAT LEBIH BAIK}

158 2 0
                                    

"Setidaknya nikahi adik ku hingga ia melahirkan anak mu mas.agar Jihan mempunyai setatus dan masyarakat tidak meragukannya"lanjut Jane

"..."hening.

______________

"Akan ku nikahi adik mu namun setelah itu aku akan menceraikannya dan menikah dengan mu"kata ku
"Tap..."
"Tidak ada tapi,ini syarat dari ku.jika tidak menerimanya aku tidak mau menikahinya"kata ku
"Lalu anak mu?"
"Aku akan memberikan hak asuh kepada adik mu.aku juga akan tetap menafkahinya walau kami sudah bercerai.intinya aku hanya menikahi jihan untuk memberi setatus jelas bagi anaknya"

Jihan pov

Aku hanya mendengar perdebatan mereka.aku tidak berani menjawab atau melawan mereka.
Jujur saat ini aku ingin menyela perkataan mereka,tapi disini rasanya aku di abaikan.
Aku tidak mau masadepanku di permainkan.aku ingin menikah satu kali seumur hidup,tapi dengan mudahnya mereka mempermainkan pernikahan ini.
Aku harus apa?,pesan ayah selalu terngiang di setiap langkah hidup ku.
Ayah selalu berpesan aku harus selalu patuh kepada ayah dan kak jane tidak boleh membantah,karna aku harus patuh kepada yang lebih tua dari ku.
Tapi kalau seperti ini keadaannya,apa aku harus patuh dengan kak jane?.

"lebih cepat lebih baik.pernikahan akan diadakan 1 minggu dari sekarang."kata kak fahmi sambil memegang bahu kak jane"tunggu aku,jangan pernah berpaling dariku.walau aku menikah dengan adik mu cintaku masih untuh untuk mu"lanjut kak fahmi berbisik namun aku masih bisa mendengarnya.

Sakit....kata itu yang tepat untuk diriku.aku harus menikah dengan pria yang tidak kucintai dan sebaliknya dia juga tidak mencintai ku melainkan dia mencintai kakak kembar ku sendiri.
Aku tahu aku adalah orang ketiga bagi mereka.aku hanya pengganggu atau bisa di sebut perusak pertunangan mereka.

Apa aku sejahat itu?
Tapi aku harus bagaimana?
Saat aku memberi masukan/solusi aku selalu di abai kan.
Ini semua menyakut masa depanku.tapi tetap saja perkataanku di abaikan.
Mungkin lebih baik aku patuh dan diam.itu cara terbaik untuk semuanya,rasanya aku hanya bonekah yang di permainkan.

Jane pov

Saat ini kami sudah pulang ke rumah masing masing.aku pulang ke apartemen bersama adik ku,sedangkan mas Fahmi ia pulang ke rumah nya.

Saat ini aku sedang duduk di meja kerja ku,memikirkan kejadian tadi malam di rumah sakit.

"Aku tidak akan menganggap kalau dia anak kandung ku."
"Lebih baik begitu"

Kalimat itu yang selalu terngiang di telingaku.
Jika aku tidak kembali ke ruangan inap Jihan mungkin aku tidak akan tahu kalau ayah dari anak Jihan adalah mas Fahmi (tunangan ku).
Kenapa serumit ini?,kenapa juga ini bisa terjadi?.aku tidak bisa menjaga adik ku sendiri,coba saja kalau aku tidak berangkat keBali mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Aku terlalu mementingkan pekerjaan ku dari pada Jihan adik ku sendiri.

"Heh.......kenapa bisaaaaa!!!!"jerit ku sembari menggebrak meja.

Aku harus merelakan mas Fahmi untuk Jihan,ya benar sekali aku harus merelakannya.
Tapi bagaimana nasip ku setelah ini?,apa aku bisa merelakan dengan semudah itu.Ini tidak semudah memembalik tangan.
Aku sudah terlalu cinta dengan mas Fahmi.ini sulit,aku harus apa?.
Kepala ku pun mulai pusing dan sakit,reflek tangan ku memijit pelan pelipis.

"Heh......lebih baik aku mandi,setidaknya menenangkan pikiranku sebentar"kataku.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

CEKLEK........
Suara pintu rumah mulai terdengar,sang empu rumah pun berjalan menuju ruang tamu dan mendaratkan tubuhnya berbaring di shofa sembari meletakkan lengannya di atas kepala dan tangan yang satunya masih sibuk menggeser layar hp.

"...."
"Halo,ra....kesini gue ada perlu ama elo"kata pria itu.
"....."
"Iya kerumah gue,nanti gue jelasin.cepet ke buru habis nih waktu gue."
"....."
"Kebiasaan lo banyak omong,cepetan gue tunggu..."
Klik.....
Sekali tekan sambungan telfon itu sudah terputus.

___________
Tok....tok....tok.....
Suara pintu di ketuk.

"Baru datang tu bocah"kata pria itu

CEKLEK......
"Assalamualaikum fa...ada apa telfon gue?"tanya Putra.
Ya benar pria itu adalah Fahmi dan yang baru datang adalah sahabat karip Fahmi yaitu Putra.

"Masuk gih......gue mau curhat ama elo"kata Fahmi.
Mereka pun mulai duduk di shofa ruang tamu sembari mencari posisi nyaman,dan akhirnya mereka mengambil posisi berhadapan dibatasi meja panjang yang tingginya hanya sebatas lutut.
"Kenapa lagi lo?"kata Putra"Dari raut wajah lo,gue udah bisa baca.Pasti gadis yang elo tidurin minta pertanggung jawaban kan?.udah pasti bener tebakan gue.mendingan lo nikahi dia kasian juga gadis itu fa"lanjut Putra sembari mengambil toples yang sudah tertata di situ,dengan santai dibukanya dan memakan isi toples sembari bersandar di shofa.

"Bukan gadis itu yang minta tanggung jawab tapi kakak kembarnya."kata Fahmi datar.
"APA!?"triak Putra

Fahmi pun mulai menceritakan kejadian tadi malam di kamar inap Jihan.

"Terus tunangan elo tahu semuanya?,dia juga tau kalok elo nyuruh jihan untuk gugurin janinnya itu?"tanya Putara
"Kayaknya enggak deh ra,tapi gue gak tahu pastinya,gue gak mikir itu.yang gue pikir saat ini,gimana caranya gue bisa segera nikah sama jane"

"Anak lo aja belum lahiran dan lo masih mikirin itu?"
"Kalok Jihan gak hamil mungkin gue bisa nikah sama jane setelah ia selesai wisuda"
"Kenapa juga jane dengar percakapan gue dengan jihan,pasti gak kayak gini jadinya,masaksih gue harus nikahin tu culun.cih....gue tu cintanya sama jane bukan jihan,gak ada gunanya gue nikahin tu culun,nyusahin hidup gue aja.toh......akhirnya gue ceraiin juga setelah tu bayi lahir,ribet amat.Tapi kalok gak gitu gue gak bisa dapetin Jane kembali"gerutu Fahmi.

"Kenapa lo nyalahin Jihan,yang salah itu elo bukan gadis yang tidak tau apa apa seperti dia"kata Putra
"Cih...."gerut Fahmi
"Masalah lo itu membuat otak gue muter muter tau.lama lama kayak gangsingan ni otak gue"

"Lo itu kalok di curhatin selalu gitu.lo selalu gak ngasih solusi ke gue."kata Fahmi dingin

"lebih baik gue pulang,lo pecahin sendiri masalah elo.gue gak ikut ikut,ini masalah elo.Coba pikir ,elo sekarang udah dewasa sebentar lagi udah punya anak.seharusnya masalah kayak gini elo bisa cari solusi sendiri sobat.lo pilih cinta dan tunangan lo atau pilih anak lo"kata Putra sembari menutup toples dan meletakkannya di tempat semula

"Jujur gue suka anak kecil ra tapi gue gak cinta sama ibu anak itu'kata fahmi
"menurut gue karna terbiasa cinta akan datang dengan sendirinya.jangan sampai menyesal dengan pilihan lo sendiri"
"Ok....bye....gue mau pulang....banyak pekerjaan numpuk di rumah noh"kata Putra sembari berjalan menuju pintu keluar.

"Putra lo itu gak setia kawan banget ya,gue lagi banyak masalah lo malah pergi!.dasar sahabat musiman lo"gerut Fahmi.
"Gue gak tau harus apa?itu terlalu rumit untuk gue fah. Gue percaya dengan elo ,yang terpenting pilihlah jalan yang baik menurut hati lo"kata putra sembari membuka pintu dan menutupnya lagi dari luar.

-------------

Aku Bukan Mainan MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang