Kamu Milikku! #3

109K 4.5K 89
                                    

Pov Rasika

Badanku terasa remuk redam, capek mana kaki sakit. Kepalakupun ikut sakit atas kelakuan pria amoral itu. Dengan pedenya menciumku sampai aku sesak nafas, kalau saja kakaiku nggak sedang sakit kupastikan dia kutendang dari mobil. Tapi apa daya kakiku saja nyerinya bukan main, melawannya sama saja buang tenaga sia-sia. Kuharap aku tak bertemu pria songong bin sombong itu. Amit amit. Malam ini aku langsung tidur saja lah, aku sudah terlalu lelah untuk mandi atau berganti baju. Merebahkan badan seperti ini rasanya kenikmatan surga duniawi, malas bangun lagi untuk sekedar membersihkan muka. Semoga pagi tak kunjung datang.

Pov Radinal

Hari ini melelahkan, pukul 1 dini hari aku baru sampai apartemenku. Berendam air panas rasanya nikmat apalagi sambil membayangkan ciuman tadi rasanya nagih. Rasa capek seketika luruh, aku yakin dia sedang tak bisa tidur membayangkanku. Aku akan mencari tahu tentangnya besok, apa sih yang nggak bisa aku lakukan.

Pov Rasika

Matahari pagi menembus jendela membuat silau mataku karena semalam langsung tepar dan nggak sempat nutup tirai jendela. Meraba-raba ponsel yang entah dimana, tertera pukul 10 di layar ponsel. Astaga aku tidur terlalu lama dan seperti bangkai tak bangun sedikitpun. Badan sakit semua, kakiku juga ampun nyerinya. Hari ini aku ijin tak masuk kantor, badanku berasa remuk. Sepertinya aku butuh mandi air dingin biar mata ini benar-benar melek, mataku rasanya lengket banget. Susah payah aku berjalan ke kamar mandi, mau ngapa-ngapain susah. Ini semua gara-gara pria amoral itu. Setelah mandi dengan usaha susah payah aku meraih ponsel menelpon teman kantorku.

"Halo Ramon."

"Hei, kenapa kamu tak masuk?"

"Aku kena musibah, kakiku terkilir dan aku tak bisa jalan normal."

"Kamu ini kapan kapok sih pakai heels?"

"Hahahaha nunggu aku tingginya 170 baru aku berhenti pakai heels. Gimana di kantor?"

"Sepi nggak ada kamu, nggak ada yang ngributin jam yang nggak jalan-jalan."

"Sialan, pulang kantor mampir ye bawain aku makan. Males mau keluar susah jalan."

"Siap tuan putri. Eh tadi ada telepon dari pusat nanyain kamu."

"Serius? Mati aku."

"Mati kenapa?"

Duh jangan-jangan dia ngelaporin aku lagi, kalah cepet aku.

"Hei ditanya juga, mati kenapa?"

"Nggak pa-pa, betewe ngapain kantor pusat nanyain aku?"

"Cuma telpon minta disambungin ke kamu."

"Oh..ya sudah ya, jangan lupa pulang bawain aku makan. Kalau bisa cepet jangan pake lama."

"Beres, apa lagi?"

"Udeh, ya sudah ya aku mau tidur lagi. Hahahaha."

"Kempres."

Libur gini enaknya ngapain yah, coba kakiku nggak gini aku udah muterin kota nih huting foto. Laper, delivery order aja lah. Pesan ayam kriuk deh terpaksa walaupun aku nggak terlalu suka ayam bertepung dari pada pingsan di kamar nggak ada yang tahu.

Tet...tet...

Wah cepet bener ya udah dateng ayam kriukku, baru juga 10 menitan. Bagus deh aku jadi nggak perlu pingsan dulu di kamar. Dengan susah payah aku ke depan pintu, kuintip dari lubang pintu tapi nggak kelihatan batang hidungnya si kurir.

"Pagi menjelang siang." Sapa pria di depanku yang sukses membuat mataku melebar.

"Ngapain kamu di sini?"

You are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang