Kamu Milikku #4

102K 4.5K 91
                                    

Pov Rasika

Tett...Tett....

Haduh berisik banget sih itu bel, mengganggu tidurku saja. Tapi sepertinya aku tidur terlalu lama sampai kepalaku terasa pening begini. Mana lagi ini krukku, ternyata krukku terbengkalai di bawah. Dengan susah payah aku mengambilnya. Kulihat ruang tamu yang sudah kosong, berarti tuan narsis sudah pergi. Baguslah, bikin sepet pemandangan kalau ada dia.

Tett..Tett...

"Sabar ya ampun." Seruku sedikit keras, aku tahu itu pasti Ramon.

"Lama banget sih bukanya tuan putri."

"Ampun dah Ram, nggak liat kakiku?"

"Yang aku lihat muka bantalmu. Gila ya seharian kerjaanmu cuma tidur. Enak bener."

"Apanya yang enak, sialan. Mana pesenanku?"

Ramon menyodorkan bungkusan kresek putih.

"Gimana kakimu?"

"Ya gini masih bengkak. Kamu ko cepet banget pulangnya?"

"Kan kamu minta aku cepet, gimana sih?!"

"Oya, kamu memang the best lah."

"Sini kugendong, lihatnya susah amat sih jalannya."

Ramon langsung membopongku ke sofa. Gendong aku mah kecil buat dia, badannya aja kaya model iklan L-Man. Dia tak langsung ikut duduk denganku, tapi dia langsung ke dapur mengambil minum. Ramon memang sudah biasa di apartemenku seperti rumah sendiri.

"Ini ada ayam kriuk, tumben."

"Terpaksa tapi nggak jadi ku makan."

"Siang kamu nggak makan?"

"Makan kok."

"Ehemm..."

Karena mendengar sebuah deheman pria sontak aku dan Ramon menoleh ke arah sumber suara. Mataku langsung melotot melihat si tuan narsis keluar dari kamarku dengan rambut acak-acakan has orang baru bangun tidur.

"Kamu siapa?" Tanya Ramon kaget dan dia langsung berdiri, matanya bergantian melihatku lalu melihat tuan narsis lalu melihatku lagi. Gerakan matanya menyiratkan penuh pertanyaan.

"Dia siapa?" Tanya si tuan narsis padaku dengan gerakan mata menunjuk Ramon.

"Apa yang baru kalian lakukan di kamar?" Tanya Ramon menatapku tajam. Oh my God, suram masa depanku.

"Aku tak tahu dia ada di kamarku, serius. Kupikir dia sudah pulang." Jawabku masih tak percaya Dinal bisa keluar dari kamarku, padahal tadi aku kan tidur di kamar sendiri.

"Kamu belum pulang? Kenapa bisa keluar dari kamarku? Apa yang kamu lakukan di kamarku?"

"Aku ketiduran di kamarmu."

"Nggak mungkin, aku kan juga tidur di kamar. Aku jelas-jelas tidur sendiri." Kataku ngotot.

Radinal hanya mengangkat bahunya cuek, sialan banget nih orang. Awas saja kalau dia sudah macam-macam padaku.

"Sudah, sudah. Jelaskan padaku siapa dia Rasi!"

"Dia itu.."

"Aku pacarnya, kamu siapa?" Potong Radinal sembarangan.

Ini tuan narsis kerasukan atau apa seenaknya bilang aku pacarnya, ketemu aja baru semalam. Otaknya hijrah kemana dia.

"Pacar?" Dahi Ramon sukses berkerut dan matanya menatapku tajam

"Bukan! Aduh, aku pusing kalau gini. Kamu pulang aja sana bikin hidupku runyam aja tahu nggak." Usirku ke Radinal, dia memang cuma bisa bikin hidupku kacau balau.

You are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang