Pov Radinal
Pagi-pagi sudah dibuat emosi melihat Nando sudah nangkring di pantry apartemen Rasi, sedang meminum secangkir kopi dan Rasi sepertinya sedang memasak memunggungi Nando dan aku. Bahkan mereka tak sadar atas kehadiranku, asyik mengobrol. Aku masih diam memperhatikan mereka.
"Tak salah aku pagi-pagi ke sini, bisa mendapatkan kopi senikmat ini." Ucap Nando masih melihat ke arah Rasi yang sedang memasak. Sialan!
"Datanglah ke sini akan kubuatkan untukmu kalau kamu mau."
"Itu pasti." Jawab nando mantap.
"Ehem.." Aku berdehem agar mereka sadar ada aku di sini.
"Oh hai Nal, kemarilah. Rasi sedang membuat nasi goreng, dari harumnya saja sudah enak."
"Ngapain kamu di sini?" tnyaku tak menghiraukan perkataanya.
"Tentu untuk menikmati ini." Katanya seraya mengangkat secangkir kopi.
"Kamu tahu kan Rasi itu pacarku." Kataku mendeklarasikan kepemilikanku.
"Ya, lalu?"
"Aku tahu kamu pecinta wanita, tapi nggak dengan Rasi. Jangan coba-coba Ndo." Kataku serius, aku tahu Nando itu ganti pacar seperti ganti baju.
Nando malah tertawa kecil dan menepuk bahuku.
"Santai Nal, kenapa kamu jadi sensitif begini."
"Sudah, sudah ayo kita sarapan saja. Nasi gorengnya sudah matang." Kata Rasi menginterupsi kami, menarikku dan Nando ke meja makan. Ngapain juga Rasi harus narik Nando juga.
Rasi kembali ke dapur mungkin untuk menyiapkan nasi goreng yang dia masak barusan.
"Aku tahu Rasi pacarmu, tapi kata tante Jihan dia hanya penghiburmu. Jadi nggak salah kan kalau aku mulai serius dengannya? Aku sudah bosan main-main, bukan masanya lagi aku begitu." Bisik Nando tepat di telingaku, reflek kutinju wajahnya.
Ini pertama kalinya aku memukul Nando, walau sifat kami sangat berbeda soal wanita tapi kami selalu kompak. Walau tiap malam Nando membawa teman kencan yang berbeda aku tak pernah masalah. Tapi kali ini aku benar-benar emosi.
"Astaga, Nando kamu kenapa?" Seru Rasi lalu duduk membangunkan Nando yang tersungkur.
Reflek kutarik tangan Rasi yang memegang bahu dan pipi Nando.
"Apa?" Teriak Rasi menghempaskan tangannya yang kupegang.
"Biarkan saja, dia bisa brdiri sendiri."
"Biarkan gimana, kamu ini kenapa main pukul sih? Duduk aku bilang atau silahkan keluar. Aku nggak suka ada kekerasan di apartemenku." Seru Rasi nyaring menyulut emosiku.
"Aku pacarmu tapi kenapa kamu membelanya?" Tanyaku tak kalah keras.
"Terserah." Ucapnya lalu berbalik dan menanyakan keadaan Nando.
"Hei, lihat aku!" Kutakik tangannya sampai dia berbalik dan menabrakku.
"Apa lagi?" Tanya Rasi dengan mata melotot sempurna, ada kemarahan tercetak di sana.
Kulirik Nando, aku bisa melihat ada seringai kemenangan di wajah Nando, sialan dia. Datang malah membuat runyam hubunganku. Dasar playboy kacangan, tak bisakah dia mencari mangsa selain Rasi. Aku malas melihat adegan mereka berdua.
"Dasar murahan." Desisku lalu melepaskan cengkeraman tanganku di pergelangan tangan Rasi, pergi meninggalkan mereka. Moodku hancur seketika, malas berangkat ke kantor. Rasanya ingin menghancurkan tembok apartemen Rasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine
عاطفيةBertemu dengan pria songong bin sombong rasanya memuakan! Jangan pikir aku tergiur dengan pria berwajah tampan. _Rasika Vahya Binara Bertemu dengan karyawan tak disiplin dan menghancurkan harga diriku rasanya geram. Lihat saja nanti! _Radinal Gandra...