Aku adalah seorang gadis SMA yang akan naik ke kelas tiga. Aku sangat menyukai kebebasan dan tidak suka di kekang.
Kata orang, aku cukup cantik. Dengan tubuh putih bersih, rambut cokelat bergelombang, dan dengan tinggiku seratus enam puluh tujuh. Kata orang aku seperti gadis dewasa.
Tidak, aku tidak setua itu. Umurku bahkan baru tujuh belas dan baru beberapa hari yang lalu menerima KTP.
Tidak, tidak ada yang istimewa dalam diriku. Aku tidak pintar seperti tokoh utama dalam novel ataupun punya banyak pacar. Aku juga bukan tipe cewek yang sibuk dengan kepopuleran.
Aku hanya seorang gadis biasa. Walaupun adik kelasku banyak mengidolakanku, aku tidak sombong dan menjadi merasa paling cantik. Masih banyak yang lebih cantik dariku.
Aku juga hanya punya lima teman saja. Itupun temanku dari SMP dan SD.
Impian? Aku mempunyai beberapa impian yang sudah terwujud maupun belum. Yang belum terwujud adalah menikah, membahagiakan orang tua, lulus sebagai sarjana ekonomi bisnis, dan mempunyai empat orang anak.
Tapi, sepertinya impianku opsi pertama dan kedua akan terwujud di usiaku yang masih tujuh belas ini.
Aku akan dijodohkan. Serasa seperti mendengar petir menyambar di telingaku.
Mama mengatakan jika aku telah di jodohkan dengan kakak sahabatku sendiri. Ini gila! Yang bisa aku lakukan hanya berdiam diri dan mengunci diri di kamar setelah mendengar keputusan mama. Aku perlu menenangkan diri.
Aku berusaha mencubit bahkan menyakiti diriku agar sadar bahwa ini hanya sekedar mimpi. Tapi, hal itu menyakitkan diriku. Jadi, ini bukan mimpi.
Aku bahkan masih ingat perkataan mama waktu itu.
Flashback
"Kemarilah sayang.." mama memanggilku yang kebetulan lewat di depannya.
"Ada apa ma?" tanyaku polos. Aku duduk di sebelahnya. Aku tidak tahu apa maksud mama memanggilku.
"Kamu akan di jodohkan sayang," ucap mama.
Pertama aku masih tidak nyambung dengan apa yang dikatakan mama barusan. Kemudian..
"Apa ma?! Aku?! Di jodohkan?! Mama enggak lagi dalam keadaan tidurkan?" tanyaku syok dan aku masih berusaha memastikan.
"Iya sayang, mama tidak dalam keadaan tidur. Kamu akan di jodohoan dengan kakak Fefe.." ucap mama.
"Hah? Ma.. Kath punya pacar ma dan aku berani bertaruh, kakak Fefe pasti juga punya," ucapku berusah menolak perjodohan gila ini.
"Kakak Fey tidak punya pacar dan ini sudah menjadi amanat kakek dan kakek Fey," ucap mama lugas.
Oh tidak! Aku harus menolaknya.
"Ma.. Kath masih tujuh belas dan Kath masih sekolah ma. Apa kata teman - teman Kath kalau Kath ketahuan sudah menikah?" tanyaku. "Terus gimana nasib Alex ma.." ucapku sedih.
"Putuskan dia," ucap mama enteng. "Apa kamu tidak mau membahagiakan mama dan papa?" tanya mama sedih.
"Aku mau ma, tapi tidak dengan cara seperti ini," ucapku memelas.
"Mama tidak mau mendengar penolakan lagi Kath. Kakek sekarang kondisinya kritis, kamu memangnya mau kakek meninggal?" tanya mama terkesan mengancam.
"Kath tidak mau kakek kenapa - napa ma," jawabku pelan.
"Nah, jangan sampai kakek mendengar penolakan kamu ini. Mama tunggu jawaban kamu besok," mama meninggalkan yang masih bimbang antara menerima dan menolak.
Jika aku menolak.. Kakek akan kenapa - kenapa dan aku akan sangat menyesal. Jika aku menerima.. Aku harus memutuskan Alex yang sangat aku cintai.
Aku memutuskan masuk ke dalam kamar untuk memikirkan kembali keputusanku.
Dan ya.. Aku masih bingung bagaimana keputusan sampai saat ini.
Aku sangat stres!
Bukan karena apa, tapi karena aku masih pusing bagaimana caranya mengatakan pada Alex. Dia sangat keras kepala.
Aku sudah tidak tahu lagi. Aku kembali merenung untuk sekian kalinya.
Don't forget to vote, comment, and share to your friends. Hope you enjoy and like it. I'll see ya on my next part! Love ya💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 20
RomanceTHIS WORK PROTECTED UNDER THE COPYRIGHT LAWS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (UU HAK CIPTA RI NO 19 TAHUN 2002) DON'T COPY MY WORK. IF YOU COPY MY WORK, YOU WILL GET A KARMA. ALL OF THIS WORK JUST FICTION. NAME, WORLD, AND PROPERTY ON THIS STORY JUST F...