PROLOG 1.2 : Jeremy Deven Lavoiser

275 24 2
                                    

Aku Jeremy Deven Lavoiser, Direktur utama Deven Company. Umurku masih sembilan belas tahun namun aku sudah menyelesaikan S2 ku dengan nilai yang bisa dibilang lumayan.

Kalian pasti bingung kenapa umurku masih sangat muda dan aku sudah mendapatkan gelar S2 ku dengan cepat.

Sewaktu SD, aku langsung loncat kelas sebanyak dua kali dan saat SMP aku loncat kelas satu kali.

Aku juga punya dua orang adik, laki - laki dan perempuan.

Keanu Blade Lavoiser dan Feyvel Agave Lavoiser. Mereka berdua hanya berbeda satu dan dua tahun denganku.

Aku biasanya di panggil dengan para wanita dengan sebutan ice prince. Aku tidak tahu kenapa mereka memanggilku seperti itu. Mungkin karena aku selalu diam dan memasang wajah dinginku pada banyak sekali wanita dan berusaha menolak mereka dengan baik - baik.

Aku hanya mencintaimu satu wanita saja dan tidak akan pernah berubah. Kalian pasti akan bertanya siapa wanita itu? Aku tidak bisa mengatakannya sekarang.

Aku ingat saat papi mengatakan aku akan dijodohkan dengan teman adikku sendiri. Aku kaget? Tidak, aku biasa saja.

Flashback

"Deven.. Kamu di panggil papi di ruangannya," ucap mami padaku.

Aku menatap mami dan mengangguk. Aku menutup buku bacaanku, kemudian berjalan ke arah ruangan papi berdiam diri.

Tok.. Tok.. Tok..

Ku layangkan tiga kali ketukkan pada pintu mahogany cokelat.

"Masuk," ucap papi dengan suara tegas.

Aku membuka pintu dan segera masuk ke dalam ruangan papi.

"Ada apa papi panggil Deven?" tanyaku. Aku duduk di depan papi. Menatapnya serius.

"Kamu akan papi jodohkan dengan teman Fey.." ucap papi tanpa melepaskan pandangannya daei berkas di hadapannya.

"Hah?" aku membuka mulutku tak percaya. "Papa mabuk?" tanyaku.

"Enak saja! Papi sehat dan papi sudah tidak pernah lagi mabuk. Ini amanat mendiang kakek," ucap papi kesal. Ia berhenti menatap berkasnya dan menatapku garang.

"Pi.. Aku tidak berminat. Papi tahu kan kalau aku hanya mencintai satu perempuan saja," ucapku datar.

"Kamu ingat teman Fey si Kath?" tanya papi.

Aku mengangguk. "Inget kok pi," ucapku.

"Nah dia yang bakalan papi jodohkan dengan kamu!" ucap papi senang.

"Oalah.." aku hanya mengangguk saja.

Aku teringat satu hal. "Pi.. Kath punya pacar, dia tidak akan mau menerima perjodohan ini," ucapku pelan.

"Kamu tahu, mamanya sudah menyiapkan sesuatu agar Kath menerimanya. Percaya saja pada kami," papi tersenyum misterius.

"Enggak tahu deh pi. Kepala Deven pusing. Deven masuk kamar dulu ya," ucapku kemudian di angguki papi.

Bahkan aku masih tidak percaya akan hal gila ini. Hal yang di luar akal sehatku.

Don't forget to vote, comment, and share to your friends. Hope you enjoy and like it! I'll see ya on my next part. Love ya💖

Under 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang