"Besok ulang tahun gue," ucap Agla.
"Lah terus kenapa dah?" tanya Caliel.
"Gue besok mau ngadain ultah gue di private club gitu," ucap Agla lagi.
Aku hanya sibuk mendengarkan sambil menyeruput moccacino pesananku.
"Lo gila apa? club enggak baik buat dua cewek ini," ucap Aldo.
Ya, di antara kami berlima, otaknya yang masih waras aku, Aldo, dan Fefe. Agla dan Caliel jangan ditanya, mereka berdua sudah sinting.
"Lo gimana Kath? Bisa ngga?" tanya Agla.
"Gue engga tau," jawabku jujur.
"Kalo Bebe enggak ikut, gue juga enggak ikut." ucap Fefe.
"Kalo enggak ada kalian berdua kan enggak seru," ucap Agla lesu.
"Hei yang.." tiba - tiba ada yang duduk di sebelahku dan mengacak rambutku pelan.
"Hmm.." aku tersenyum tipis.
"Nanti aku enggak bisa anterin kamu pulang ya. Maaf banget.. Jadwal latihan basket bertambah," ucap Alex.
"Jadwal latihan basket apa lo selingkuh.." ucap Agla. Nada bicaranya terdengar sangat tidak enak.
Agla dan Alex adalah dua orang yang tidak bisa di pertemukan secara langsung. Ya begini jadinya nanti.
"Diem aja lo sialan!" bentak Alex.
Aku terkejut. Alex tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan ia tidak berani mengumpat di depanku.
"Nah kan Kath.. Ketahuan busuknya,. Dasar muka dua lo," Agla tersenyum sinis.
Alex langsung menggenggam tanganku dan menatapku penuh penyesalan. "Yang.. Aku enggak bemaksud.." belum selesai dia bicara, aku sudah menyelanya.
"Sudahlah Lex.. Kembali saja ke lapangan basket. Aku sedang pusing sekarang," ucapku lagi.
"Yang.. Aku minta maaf.."
"Sudahlah Lex, pergi saja. Bebe sedang pusing," ucap Fefe yang sepertinya tahu aku sedang malas bertemu dengannya.
"Yang.. Maafin aku ya. Aku bakalan pergi kok," dia berdiri. "Kamu harus maafin aku,"
"Iya sudah aku maafin.. Pergi sana," usirku.
"Hati - hati ya pulangnya.." dia mengusap puncak kepalaku lembut.
"Hmm.." aku hanya berdehem saja.
Dia beranjak pergi dari hadapanku dan teman - temanku.
"Dia kok akhir - akhir ini sering enggak bisa anter lo sih Kath?" tanya Agla curiga.
"Iya tuh.. Gue semakin enggak suka lo pacaran sama dia," ucap Caliel.
"Sudahlah biarin. Toh dia ada pertandingan basket juga," ucapku berusaha menepis pikiran buruk sahabatku.
"Hah? Lo enggak tahu?" tanya Aldo.
"Tahu apa?" tanyaku bingung.
"Pertandingan basket sudah selesai kemarin dan sekolah kita enggak berhasil masuk final," ucap Aldo.
Aldo ini adalah ketua OSIS di sekolah kami. Tidak heran jika dia tahu segalanya tentang jadwal pertandingan sekolah.
"Nah.. Apa gue bilang.." ucap Agla. Ia menghabiskan jeruk panasnya.
"Masa sih yang sudah selesai kemarin?" tanya Fefe berusaha menepis pikiran buruk Agla kampret.
"Sudah kok. Kemarin aku disuruh dateng sama kepala sekolah dan sekolah kita beda tiga point dengan sekolah lawan," ucap Aldo meng-iyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 20
RomanceTHIS WORK PROTECTED UNDER THE COPYRIGHT LAWS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (UU HAK CIPTA RI NO 19 TAHUN 2002) DON'T COPY MY WORK. IF YOU COPY MY WORK, YOU WILL GET A KARMA. ALL OF THIS WORK JUST FICTION. NAME, WORLD, AND PROPERTY ON THIS STORY JUST F...