Bagian 6.1 : Fitting and Dating

202 23 1
                                    

"Kath.. Deven sudah dibawah.." teriakan mama terdengar dari balik pintu kamarku.

"Iya ma.. Kath enggak tuli kok," jawabku. Aku mengikat rambutku asal dan memakai flat shoes ku.

Aku membuka pintu kamarku dan menemukan mama yang berdiri di depan pintuku dengan celemek yang masih melekat ditubuh mama.

"Kamu kok cuma pake kemeja kuno aja sih? Rambutnya juga enggak di tata dulu," omel mama.

"Mau ngapain memangnya ma? Kan cuma fitting sama cari cincin aja kan?" aku bertanya balik.

"Ya yang cantik dong. Gimana kalau Deven tertarik sama wanita lain yang lebih cantik?" tanya mama.

"Ya biarin lah. Jadi perjodohan ini batal," aku mengangkat bahu cuek.

"Mama enggak mau tahu Kath. Ganti bajumu sekarang atau kalian menikah besok!" ucap mama dengan nada tak ingin di bantah.

"Iya Kath ganti.." aku masuk ke dalam kamar dengan menggerutu.

Aku mengambil hoodie pink pucat, high rise jeans, dan sneakers putih ku. Mengganti pakaianku dengan cepat, aku membenarkan ikatan rambutku agar lebih rapih, memakai moisturizer dan sunblock di wajahku, dan aku juga menambahkan sedikit lip gloss di bibirku. Meraih tas selempangku.

"Sudahkan ma?" tanyaku ketika aku keluar dari kamarku.

"Nah gini kan cantik.." mama tersenyum bahagia. Aku hanya menghela nafas. "Nah ayo turun.." mama menarikku.

"Maaf ya kak bikin kak Jeje nunggu lama.." ucapku ketika sampai di hadapan kak Jeje.

Kak Jeje mendongak. Oh Tuhan! Kenapa aku baru menyadari jika kak Jeje sangat tampan?! Rahangnya yang tegas, hidungnya yang mancung bak perosotan anak tk, dan matanya yang sangat mengintimidasi.

"Sadar Kath!" mama mengguncang lenganku keras tapi tidak sakit.

"Ah iya... Kath masih sadar kok," ucapku. "Apaan sih ma.." kataku pada mama kesal.

"Hahahaha.. Kamu kaya ketahuan habis nyuri uang mama aja," mama malah tertawa. Untung mama sendiri. Kalau bukan.. sudah ku jitak kepalanya.

"Berisik ma.." gerutu kesal.

"Jadi enggak nih Kath?" tanya kak Jeje. Senyuman terlukis di wajahnya yang tampan.

"Jadi kok kak.. Mama nih berisik,"

"Sekarang?" tanya kak Jeje.

"Kalau mau pernikahannya jadi tahun depan sih Kath enggak apa ya kak.." jawabku tenang.

"Ayo berangkat.." kak Jeje bangkit berdiri dari kursi singgasana nya.

"Kath berangkat dulu ya ma.." pamitku.

"Iya. Hati - hati kalian.." ucap mama.

"Ma.. Deven berangkat dulu ya," pamit kak Jeje.

"Hati - hati ya bawa mobilnya,"

"Iya ma.." aku dan kak Jeje menjawab bersamaan.

"Ayo Kath.." kak Jeje menggandeng tanganku keluar rumah. Kak Jeje membukakan pintu mobil untukku. "Masuklah Kath.." perintahnya.

Aku segera masuk. Kak Jeje juga segera menyusulku. Kak Jeje kemudian menjalankan mobil meninggalkan halaman rumah.

Selama di mobil tidak ada yang membuka suara. Hanya suara radio yang terdengar.

Mobil berhenti di depan butik. Aku membaca papan nama yang tertulis besar - besar. Yasmine & Chloe. Lah, itu kan butiknya tante Yasmine sama sepupunya. Oh tidak! Pasti ada anak tante Yasmine yang berisik itu!

Under 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang