Bagian 2.2 : Party vs Kak Jeje

211 19 2
                                    

Aku masih memikirkan kata - kata yang di ucapkan oleh Agla. Kak Jeje kesini? Mau jemput Fefe?

"Sebelum lo dijemput, gimana kalau kita main game?" ucap Caliel.

"Game apa?" tanyaku penasaran.

"ToD," Caliel sangat antusias menjawabnya.

"Ayo.."

"Kalau lo enggak mau jawab truth, berarti lo harus minum setengah gelas. Gimana?" ucapan Agla langsung di setujui yang lainnya.

"Tapi gue cuma boleh minum seperempat!" ucapku langsung.

"Khusus lo seperempat," ucap Agla.

"Kalau seperempatnya dua sampai empat kali kan sama aja.." sahut Fefe.

"Enggak tahu tuh.. Bego banget," ucap Caliel. Ia meneguk minumannya. Warnanya bening seperti air putih, namun aku yakin itu adalah minuman alkohol.

"Ya sudah, khusus lo gue pesenin beer biasa aja.." ucap Agla. Aku hanya mengangguk pasrah. Percuma aku menolak, dia pasti akan memaksaku. Agla memang gila.

Entah sudah berapa kali botol itu berputar, dia selalu menunjuk arah yang salah. Setidaknya aku bisa pulang dengan selamat.

Dan.. Aku harus menarik kembali ucapanku. Botol itu berhenti tepat ke arahku.

"Lo lebih milih kak Deven atau Alex?" tanya Agla langsung. Pertanyaan macam apa ini?!

"Sialan! Ganti pertanyaan.." ucapku kesal. Bahkan aku tidak pernah mengumpat sedikit pun pada sahabatku.

"Enggak ada ganti - gantian Kath. Jawab atau lo habisin tuh seperempat beer," ucap Agla.

Aku menghela nafas dan mengambil beer itu. Rasanya aneh!

"Gila lo.."

"Lo suka sama kak Deven ya?" dan itu adalah pertanyaan ketiga dan berarti aku sudah menghabiskan tiga gelas beer - yang hanya di isi seperempat saja -.

"Gila lo.. Ini gelas ketiga gue," aku meminumnya dan kepalaku sedikit pusing, namun aku masih kuat.

Fefe sudah lemas di sebelah Aldo, dia tidak ikut permainan gila ini. Aldo adalah anak baik - baik yang berteman dengan anak setan bernama Agla dan Caliel.

"Kak Deven dateng tuh.." ucap Aldo. Ia menunjuk ke arah belakangku dengan dagunya.

Aku menoleh dan benar, kak Jeje ada disana. Jas dan kemeja sangat serasi jika ia yang memakainya. Sangat tampan!

Aku meneguk air mineral sebanyak - banyaknya - untuk mengurangi rasa pusingku. "Gila.. Disini banyak botol beer. Gila lo Gla.." omelku.

"Hai kak!" sapa Aldo.

Entah apa tanggapan wajah kak Jeje. Aku hanya membereskan meja dari botol.

"Fey nanti antar ke rumah ya Do. Tolong.." ucap kak Jeje.

Terus dia kesini mau ngapain? Ikutan minum?

"Kath.. Ayo pulang," ucap kak Jeje dingin.

"Tapi kak.." ucapanku langsung di potong.

"Kakak bilang pulang ya pulang Kath," ucapnya tegas. Suaranya terdengar sangat dingin.

"Pulang aja Kath. Biar Fey gue anterin pulang," ucap Aldo yang mengerti suasana.

Aku mengangguk kemudian berdiri. Kepalaku masih sedikit pusing. Kak Jeje menarik tanganku dan membuatku sedikit terseret.

"Kak Jeje.. Tangan Kath sakit.." ucapku. Aku berusaha menarik tanganku, namun gagal.

Under 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang