Bab 13:A Little Thing

432 64 4
                                    

Saat Jonghyun memasuki kamar Sungmin, adiknya itu sudah terlihat cantik dengan baju bagus dan make up natural yang terpulas tipis.

Demi Tuhan, sekalipun ia sudah melihat wajah itu puluhan hingga ratusan kali, tapi ia tak bisa memungkiri bahwa kadar kecantikan putri Hanguk tersebut sungguh tak menurun sedikipun.

Semakin dilihat, setiap harinya Sungmin makin terlihat cantik. Seandainya ia bukan kakaknya, mungkin–astaga, berpikir apa ia ini, Jonghyun merutuki pikiran aneh yang sekilas muncul hampir membutakan akal sehatnya.

Sungmin tersenyum menyadari kehadiran Jonghyun, ia menyuruh para staff yang masih ada di sekitarnya untuk keluar agar lebih leluasa mengobrol dengan sang kakak.

Mata Jonghyun melirik sekilas pada para staff kerajaan yang membungkuk–menyapanya dengan sopan, lantas mendekati Sungmin yang duduk di depan meja rias saat pintu sudah tertutup.

Seulas senyum mengiringi badannya yang membungkuk sopan pada Sungmin. "Zǎoshang hǎo, princess." Sapanya menggoda.

"Princess?" Beo Sungmin dengan dahi yang mengkerut samar.

Jonghyun tertawa mendengar Sungmin menirukannya, karena tak biasa mengucapkan huruf 'r' karena pada bahasa mandarin huruf tersebut dibaca lembut dan tanpa tekanan, jadi terdengar aneh ditelinga Jonghyun.

"Sepertinya kau juga butuh belajar bahasa inggris." Ujar Jonghyun setelah ia berhenti tertawa. Ia melihat Sungmin yang sedang memandangnya penasaran. "Tidak masalah. Aku tidak sedang mengejekmu. Princess sama artinya dengan gōngzhǔ." Lanjut Jonghyun memberi pengertian.

Kepala Sungmin mengangguk-angguk. Kemudian kembali memandang Jonghyun dengan tatapan polos. "Bahasa itu terdengar sulit, aku tidak mau mencobanya."

"Tapi kau akan membutuhkannya juga. Kau tahu, itu bahasa yang digunakan banyak orang di dunia ini."

Sungmin masih tidak percaya dengan perkataan Jonghyun. "Benarkah?"

"Hmm."

"Baiklah. Tapi setalah bahasa hanguk (korea) ku selesai."

Jonghyun mengangguk sepakat. Kemudian bersandar pada meja rias, dengan sedikit duduk di meja tersebut.

Tangannya terlipat di depan dada dan pandangan matanya berubah serius, menatap Sungmin dalam-dalam.

Selang beberapa saat Sungmin menarik tangan Jonghyun dan menggoyang-goyangkannya saat kakak keduanya itu tak kunjung membuka suara. "Zěnme le?" Tanya Sungmin dengan suara lirih, tak lupa bibirnya mengulas sebuah senyum tulus.

Jonghyun tidak lantas menjawab, dan Sungmin dapat melihat mata Jonghyun seperti memancarkan keraguan dan sedikit ketakutan. Ribuan tahun ia hidup dan bertemu banyak orang membuat Sungmin begitu mudah untuk mambaca ekspresi seseorang.

Seperti sekarang, walau sekilas Jonghyun seperti bersikap santai, tapi sebenarnya Jonghyun sedang ingin bersikap serius padanya. Hanya saja pria itu tidak tahu bagaimana memulainya.

Begitulah yang kira-kira Sungmin dapat baca, seandainya tidak masalah ia melepas cincin yang melingkari jari manis tangan kanannya, mungkin ia bisa membaca lebih detail ke dalam pikiran Jonghyun. Seperti apa yang pria itu katakan dalam batin.

"Katakan saja apa yang Sān gē ingin katakan."

Jonghyun menarik napas pelan sebelum bicara. "Seberapa dekat kau dengan putra menteri Choi, hm?" Tanya sang pangeran ketiga dengan lembut.

"Maksud Sān gē, Choi Siwon?"

Sebagai jawaban Jonghyun hanya mengedipkan sekali matanya.

Mendengar nama seorang pria keluar dari mulut sang adik, membuatnya tak senang hati.

(IM)MORTAL-KyuMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang