Bab 18

562 77 20
                                    

Sebelumnya Yoo mau terima kasih sama readers yang masih stay dan ngikutin (IM)MORTAL. Dan maaf kalau di bab ini kalian meresa babnya kyk kadang cepet kadang kelewat woles.

⁜⁜⁕⁕⁜⁜⁜⁕⁕⁜⁜⁜⁕⁕⁜⁜⁜⁕⁕⁜⁜
The Moments
⁜⁜⁕⁕⁜⁜⁜⁕⁕⁜⁜⁜⁕⁕⁜⁜⁜⁕⁕⁜⁜

Sesuai rencana yang di susun semalam, Kahi benar-benar membuat Kyuhyun sibuk setelah selesai makan siang. Wanita yang belakangan ini selalu terlibat adu cekcok dengan Changmin itu terhitung sudah hampir 4 jam memenjara sang putra mahkota di ruang kerjanya (Kyuhyun memiliki ruang kerja sendiri di villa tersebut), memberondong dengan banyak pertanyaan, Kahi bahkan bertindak seolah dia benar-benar butuh saran dari Kyuhyun.

Sementara Kyuhyun juga tidak keberatan karena hari ini weekends, jadi ia tak banyak pekerjaan dan memang berencana untuk santai saja menyelesaikan pekerjaannya sebelum besok berpulang kembali ke Hanguk.

Kyuhyun suka wanita yang feminim, tapi lebih suka lagi pada wanita yang serius dalam pekerjaannya. Tidak hanya tahu menghabiskan uang saja dengan shopping dan salon. Tapi tahu bagaimana menghasilkan uang juga dengan otak.

Kahi? Kyuhyun akui, Kahi begitu tekun mengerjakan pekerjaannya, tapi bukan berarti ia menyukai Kahi. Bahkan ia tak merasa apapun pada wanita itu sekalipun saat mereka dekat seperti ini.

Menurutnya Kahi lebih cocok dengan adiknya, Changmin, usia keduanya tak terpaut begitu jauh, hanya 4 tahun. Namun sayangnya Changmin dan Kahi tak bisa diakurkan. Selalu berdebat dalam banyak hal,termasuk hal-hal kecil yang sebenarnya bisa dihiraukan,  jika saja ia tak turun tangan, meetings mereka tak akan kunjung menemui penyelesaian.

Selagi Kahi sibuk dengan menyibukkan Kyuhyun. Sungmin sedang berusaha keras meluluhkan hati Changmin.

Seperti yang sedang terjadi, Changmin nampak memijat keningnya  yang terasa pusing mendengar celoteh Sungmin sepanjang 1 jam terakhir. Bahkan ia sudah tak berminat memberi argumen lagi sekarang. Ini pertama kalinya bagi Changmin  menginginkan Sungmin diam, tidak  cerewet seperti sekarang.

Walaupun sejak semalam ia sudah menyiapkan mental untuk melawan Sungmin,  namun nampaknya Sungmin benar-benar berniat membuatnya memaafkan Seungyeon.

Changmin tak habis pikir,  sebenarnya apa yang sudah Seungyeon  lakukan sampai bisa membuat Sungmin seniat ini mau memaafkan Seungyeon.  Mungkinkah di masa lalu gadis itu sudah menjadi pahlawan bagi Sungmin?

Tapi Changmin tetap pada pendiriannya bahkan kini rasa bencinya semakin memuncak saja pada Seungyeon.

"Èr Gē sudah katakan. Èr Gē tetap tak akan memaafkan wanita itu." Kata Changmin dengan tegas untuk yang kesekian kalinya mengatakan kebulatan putusan yang ia miliki dalam hatinya.

"Wanita itu?" Desis Sungmin tak senang dengan mata melotot lebar. Nampak lucu jika saja gadis itu tak mengumpat setelahnya. "Kau dungu ya? Sudah ku katakan namanya adalah Seungyeon!" Sentak Sungmin agar Changmin memanggil nama sahabatnya, Seungyeon dengan benar.

Astaga! Demi Tuhan! Jika saja sosok di hadapannya ini bukan Sungmin, sudah ia hajar siapapun yang mengumpat padanya. Oh tidak!  Bahkan yang melototkan mata padanya, menaikkan suara saat bicara padanya, dan menunjuk dengan jari telunjuk yang terulur tak sopan padanya.

Sungmin sudah melakukan semua itu sejak tadi. Changmin makin naik pitam, adik perempuannya tersebut sudah menguras habis kesabarannya.

Brukk

"Hahh....." Suara helaan napas yang keluar kasar dari mulut menyertai terhempasnya tubuh jangkung Changmin ke sofa. Changmin bersandar sepenuhnya ke punggung sofa dan memejamkan matanya, mencoba rileks agar pikirannya bisa tenang.

(IM)MORTAL-KyuMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang