V.I

713 51 9
                                    

Kyla terus berjalan menjauh tanpa memperdulikan kemarahan Melvin. Kyla sama sekali tidak merasa menyesal karena telah menampar Melvin. Kyla merasa Melvin pantas mendapat tamparan itu.

Ini adalah kepertama kalinya Kyla membuat perlawanan seperti ini. Mungkin dulu Kyla masih bisa memaklumi dan selalu mengalah pada mereka karena Kyla berpikir mereka pasti belum terbiasa dengan keberadaan Kyla.

Tapi demi Tuhan. Sekali lagi, Kyla sudah seatap dengan mereka kurang lebih 3 tahun lamanya dan mereka masih tidak bisa menerima Kyla. Yang membuat Kyla lebih frustasi adalah sampai detik ini ia tidak mengetahui alasan saudara-saudaranya itu membencinya.

***

Kini Kyla sudah berada di luar rumah sakit atau lebih tepatnya sekarang ia sedang berada di pinggir jalan. Kyla berdiri diam. Ia mulai memperhatikan sekitarnya.

Ekspresi Kyla yang tadinya terlihat frustasi seketika berubah menjadi kebinggungan. Kemudian ia mulai menggigit bibir bawahnya yang masih pucat.

“Kenapa aku harus menyedihkan seperti ini?” Gumam Kyla sambil mengacak rambut nya yang tergerai tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang berlalu lalang di sekitarnya itu melihat tingkahnya dan menganggap dirinya gila.

Tak lama, mata Kyla tertuju pada ponsel yang dari tadi berada di genggamannya. Kyla menatap layar ponselnya.

9.34 pm.

Kyla menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat jam yang tertera di layar ponselnya. “Aku harus mencari bantuan.”

Jemari Kyla langsung menggeser-geserkan layar ponselnya. Kini ia menatap nama-nama kontak yang tersimpan di ponselnya. Hanya terdapat 3 kontak.

Aleyna

Daddy

Mike

"Aleyna?" Kyla menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin temannya itu bisa menjemputnya. Kyla yakin sekali Ryna pasti tidak akan pernah memberi Aleyna keluar dari mansion. Dan lagi pula jarak mansion ke sini cukup jauh.

"Daddy? Skip." Jika Kyla menelfon Daddy nya itu sama saja dengan mengadukan perlakuan para saudaranya itu ke Daddy nya.

Kyla tidak terlahir untuk menjadi pengadu seperti itu. Lagi pula Daddy nya sedang berada di Australia.

"Mike? Jika aku menghubunginya, maka akan terlihat sangat tidak tahu diri. Ah kenapa hidupku sesulit seperti ini?!" Kyla menghentakkan kakinya dengan kesal.

Sekarang hanya ada satu kontak terakhir yang ada di ponselnya. Yang lebih tepatnya nomor yang belum sempat ia simpan ke kontak ponselnya.

Kyla kembali membuka pesan yang Kyla yakin pengirimnya adalah Daniel. Kemudian Kyla langsung menyimpan nomor Daniel. Kini kontak di ponselnya sudah bertambah satu menjadi 4.

Aleyna

Daddy

Mike

Si Bastard Daniel

Kyla tampak sedang berpikir.

“Bagaimana kalau aku menghubunginya?”

“Tapi tadi dia bilang tidak bisa.”

"Tapi aku kan bisa tunggu sampai dia siap dengan urusannya? Ah sebaiknya tidak.” Kyla langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Pasti dia akan terus bilang aku merepotkannya." Akhirnya Kyla memilih mencari cara lain untuk kembali ke mansion dari pada harus menghubungi nomor kontak yang ia beri nama 'si bastard Daniel'.

Story About KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang