Setelah selesai berbicara dengan Lucas, Callie langsung berjalan menuju basement dengan tujuan mengambil mobilnya. Kemudian Callie langsung mengendarai mobilnya keluar basement. Ketika Callie baru saja akan keluar dari gerbang keluar mansion, Callie melihat mobil Melvin baru memasuki gerbang masuk.
Dengan cepat, Callie langsung memutar mobilnya kembali masuk ke dalam. Dan membatalkan niat yang tadinya ingin keluar untuk bersenang-senang.
Tinnn!
Callie langsung membunyikan klakson saat matanya melihat Melvin di basement yang baru saja akan melangkah masuk ke dalam mansion. Melvin langsung berbalik dan mendapat Callie yang sedang berlari kecil ke arahnya.
“Kenapa?” Tanya Melvin sambil merapikan rambut Callie yang sedikit berantakan.
“Tadi Ferro mengantar Kyla pulang.” Jawab Callie dan Melvin langsung menghentikan gerakan tangannya di rambut Callie.
“Ferro Castillo?” Melvin bertanya dengan maksud untuk memastikan bahwa Callie tidak salah menyebut nama.
“Iya Ferro Castillo.” Callie menjawab Melvin dengan tatapan meyakinkannya.
“Aku tadi melihat mereka ketika aku baru keluar dari lift. Lalu-"
“Kita bicara didalam.” Melvin memotong ucapan Callie.
“Dikamar mu saja.” Usul Callie dan kemudian langsung memeluk lengan kanan Melvin dan sama-sama berjalan masuk ke dalam menuju kamar Melvin.
“Lalu, aku melihat Ferro menggendong Kyla yang sedang pingsan. Pipi kiri Kyla juga memerah. Tidak tahu di tampar siapa.” Callie langsung mulai bercerita ke Melvin saat mereka sampai di kamar Melvin. Sedangkan Melvin, ia hanya diam fokus mendengar cerita Callie.
“Yang kau tidak akan percaya adalah Ferro dan Kyla sama-sama basah kuyup. Lalu Ferro telanjang dada dan Kyla memakai jas Ferro. Aku yakin pasti Kyla sudah menggoda Ferro.” Cerita Callie yang tak lupa menambah sedikit bumbu agar Melvin semakin membenci Kyla.
“Jalang itu juga sudah berani melawanku.” Ujar Melvin sambil mengingkat kejadian di rumah sakit.
“Kapan?” Callie bertanya dengan ekspresi penasarannya.
“Tadi Axell memintaku untuk menjemputnya di rumah sakit.” Melvin mulai bercerita. Dan Callie yang sejak tadi duduk di sofa kamar Melvin mulai fokus mendengar ceritanya.
“Ketika tiba di sana, aku berubah pikiran. Aku mengatainya dan kemudian dia menamparku.” Lanjut Melvin kemudian tersenyum sinis membayangkan Kyla yang sudah berani menamparnya itu.
Mendengar itu, Callie langsung duduk lebih dekat dengan Melvin yang memang hanya duduk bersebelahan dengannya. Lalu Callie langsung memeriksa pipi kanan dan kiri Melvin.
“Jalang sialan. Beraninya dia menamparmu.” Geram Callie saat mendapati pipi sebelah kiri Melvin yang samar-samar terlihat bekas merah.
“Aku tak akan membiarkannya.” Ujar Callie sambil mengepalkan kedua tangannya.
Callie langsung beranjak dari sofa dan melangkah keluar dari kamar Melvin. Melvin menyadari Callie yang sudah pasti akan mencari Kyla itu pun langsung menyusul Callie.
“Callie!” Melvin memanggil Callie tetapi Callie tidak menghiraukan panggilannya dan bahkan Callie menambah kecepatan berjalannya menuju ke kamar Kyla.
Callie tak butuh waktu yang lama untuk menuju kamar Kyla. Karena jarak kamar Melvin termasuk dekat dengan kamar Kyla.
Callie langsung membuka pintu kamar Kyla yang kebetulan tidak di kunci dan langsung berjalan masuk ke dalam.
“No-nona Callie.” Panggil Aleyna dengan terbata-bata karena terkejut dengan Callie yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Kyla.
“Apa yang kau lakukan disini?!” Callie bertanya pada Aleyna dengan nada membentak.
“I-itu.. Ng.. Say-“
“KELUAR!” Potong Callie dengan suara yang naik beberapa oktaf saat Aleyna sedang berusaha menjelaskan.
“Tuan Melvin.” Panggil Aleyna ketika melihat Melvin yang berjalan masuk dan kemudian ia menundukkan kepalanya.
“Percuma, Callie. Dia tidak sadarkan diri.” Ujar Melvin sambil menatap sinis Kyla yang sedang terbaring di ranjang.
“Akan sangat seru jika kita memberinya pelajaran saat dia sadar nanti.” Tambah Melvin.
“Tidak, Melvin! Dia pasti pura-pura pingsan!” Ucap Callie dan langsung menarik selimut yang menyelimuti tubuh Kyla.
“Nona Callie, Jangan!” Aleyna dengan refleks meneriaki Callie.
Callie yang akan menjambak rambut Kyla itu langsung berhenti karena teriakan Aleyna.
“Kau berani melawanku?” Tanya Callie sambil menatap Aleyna dengan tatapan tajam.
“Saya tidak bermak-“
“Bukankah tadi aku sudah menyuruhmu keluar?” Callie kembali memotong ucapan Aleyna.
Aleyna ragu. Ia di perintah Ferro untuk menjaga Kyla. Dan sekarang, Callie menyuruh nya untuk keluar. Di sisi lain, Aleyna juga ingin melindungi Kyla dari bahayanya Callie.
“Maaf Nona. Tapi Tuan Ferro memerintah saya untuk menjaganya.” Aleyna menjawab Callie setelah ia berhasil menggumpulkan keberaniannya.
“APA DI RUMAH INI MAJIKAN MU HANYA FERRO SAJA?” Callie bertanya dengan berteriak yang mungkin saja suaranya bisa terdengar sampai di luar mansion.
“Enough, Callie!” Bentak Ferro sambil menatap Callie dengan tajam.
Callie yang baru saja mengangkat tangannya bermaksud untuk menampar Aleyna itu pun terhenti karena bentakan Ferro. Callie langsung menurunkan tangannya dan balik menatap Ferro sinis.
Seorang Ferro yang tak dekat dengan Callie. Seorang Ferro yang tak pernah mencampuri urusan Callie. Seorang Ferro yang bahkan tak mempedulikan Callie, malam ini membentak Callie. Dan malam ini juga, adalah kali pertama Callie mendapat bentakan dari seseorang. Dan orang yang membentaknya itu sudah jelas, Ferro. Ferro Castillo.
***
🍑🍑🍑