XI

659 47 24
                                    

“Jadi, kita akan memulainya dari mana?” Tanya Vegard saat ia dan delapan anak nya sudah berkumpul di ruang kerjanya.

Tidak ada satupun dari delapan anaknya yang menjawab pertanyaan Vegard. Hal itu cukup membuat Vegard kesal. “Apa kalian semua mulai mengikuti kepribadian The Three of Refrigerators?” Tanya Vegard sambil menatap The Three of Refrigerators yang terdiri dari Axell, Ferro dan Daniel. Kepribadian Vegard sangat bertentangan dengan mereka.

“Percayalah dengan ku, itu tidak keren sama sekali. Lama-lama aku terlihat seperti menampung anak-anak tunarungu dan tunawicara.” Lanjut Vegard.

“Kalian itu harus seperti ku yang penuh ekspresi. Itulah kenapa aku terlihat seperti seumuran dengan kalian.” Tambah nya kemudian.

“Aku rasa narsistik Daddy semakin parah seiring berjalannya waktu.” Ujar Dave yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Vegard.

“Kau anak paling kurang ajar yang pernah aku besarkan.” Balas Vegard dengan nada kecewa yang di buat-buat.

“Sia-sia aku membesarkanmu.” Timpal Jevan dengan meniru suara Vegard. Kemudian ia tertawa sendiri karena merasa lucu. Padahal menurut yang lain biasa saja.

“Kau juga sama.” Ujaran Vegard berhasil membuat tawa Jevan berhenti.

“Jika tidak ada yang ingin memulai duluan, kita mulai dari yang tertua.” Ucap Vegard kemudian menatap Axell.

“Tidak ada yang ingin aku bahas.” Vegard langsung menggelengkan kepalanya. “Tapi ada yang ingin aku bahas dengan mu.”

Axell mengerutkan alisnya. “Ini tentang Mira.” Ujar Vegard.

“Jangan mencampuri hubungan aku dengan Mira, Dad.” Jawab Axell dengan malas.

“Apa kau sudah yakin dengan pilihanmu?” Tanya Vegard dengan tatapan seriusnya.

“Tentu saja, Dad. Seorang Axell tidak mungkin membawa sembarangan wanita untuk tinggal bersama nya jika ia tidak yakin.” Timpal Melvin dengan santai.

“Kenapa bertanya seperti itu?” Axell bertanya pada Vegard yang kini terlihat sedang duduk di atas kursi kebesarannya itu.

“Aku ingin punya cucu.” Jawab Vegard dengan semangat dan berhasil membuat delapan anak nya terkejut bukan main.

“Kau harus menikah secepatnya, Axell. Beberapa kolega ku sudah ada yang menimang cucu. Lama-lama aku menjadi iri dengan mereka.” Lanjut Vegard sambil menunjukkan wajah iri nya.

“Yang paling penting adalah, aku ingin suasana rumah kembali ramai dan di penuhi dengan suara-suara anak kecil. Mansion ini menjadi hampa ketika kalian sudah beranjak dewasa.” Tambah Vegard kemudian memasang wajah sedih yang di buat-buat.

Setelah Vegard selesai bicara, ia kembali tidak mendapat jawaban. Suasana di ruang kerja nya hening. “Hello? Apakah ada orang disana?” Ujar Vegard dengan gemas.

“Aku benci dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan anak kecil.” Ucap Axell dengan datar.

“Apa itu artinya kau tidak ingin memiliki keturunan, Axell?” Tatapan Vegard berubah menjadi Tajam.

“Kurasa ucapan ku tadi sudah cukup jelas, Dad.” Balas Axell tanpa takut dengan tatapan tajam dari Vegard.

“Apa hanya Axell yang berpikiran seperti itu?” Vegard bertanya pada anak nya lain.

“Yang jelas aku tidak, Dad. Walaupun aku ada mengecewakan mu tapi jika tentang permintaan cucu, aku tidak akan mengecewakan. aku siap buatkan cucu yang lucu-lucu untuk Daddy sebanyak-banyaknya. Jika perlu hingga sperma ku habis.” Jawab Jevan dengan semangat sambil tersenyum bangga.

Story About KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang