Ferro dan Daniel memutuskan untuk berbicara dikamar Daniel yang letaknya hanya disebelah kamar Kyla.
"Jadi, kau yang membawanya pulang?" Tanya Daniel pada Ferro yang sedang duduk di sofa kamar Daniel. Sedangkan Daniel, pria itu sibuk melepaskan kancing kemeja putihnya. Setelah itu ia melepaskan kemeja yang melekat di tubuhnya itu.
Ferro tidak menjawab pertanyaan Daniel. Ferro memilih menunggu Daniel selesai dengan kegiatannya. Ferro bukanlah tipe pria yang suka berbicara dengan lawan bicara nya yang sibuk dengan kegiatannya. Beruntung orang itu adalah saudaranya sendiri. Jika bukan, maka sudah dipastikan satu peluru akan bersarang dikepala Daniel.
Daniel melirik Ferro yang tidak kunjung menjawabnya dan Daniel langsung mengerti. "Aku akan membersihkan diri dulu. 15 menit" Mendengar perkataan Daniel, Ferro hanya menganggukkan kepalanya sekilas.
Dan satu menit sebelum menit ke lima belas, Daniel sudah melangkah keluar dari kamar mandi dengan kondisi rambutnya yang basah dan handuk yang melingkar di pinggangnya.
Daniel melirik sekilas Ferro yang sedang meneguk sekaleng beer yang ia ambil di kulkas kamar Daniel saat Daniel sedang mandi. Daniel langsung berjalan menuju walk in closet nya untuk memilih baju yang nyaman di pakai. Setelah sudah selesai, Daniel langsung melangkah menuju kulkas untuk mengambil beberapa kaleng beer sebelum berjalan ke sofa dimana Ferro berada.
Daniel meletakkan beer yang ia ambil ke atas meja dekat sofa sebelum duduk di sofa yang letaknya berseberangan dengan Ferro.
"Aku tidak sengaja melihatnya di Brooklyn Bridge." Ferro langsung menjelaskan nya ke Daniel.
"Bagaimana bisa dia sampai kesana?" Daniel bertanya pada Ferro sambil membuka kaleng beer dan kemudian meneguknya.
"Awalnya aku tidak tahu itu Kyla." Jawab Ferro.
"Fabian yang memberi tahu ku. Kemudian aku menyuruh Fabian untuk berhenti sebentar." Jelas Ferro kemudian meneguk beer yang sejak tadi tak lepas dari genggaman tangannya. Sedangkan Daniel, ia hanya diam mendengar penjelasan dari Ferro.
"Saat aku berjalan mendekatinya, dia mencoba untuk bunuh diri dengan meloncat ke bawah." Lanjut Ferro setelah meneguk beer nya.
"Aku kira dia sangat menyayangi nyawanya." Ujar Daniel lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa.
"Tadi dia sangat berbeda dari biasanya. Dia berteriak dan memintaku untuk membunuhnya dengan sekali tembakan." Ucap Ferro membuat Daniel cukup terkejut.
"Dan hari ini dia juga berteriak padaku." Balas Daniel sambil tersenyum tipis membayangkan Kyla yang tiba-tiba berteriak padanya di rumah sakit tadi. Dan Ferro hanya diam melihat tingkah Daniel yang tidak seperti biasanya.
"Kau mulai menyukainya." Ucap Ferro dan membuat Daniel yang baru saja meneguk beer itu hampir mengeluarkannya kembali.
"Apa kau mendengar sesuatu?" Daniel tiba-tiba bertanya pada Ferro. Dan pertanyaan itu benar-benar melenceng dari topik pembicaraan mereka.
Ferro dan Daniel kompak diam. Dan suara yang di maksud Daniel kembali terdengar.
"Ah, Callie." Ujar Daniel saat menyadari suara Callie yang terdengar sampai kedalam kamarnya walau pun samar-samar.
"Sepertinya dia sedang ribut di kamar Kyla." Ucap Ferro dan langsung bangkit dari posisi duduknya.
Kemudian Ferro melangkah keluar kamar Daniel menuju kamar Kyla yang hanya bersebelahan dengan kamar Daniel di susul Daniel yang mengikuti Ferro dari belakang.
"APA DI RUMAH INI MAJIKAN MU HANYA FERRO SAJA?"
Suara Callie terdengar sangat kuat hingga dapat memekakkan gendang telinga siapapun yang berada di sekitarnya ketika Ferro dan Daniel baru saja menginjakkan kaki mereka di depan pintu kamar Kyla.
