“Good Evening Mr.Dravith.” Dokter dengan nametag Abrian Zamin itu menyapa Axell dan hanya mendapat anggukan dari Axell.
Setelah menyapa Axell, tanpa banyak bicara Dr. Abrian langsung memeriksa Kyla.
“Ms.Emery baik-baik saja. Hanya saja untuk saat ini jangan terlalu banyak bekerja dan harus memperbaiki pola makannya agar tidak memicu penyakit lambungnya.” Ujar Dr.Abrian saat selesai memeriksa Kyla.
“Kapan dia di perbolehkan pulang?” Tanya Axell tanpa basa basi.
“Malam ini juga, ia di perbolehkan pulang.” Jawab Dr.Abrian.
Dan setelah menjawab beberapa pertanyaan dari Axell, Dr.Abrian pun permisi dan keluar dari ruangan.
Kyla cukup bersyukur karena dirinya masih sehat-sehat saja.
"Apa kau tidak bisa menjaga kesehatan tubuhmu sendiri, Kyla?" Tanya Axell pada Kyla setelah kepergian dokter dan perawat tadi.
"Maaf." Jawab Kyla. "Aku hanya lupa makan karena terlalu senang mengerjakan pekerjaanku." Tambah Kyla tetapi dengan pernyataan yang tentu saja bohong.
Ayolah, siapa yang senang jika dipaksa melakukan pekerjaan yang bukan merupakan tugasnya?
"Kau sangat menikmati pekerjaanmu rupanya." Jawab Axell sambil berjalan ke arah sofa tempat yang tadi Daniel duduki.
"Jadi, kau itu tidak memiliki otak untuk kau gunakan atau memiliki otak tetapi tidak pandai kau gunakan?" Axell menanyakan pertanyaan itu pada Kyla namun tatapan matanya fokus pada layar ponselnya.
Mendengar pertanyaan dari Axell, Kyla melirik Axell dengan malas. "Jika tidak memiliki otak maka manusia tidak akan hidup Mr.Dravith. Ku rasa aku berada di pilihan kedua. Memiliki otak tapi tidak pandai ku gunakan." Jawab Kyla sekenanya.
"Kau pintar juga. Tidak sia-sia Vegard Sert mengadopsimu." Jawab Axell yang lebih seperti menyindir Kyla.
Kyla hanya memutar bola matanya dengan malas tanpa berniat untuk menjawab perkataan Axell.
Suasana ruangan kembali hening tetapi beberapa menit kemudian terdengar suara orang masuk kedalam ruangan.
Orang itu adalah Daniel.
Kyla menatap Daniel yang berjalan mendekatinya dengan datar. Kyla memperhatikan gerak geriknya tanpa mengeluarkan suara. Kyla juga menyesal karena tadi sempat berpikir bahwa Daniel akan membantunya.
"Makanlah. Jangan menyusahkan orang lain." Ujar Daniel setelah menuangkan bubur hangat yang baru ia beli di mangkuk yang di sediakan di rumah sakit.
"Aku tidak memintamu untuk membelikan makanan untukku. Kamu yang repot-repot menyusahkan diri sendiri dan akhirnya kembali menyalahkanku." Kyla tidak terima karena Daniel menuduhnya padahal ia tidak meminta pria itu untuk membelikan makanan untuknya dan bahkan tadi ia sudah berusaha mencegahnya pergi.
"Kau sudah berani melawan perkataanku?" Tanya Daniel yang lebih terdengar seperti pernyataan. Kyla baru menyadari bahwa ia jadi terlalu menganggap Daniel dengan santai hingga melupakan posisinya sendiri.
"Maaf. Aku salah." Ucap Kyla tanpa berniat memperpanjang masalah dengan Daniel.
"Sudahlah. Makan buburmu." Perintah Daniel dan Kyla langsung memakan buburnya tanpa membantah.
"Dia sudah diperbolehkan pulang malam ini juga." Ucap Axell ketika Daniel mendudukkan dirinya di samping Axell.
"Kau bisa mengantarnya?" Tanya Axell pada Daniel. Mereka kini sedang melihat Kyla yang sedang memakan buburnya dengan lahap tanpa memperdulikan tatapan dari mereka berdua.
